Juni Stories (Part 1)

134 9 0
                                    

Saat ini, Juni terlihat begitu sibuk memasak. Ia sedang memasak makanan kesukaan teman-temannya, yaitu Mie Aceh. Dia terlihat sangat terampil dalam hal memasak. Oh tidak, dia tidak hanya terampil dalam hal memasak, tapi juga dalam hal menarik hati wanita.

Ya. Wajahnya yang tampan, bahunya yang lebar, bibir tebal yang seksi, badannya yang cukup tinggi meskipun tak setinggi Remy dan Vicky, tubuhnya yang sixpack, dan tutur katanya yang sanggup membuat para gadis meleleh, dan juga kebiasaannya yang suka melakukan flying kiss itu sanggup membuat para gadis hamil di tempat. Ya, itulah kelebihan Juni. Namun, ada satu yang membuatnya begitu buruk di hadapan para wanita. Yaitu kesukaannya akan komik Hentai yang sulit sekali ia tinggalkan. Itu sebabnya para mantan pacarnya selalu memutuskannya lebih dulu.

"Bang Jun, cepetan masaknya. Gue udah laper!" teriak si Juki dari ruang keluarganya.

"Tahu nih, lama loe, Jun!" suara teriakan pun berganti menjadi suara Hassan. Juni pun mengembuskan napas panjangnya.

"Dikira masak beginian bisa cepat gitu? Dasar, bocah! Nggak sabaran banget," keluh Juni. Ia pun segera membalas teriakan teman-temannya.

"Iya-iya, sabar!" Juni berteriak. Ia pun segera menyajikan masakan yang ia buat itu ke piring-piring yang sudah ia siapkan. Segera ia memanggil teman-temannya.

"Udah selesai nih, keburu dingin lho!" Juni kembali berteriak. Tidak butuh waktu lama, teman-temannya itu sudah berlarian menuju meja makan. Mereka sangat tidak sabar menyantap makanan itu. Hanya satu orang yang tetap santai, dan juga wajahnya yang sangat datar. Yaitu, Yogi. Ia tampak berjalan begitu lunglai. Sudah bisa dipastikan bahwa Yogi baru bangun tidur.

"Wah, seperti biasa. Masakan bang Juni selalu enak," Juki berkata sembari menyantap Mie Aceh itu dengan lahap, begitu juga dengan yang lain. Terutama Vicky yang makannya seperti orang kesurupan. Tidak, lebih tepatnya seperti Zombie di film-film, yang melahap mangsanya dengan sangat cepat, hingga membuat sang mangsa begitu hancur. Yeah, begitulah Vicky yang terlihat sekarang. Remy menggeleng-geleng kepala melihat cara makan Vicky. Baru kali ini ia melihat orang makan dengan sangat rakus.

Selesai makan, Juki pun pamit ke toilet. Juni yang duduk di sebelah Juki tampak begitu tertarik melihat isi handphone Juki. Berhubung Juki berada di toilet, Juni pun memeriksa handphone Juki. Ia dengan mudahnya memeriksanya, karena handphone Juki tidak dipassword.

"Ogeb nih bocah. Hp kok nggak dikasih password," gumam Juni dengan senyuman liciknya. Ia melihat-lihat foto yang ada di galeri handphone Juki. Di sana terdapat banyak sekali foto-foto Juki dan juga kakaknya, Alea.

Juni begitu tercengang melihat kecantikan Alea. Alea memiliki bentuk wajah oval, bibir yang mungil, rambut yang panjang, hidung mancung, matanya yang bulat itu ditutupi dengan kacamata minus yang membuatnya semakin terlihat cantik, serta kulitnya yang putih. Alea terlihat sedikit mirip dengan Juki. Juni langsung mengirimkan foto-foto itu di handphone pribadinya. Tak lupa, ia juga menyimpan nomor Alea.

Begitu keluar dari kamar mandi, Juki buru-buru mengambil handphonenya dari tangan Juni.

"Loe ngapain sih otak-atik Hp gue, Bang Jun?" Juki pun segera memasukkan handphonenya ke dalam saku OSIS. Juki terlihat memajukan bibirnya karena kesal dengan Juni.

"Salah sendiri nggak dipassword," sahut Juni dengan entengnya. Juni pun kembali berbicara.

"Juk, kenalin gue sama Alea donk," pinta Juni. Raut wajahnya kini berubah menjadi memelas. Vicky yang merebahkan tubuhnya di sofa empuk Juni pun menyahut, sembari menikmati lollipopnya.

"Ya elah, Jun, lu kayak cowok nggak laku aja," sahut Vicky. Juni pun mendengus.

"Berisik, diam loe," sahut Juni. Vicky tak menanggapi Juni. Juni pun kembali merengek.

"Ya, Juk, Pleeeaaassseee..." pinta Juni sembari menampilkan wajahnya yang benar-benar begitu kasihan. Juki jadi tak tega. Mau tidak mau, iya menuruti permintaan Juni meski terpaksa.

"Ok, ntar kalau gue ketemu Kak Alea, gue bakal ajak loe," sahut Juni dengan terpaksa. Juni tampak begitu senang. Ia pun langsung bertanya-tanya kepada Juki mengenai hobi Alea, makanan favorit Alea, juga hal-hal lainnya yang disukai Alea. Rupanya, Alea suka membaca novel. Terutama novel misteri. Dan mengenai makanan favorit Alea, Juki bilang bahwa Alea suka makan daging kambing. Seperti gulai kambing dan juga sate kambing. Sangat berlawanan dengan Juni yang sangat membenci makanan yang serba kambing. Namun, itu tak masalah bagi Juni.

Semua teman-teman Juni sudah pulang, kecuali Juki. Juni justru mengajak Juki ke toko buku untuk membeli novel kesukaan Alea.

Alea, ia adalah gadis kuliahan. Sekarang, ia sudah berada di semester dua jurusan sastra inggris. Menurut Juki, Alea adalah gadis yang sangat dingin. Ia mengibaratkan kakaknya itu seperti Yogi versi wanita. Banyak pria yang mendekati Alea. Namun, tak satupun digubris olehnya.

Namun, tampaknya Juni tak peduli. Ia sudah kepincut dengan Alea. Ia berpendapat, sedingin-dinginnya wanita, pasti memiliki sisi hangat dalam dirinya.

Selesai membeli buku, Juki dan Juni pun pergi menemui Alea di rumah Juki. Ia berani mengajak Juni ke rumahnya, karena ayahnya sedang meeting di luar kota.

Tak lama kemudian, Alea pun muncul. Segera saja Juki mengenalkan Juni kepada kakaknya. Juni pun mengulurkan tangannya.

"Halo, aku Juni," ucap Juni sembari tersenyum. Alea pun menatap Juni sejenak, dan menjawab dengan singkat.

"Alea," sahut Alea. Ia tampak langsung duduk di sofa tanpa membalas uluran tangan Juni. Laki-laki itu sangat kaget, karena baru kali ini ia menemui gadis sedingin itu. Sementara Juki, ia sudah menduga jika kakaknya akan berbuat seperti itu.

Juki masuk ke kamarnya, sementara Juni duduk di sofa depan Alea. Gadis itu tampak sibuk membaca novelnya. Juni pun teringat dengan novel yang ia beli.

"Oh ya, tadi aku beli ini,"  ujar Juni sembari mengeluarkan novel karya Conan Doyle yang bertajuk "Sherlock Holmes & Si Kaki Kayu,"

Alea menatap buku itu sejenak, ia pun lantas menunjukkan buku yang ia baca. Buku itu tampak sama persis dengan yang dibeli oleh Juni.

"Sorry, gue nggak bisa terima," ujar Alea dengan dingin. Belum apa-apa, Juni sudah ditolak oleh Alea. Namun, entah kenapa, Juni justru sangat menyukai Alea...

***** TBC *****

You Must Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang