3

18.9K 1.8K 35
                                    

Play the song for the better feel 🎶

Jika ini semua adalah mimpi, aku tak ingin terbangun lagi. Aku bisa menikmati setiap bagiannya.

Sayangnya, ini kenyataan.

Dan kenyataan, selalu tidak seindah mimpi.

“Evangeli, apapun yang kau pikirkan sekarang, jawabannya ada di depan matamu.”

Noir menatap Eva dalam-dalam. Jarak mereka semakin menyempit hingga menyisakan beberapa senti. Eva menelan ludahnya, kakinya beringsut ke belakang hingga punggungnya bersandar di dinding kamar. Membuat Eva tak bisa mundur lagi.

	“Eva,” panggil Noir memecah keheningan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Eva,” panggil Noir memecah keheningan. “Kau tidak bisa mengelak dari kenyataan yang ada di hadapanmu. Kau tidak bermimpi. Inilah kebenarannya.”

“K-kau,” ujar Eva dengan suara gugup. Jari telunjuknya diacungkan tepat di hadapan Noir. “K-kucing dalan cerita itu? Sang raja?”

Noir menjawab dengan anggukan. “Ya.”

“Jadi, semua kisah itu nyata?” gumam Eva lebih kepada dirinya sendiri. Wajahnya kemudian kembali menatap Noir.

“Semuanya?!”

“Itu kenyataan, Eva,” jawab Noir serius. Kakinya bejalan memutari ruangan, ia kemudian menggoyangkan ekornya dan kembali menatap Eva. “Perlukah kutunjukkan padamu seberapa nyata itu?”

Buku-buku Eva yang berserakan di lantai tiba-tiba terangkat, membuat Eva tercengang. Noir kembali mengibaskan ekornya dan buku-buku itu berputar-putar di udara seperti kibasan ekor Noir, mengikuti gerakannya. Kucing itu mengarahkan ekornya ke rak buku dan seketika, buku-buku itu kembali tersusun rapi di sana.

“He-hebat,” gumam Eva pelan.

“Jadi, kaulah sang raja?” tanya Eva sekali lagi memastikan. “Aku..tidak menyangka...”

“Ah!” Eva tiba-tiba memekik. “Aku sudah berlaku tak sopan pada raja!”

Ia tiba-tiba mengubah posisinya, bertekuk lutut di hadapan Noir. Membuat Noir menggerak-gerakkan kedua telinganya, keheranan dengan tingkah Eva.

“Salam, wahai raja,” ujar Eva memberi salam, ia sedikit kebingungan dan mengangkat kepalanya. “Ehm, siapa nama anda? Maaf, tapi di buku itu tidak pernah mengatakan namanya.”

Noir tersenyum kecil menatap Eva, “Tak perlu melakukan ini. Berdirilah, Eva.”

“Bukankah aku telah kau beri nama?” Noir mengerjap-ngerjapkan matanya yang berkilauan. “Noir, itulah namaku sekarang.”

“Tapi, Yang Mulia,” protes Eva. “Aku, ah maksudku, saya, tetap harus mengetahui nama Yang Mulia!”

Noir menggeleng pelan, “Ini belum waktunya, Eva. Namaku adalah sebuah ikatan. Jika seseorang mengetahui nama asliku untuk saat ini, maka penyihir itu akan mengetahui keberadaanku. Kau akan dengan mudah terikat dengannya. Ditambah kenyataan bahwa aku dan kerajaanku dianggap hanya sebuah dongeng oleh semua orang, akibat manipulasi si penyihir. Jika ada orang yang tahu namaku, habislah sudah. Termasuk dirimu. ”

The Abandoned Kingdom - Black || Noir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang