Dokter telah selesai memeriksa kondisi Jiro. Dokter sangat terkejut melihat kemajuan dari Jiro. Ia pun berkata kepada kedua orang tua Jiro.
"Ini sangat aneh, sel-sel kanker itu banyak bersarang di bagian otak Zidane, dan hanya sebagian yang bisa dihilangkan. Namun, sekarang sel-sel kanker itu telah hilang," ujar dokter dengan reaksi terkejutnya. Mendengar penjelasan dokter, tentu saja kedua orang tua Jiro sangat bahagia hingga meneteskan air mata penuh haru. Bahkan, mereka tak percaya dengan keajaiban yang menghampiri. Untuk meyakinkan diri, mereka pun masuk ke dalam ruangan di mana Jiro dirawat. Mereka melihat, anak mereka sudah membuka mata dan tengah menatap mereka dengan sedikit senyuman.
"Ibu... ayah..." susah bayah ia membuka mulutnya untuk menyapa kedua orang tuanya.
Orang tua Jiro memeluk sang anak dengan tangisan yang penuh haru. Mereka berharap, ini bukanlah mimpi. Jiro pun turut meneteskan air matanya. Ia sangat bahagia atas keajaiban yang diberikan Tuhan. Penglihatannya sedikit lebih baik. Ia juga sudah mulai bisa berbicara, meskipun dengan sangat susah payah. Ia pun mencoba menggerakkan tangannya agar ia bisa membalas pelukan kedua orang tuanya. Air matanya semakin mengalir deras. Karena, akhirnya ia bisa memeluk kedua orang tuanya meskipun tangannya masih terasa sulit untuk digerakkan.
Vonis dokter bukanlah akhir dari segalanya. Karena, dokter hanyalah seorang manusia yang tidak tahu-menahu, apa yang akan terjadi di esok hari. Apakah pasiennya meninggal, atau Tuhan justru berkehendak lain? Tidak ada yang tahu. Yang jelas, Jiro dan kedua orang tuanya sangatlah bersyukur atas keajaiban dari Tuhan. Memang benar, tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, asalkan manusia itu bersedia berdo'a, dan berusaha untuk mencapai sesuatu yang bahkan mustahil bisa terjadi...
*****
Di sisi lain, member The Seven Musketeers sedang menjenguk Vicky yang sedang koma. Mereka semua terluka. Namun, tidak parah seperti Vicky. Di sana juga ada Lisa, Mikha, dan juga Alana yang turut menjenguk Vicky. Suasana sangatlah hening. Tak ada satupun dari mereka yang membuka pembicaraan. Beberapa saat kemudian, handphone Remy berdering. Remy melihat di layar bahwa yang meneleponnya adalah Ayah Jiro. Ia pun mengangkat telepon itu.
"Halo?" ujar Remy. Ayah Jiro memberitahukan kabar baik dari Jiro. Mendengar kabar itu dari ayah Jiro, Remy pun menangis penuh haru. Ia tidak bisa berkata-kata apapun. Karena, ia sangatlah bahagia. Ia pun berkali-kali mengucapkan syukur atas kekuasaan Tuhan. Melihat sang leader yang seperti itu, Juki pun bertanya kepada Remy.
"Kenapa, Bang?" tanya Juki dengan sedikit ragu. Ia takut bahwa dirinya justru mendengar kabar buruk. Mendengar pertanyaan Juki, Remy menghapus air matanya dan tersenyum.
"Ternyata... perjuangan kita semua nggak sia-sia. Jiro... dia udah sembuh," ujar Remy. Mendengar pernyataan Remy, mereka semua sangatlah bahagia sekaligus tidak percaya dengan kabar itu. Mereka semua bahkan tak sanggup menahan tangisan bahagia itu.
Juki menghampiri Vicky. Ia menghapus air matanya, dan tersenyum. Ia pun berkata kepada Vicky, meskipun tidak mungkin Vicky bisa mendengarnya.
"Bang Vic, Bang Jiro udah sembuh. Usaha kita semua nggak sia-sia, Bang!" seru Juki sembari tersenyum. ia sangat berharap bahwa laki-laki itu akan terbangun dari tidurnya.
"Lo dengar, kan? Bang Jiro udah sembuh. Lo juga harus sembuh, Bang!" seru Juki. Namun, usaha Juki untuk membangunkan Vicky gagal. Laki-laki itu pun kembali menangis. Namun, yang ia teteskan kali ini adalah air mata kesedihan. Padahal, ia sangat ingin laki-laki itu bangun dan ikut bahagia bersama mereka. Namun, semua itu sia-sia...
*****
2 months later
Di berbagai media, diberitakan bahwa Ayah Vicky dan Ayah Remy ditangkap karena terbukti melakukan kerjasama korupsi pengadaan alat rumah sakit. Aset-aset mereka, mulai dari rumah hingga mobil, semuanya disita. Ibu Vicky mengalami depresi berat, dan masuk rumah sakit jiwa. Sedangkan Ibu Remy sangatlah tegar. Ia sekarang tinggal bersama Remy di rumah Vicky.
Tentu saja kabar penangkapan dua tokoh itu merupakan sebuah berita yang menyenangkan bagi masyarakat Jakarta. Khususnya, bagi The Seven Musketeers. Bahkan, di berbagai media, nama mereka disebut-sebut sebagai pahlawan. Ya, mereka sangat senang atas julukan itu. Tapi, mereka tidak akan sanggup memperjuangkan semua itu jika masyarakat lainnya tidak turut berpartisipasi.
Masyarakat Jakarta pun berbondong-bondong menjenguk Vicky. Mereka semua menaruh simpati kepada laki-laki itu. Ya, ini adalah pemandangan yang sangat menyentuh. Bahkan, kamar di mana Vicky dirawat itu tidak pernah sepi, selalu dipenuhi dengan para penjenguk.
Jiro juga menjenguk sahabatnya itu bersama dengan member The Seven Musketeers lainnya. Laki-laki itu terlihat duduk menggunakan kursi roda. Remy pun berkata kepada Vicky.
"Heh, orang-orang ramai-ramai jengukin elo. Lo nggak mau bangun gitu buat say hello sama mereka?" tanya Remy. Ia tahu bahwa perkataannya tidak akan didengar oleh Vicky. Jiro yang sedikit-sedikit mulai lancar berbicara pun turut berkata kepada Vicky.
"Bahkan... gue udah ada di sini pun... lo masih nggak mau bangun?" tanya Jiro. Mereka semua ingin sekali menangis. Namun, mereka sudah tak bisa menangis lagi. Termasuk Lisa. Mata gadis itu sudah sangat bengkak karena setiap hari selalu menangis. Tapi sekarang, air mata gadis itu sudah habis untuk Vicky.
Juki pun memukul-mukul pelan dada Vicky berkali-kali dengan cepat. Ia sangat kesal dengan Vicky yang tak kunjung bangun dari tidur panjangnya.
"Bang, lo harus bangun! Lo nggak boleh tidur terus. Pokoknya, lo harus bangun!" Juki tak henti-hentinya memukul-mukul dada Vicky. Ia sangat kecewa sekaligus kesal. Kapan laki-laki itu akan sadar?
Disaat Juki memukul-mukul dada Vicky. Tiba-tiba, mereka semua mendengar suara seseorang yang terbatuk-batuk. Rupanya, suara itu berasal dari Vicky. Laki-laki itu telah membuka matanya, dan tersenyum melihat tingkah Juki.
"Kampret... nggak usah mukul-mukul gue... sakit tahu..." gumam Vicky dengan lirih. Juki tercengang melihat laki-laki itu. Ia pun menghentikan aktifitas memukul dada Vicky. Apa Vicky benar-benar telah sadarkan diri?
Vicky pun menatap yang lainnya dengan sedikit senyuman menghiasi wajahnya. Ia pun berkata kepada mereka.
"Nggak usah.. pasang muka sedih... gue masih hidup tahu..." gumamnya. Mereka semua memeluk Vicky dengan erat. Karena, mereka sangat bahagia melihat Vicky. Namun, Vicky justru merusak suasana haru itu.
"Kampret... sesak, oy... gue bisa mati..." ujar Vicky. Mereka semua akhirnya melepaskan pelukan itu. Lisa pun tersenyum mendengar perkataan Vicky. Bagaimana bisa disaat-saat seperti ini, Vicky melontarkan candaan seperti itu? Sungguh menggelikan...
***** TBC *****
Eits... masih ada 1 chapter lagi, lho! Masih ada epilog yang akan diupdate lusa.
So, stay tune :)

KAMU SEDANG MEMBACA
You Must Come Back!
Fiksi RemajaBercerita tentang 7 remaja Bad Boy yang membentuk squad. Masing-masing dari mereka memiliki permasalahan hidup. Mulai dari cinta, hingga keluarga. Semua dirangkum dalam YOU MUST COME BACK!