Sudah sekitar dua minggu Vicky mendekam di dalam penjara. Selama berada di dalam penjara, ia berubah menjadi seseorang yang lebih tenang, lebih rajin beribadah, dan menghibur narapidana lain yang sedang kesusahan. Benar, dia berubah menjadi sosok yang lebih baik. Meskipun sifat aneh dan uniknya masih menjadi yang paling dominan dari dirinya. Tapi, justru karena itulah dirinya memiliki banyak teman.
Namun, ia tetap merasa kesepian. Itu semua karena dirinya sangat merindukan masa-masa remaja yang begitu menyenangkan. Mulai dari berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, hingga bertemu dengan kekasih hatinya. Entah itu hanya sekedar melihat, atau mungkin sekedar berpegangan tangan, atau berciuman dengan Lisa. Yeah... itu semua terasa begitu menyenangkan. Mengingat itu semua, Vicky jadi tersenyum-senyum sendiri.
Tapi, semua itu telah berubah. Ia tidak bisa menikmati semua itu lagi. Keadaan telah merubah segalanya. Semua itu telah hancur. Ya, hancur menjadi serpihan.
"Tahanan 678, anda dibebaskan," ujar petugas Lapas yang menghampiri dirinya secara tiba-tiba. Mana mungkin dia sudah bebas? Ini pasti hanya mimpi.
"Bapak bercanda, nih. Mana mungkin saya udah bebas? Kan baru dua minggu," gumam Vicky dengan pandangan matanya yang terlihat seperti orang bodoh.
Para petugas itu menyeret Vicky keluar dari jeruji besi. Laki-laki itu terheran-heran. Bagaimana mungkin dia bisa bebas semudah itu? Siapa orang yang sudah membebaskannya? Tidak mungkin sahabat-sahabatnya membebaskan dirinya. Apalagi Lisa? Gadis itu tidak mungkin bisa membebaskan dirinya. Karena, biaya tebusan untuk membebaskannya tidaklah murah.
Ia telah berada di hadapan orang yang telah membebaskan dirinya. Vicky sama sekali tidak mengenali gadis itu. Si gadis terlihat mengenakan cardigan pink, rambut dengan panjang sepinggul yang dikuncir kuda, dan celana jeans sobek-sobek. Gadis itu juga terlihat mengenakan masker.
"Siapa lo?" tanya Vicky. Ini sangat aneh bagi Vicky. Bagaimana mungkin orang yang tidak mengenal dirinya bisa membebaskan dirinya? Sepertinya gadis ini salah minum obat.
"Gue Alana, orang yang mengunggah video kalian saat di rumah sakit," sahut gadis itu sembari melepaskan maskernya. Vicky pun mengernyitkan dahi.
"Kayaknya benar, deh. Cewek ini salah minum obat,"
*****
Vicky telah selesai membereskan barang-barangnya, dan berpamitan dengan para penghuni Lapas. Sedangkan Alana menunggunya di luar. Begitu melihat laki-laki itu keluar, ia pun segera berdiri.
"Lo pasti lapar, kan? Kita makan dulu!" seru gadis itu. Ia pun berjalan mendahului Vicky. Sedangkan Vicky hanya bisa pasrah mengikuti gadis itu.
Tanpa mereka sadari, mereka berjalan melewati seseorang yang sangat mereka kenal. Yaitu Yogi. Laki-laki itu hendak menjenguk Vicky. Namun, ia justru melihat Vicky dan juga Alana berjalan berdampingan. Apa mungkin Vicky telah bebas? Tapi, siapa yang membebaskannya? Apa hubungan Vicky dengan gadis itu? Pertanyaan-pertanyaan itu cukup mengganggu dirinya. Tapi, ia sangat senang Vicky bisa bebas.
*****
Alana dan Vicky telah tiba di sebuah kafe. Selesai memesan makanan, Vicky terus menatap Alana dengan pandangan terheran-heran.
"Lo kenapa?" tanya Alana. Vicky pun menjawab.
"Lo tuh siapa sih sebenarnya?" tanya Vicky. Gadis di hadapannya itu pun tersenyum.
"Gue bukan siapa-siapa. Gue cuma orang yang tertarik banget sama persahabatan kalian. Menyentuh banget," sahut gadis itu. Ia pun melanjutkan perkataannya.
"Gue dulu bercita-cita jadi polwan. Karena, gue mau negara ini makmur, nggak ada lagi yang namanya korupsi, pembunuhan, dan lain-lain,"
"Tapi, sayangnya tinggi badan gue nggak sampai 160 cm. Tinggi badan gue cuma 150 cm. Gue juga nggak bisa bela diri. Jadi, ini cara gue buat ngilangin orang-orang itu," lanjut Alana. Mendengar cerita gadis itu, Vicky hanya mengeluarkan cengiran khasnya. Gadis itu pun melanjutkan perkataannya.
"Gue bebasin elo, karena sahabat-sahabat lo lagi ngebutuhin elo. Mereka udah nyerahin rekaman itu ke polisi. Tapi, polisi nolak bukti itu dengan alasan pelanggaran ITE. Makanya, mereka butuh elo. Tapi, gue rasa uang mereka udah abis buat operasi sahabat lo yang namanya Jiro. Makanya, mereka nggak bisa bebasin elo," lanjut gadis itu. Alana pun mengeluarkan sebungkus permen lollipop, dan memberikannya untuk Vicky. Laki-laki itu sangat heran, bagaimana Alana bisa mengetahui banyak hal tentang The Seven Musketeers? Tapi, sekarang itu bukanlah hal yang penting. Yang paling penting sekarang adalah, ia sangat rindu memakan lollipop. Ia pun menerima lollipop itu, dan menikmatinya.
Tanpa mereka sadari, Lisa memandangi Vicky dari bangku yang jaraknya sangat jauh dari Vicky. Perasaan gadis itu tidak karu-karuan. Ia sangat senang bisa melihat Vicky. Tapi, ia juga sangat cemburu melihat Vicky bersama dengan gadis lain. Ia sangat ingin menghampiri laki-laki itu. Tapi, ia sangat sakit hati dengan ucapan Vicky yang telah menolak dirinya. Ia mencoba untuk melupakan laki-laki itu. Namun, ia tidak sanggup melakukan itu. Terlebih lagi, semua orang sedang membicarakan Vicky. Mulai dari berita di TV, hingga media sosial, semuanya membicarakan The Seven Musketeers. Lalu, apa yang harus ia lakukan? Ia hanya bisa menangis...
*****
Akhirnya Vicky sampai di rumahnya. Ia benar-benar lega bisa sampai di tempat itu. Tapi, ia sangat kaget. Karena, pintu rumahnya terbuka lebar. Ia pun segera masuk ke sana.
Pada saat memasuki dapur, laki-laki itu sangat terkejut. Bagaimana ia tidak terkejut? Karena, di dapurnya ada Juni, Remy, Yogi, Hassan, dan juga Juki. Mereka semua terlihat sibuk di dapur, hingga tak menyadari kedatangannya.
"Vicky!" seru Hassan. Laki-laki itu sangat antusias, dan memeluk Vicky dengan sangat erat hingga Vicky sesak napas. Mendengar teriakan Hassan, sahabat-sahabat yang lainnya pun turut memeluk Vicky, hingga membuat laki-laki itu nyaris pingsan karena sesak napas.
"Lepasin, lepasin gue, gue ntar jadi gepeng kalau semuanya meluk gue," ucap Vicky. Mereka semua pun melepaskan Vicky. Remy mengusap rambut Vicky dengan kasar, hingga membuat rambut Vicky berantakan.
"Akhirnya lo bebas juga, kutu kadal!" seru Remy yang terlihat sangat terharu melihat laki-laki di hadapannya ini. Vicky pun tersenyum dan bertanya.
"Lo semua ngapain?" tanga Vicky. Juni menjawab pertanyaan itu.
"Kita semua masak buat kebebasan elo. Jadi, kita mau ngerayain kecil-kecilan. Mumpung masih liburan sekolah," sahut Juni. Vicky sangat terharu bisa melihat mereka lagi di luar penjara. Entah kenapa, air matanya tiba-tiba mengalir cukup deras. Padahal, ia sedang tidak ingin menangis.
Namun, ia merasa bahwa masih ada yang kurang. Benar, Jiro tidak ada di hadapannya. Kebahagiaannya tidak akan lengkap tanpa kehadiran Jiro. Laki-laki itu pun bertanya kepada Remy dan Hassan.
"Jiro masih belum sembuh?" tanya Vicky. Hassan tidak menjawab pertanyaan itu, raut wajahnya berubah menjadi sedih. Sedangkan Remy, Vicky melihat raut keputus asaan dari wajah Remy. Namun, Remy tetap tersenyum untuk sahabatnya.
"Do'ain aja yang terbaik buat Jiro," sahut Remy sembari menepuk bahu Vicky. Mendengar jawaban Remy, Vicky hanya tersenyum miris, mungkinkah Jiro tidak akan bisa sembuh?
***** TBC *****
KAMU SEDANG MEMBACA
You Must Come Back!
Подростковая литератураBercerita tentang 7 remaja Bad Boy yang membentuk squad. Masing-masing dari mereka memiliki permasalahan hidup. Mulai dari cinta, hingga keluarga. Semua dirangkum dalam YOU MUST COME BACK!