Juki begitu senang sekali karena ayahnya menyetujui permintaannya. Ia pergi sembari membawa koper kecil yang berisi uang untuk operasi Jiro. Ia sekarang hendak pergi ke rumah Hassan dengan menaiki motornya.
Begitu sampai di rumah Hassan, Juki berlari memasuki rumah Hassan dengan membawa koper itu. Rupanya semua teman-temannya sudah berkumpul di ruang tamu.
"Bang, gue bawa duitnya!" seru Juki dengan antusias meskipun napasnya tersengal-sengal. Ia pun duduk dan membuka kopernya. Semua orang di sana begitu terperangah melihat uang sebanyak itu.
"Ini jumlahnya sekitar Rp. 50.000.000, kita bisa bawa Bang Jiro buat operasi!" seru Juki. Namun, ia baru menyadari bahwa Hassan tidak ada di antara mereka.
"Lho, Bang Hassan mana?" tanya Juki. Remy pun menjawab.
"Lagi di Bank," sahut Remy.
Di sisi lain, Hassan terlihat menunggu antrian di Bank. Sebentar lagi, nomor antriannya akan dipanggil. Handphone Hassan berdering, rupanya Mikha yang meneleponnya, ia pun mengangkat teleponnya.
"Kak, kakak dimana? Aku otw ke rumah kamu," ucap Mikha di telepon. Hassan pun menjawab.
"Masuk aja, di sana ada anak-anak, kok. Aku lagi ada perlu," sahut Hassan. Laki-laki itu segera menutup teleponnya karena nomor antriannya telah dipanggil.
Setelah berbicara dengan teller, ia pun menunggu uang-uang itu selesai dihitung. Ia tersenyum sembari berpikir.
"Mungkin, ayah dan ibu ninggalin gue bersama harta-harta ini agar bisa berguna untuk banyak orang. Makasih, Ayah. Makasih, Ibu..."
*****
Setibanya di rumah, Hassan begitu tercengang. Rumahnya sudah sangat ramai, ada apa? Bukankah seharusnya hanya ada anggota The Seven Musketeers dan juga Amanda? Tapi, kenapa mobil-mobil itu banyak sekali yang terparkir di halaman rumahnya? Bahkan, di sana juga ada banyak motor. Ia pun segera masuk untuk memastikan keadaan rumahnya. Betapa terkejutnya Hassan melihat orang-orang yang berjubel di dalam rumah. Ia segera menghampiri Mikha yang terlihat berbincang-bincang dengan Remy.
"Ini kenapa rame banget?" tanya Hassan. Mereka berdua sama-sama tersenyum.
"Lo tahu? Pacar lo ini kemarin upload video kita lagi minta sumbangan ke orang-orang di youtube. Makanya sekarang jadi rame," ujar Remy. Amanda pun menyambung perkataan Remy.
"Benar yang dibilang Kak Remy. Saat aku upload video itu, ternyata banyak yang ngerespon. Mereka semua terhanyut sama solidaritas kalian. Dan tujuan mereka di sini, karena mereka mau bantuin kalian. Mereka juga ingin menyumbang buat Kak Jiro," sambung Mikha. Mendengar penuturan Mikha dan kedatangan orang-orang itu, Hassan benar-benar merasa terharu. Ia bahkan meneteskan air matanya.
Namun, di saat suasana haru itu sedang berlangsung, Remy menerima telepon dari ayah Jiro. Mendengar yang di katakan oleh Ayah Jiro di telepon itu, Remy terlihat sangat terkejut.
"Apa?!" seru Remy. Raut wajah Remy terlihat sangat kecewa begitu mendengar sebuah kabar buruk dari Ayah Jiro. Dia menutup telepon itu dengan lemas, semua orang menatapnya dengan penasaran.
"Ada apa, Rem?" tanya Vicky. Remy terbata-bata menceritakan yang terjadi dengan Jiro.
"Jiro... dia diusir dari ruang ICU,"
*****
Para anggota the seven musketeers mendatangi rumah sakit dengan emosi. Bagaimana mungkin pihak rumah sakit bisa berbuat seenaknya begitu saja?
Jiro tampak merebahkan tubuhnya di paha sang ibu yang tengah menangis. Jiro sudah tak bisa bergerak lagi, bahkan rambutnya telah habis, pandangannya juga kosong. Sedangkan ruang ICU itu sudah terisi oleh orang lain. Dari semua anggota, Juki terlihat sudah tidak bisa menahan emosinya. Dirinya seketika memaki para suster dan semua pihak rumah sakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Must Come Back!
Novela JuvenilBercerita tentang 7 remaja Bad Boy yang membentuk squad. Masing-masing dari mereka memiliki permasalahan hidup. Mulai dari cinta, hingga keluarga. Semua dirangkum dalam YOU MUST COME BACK!