Setelah dipersilahkan duduk, Riska menunjukan senyumnya saat Reva mengatakan hendak memanggil Rafa.
Ruangan bercat cream tersebut nampak apik dengan berbagai macam hiasan. Ada sebuah Jam Dinding besar yang terpajang di atas TV, sebuah vas bunga di atas meja, deretan foto yang dibingkai dan ditata sedimikan rupa, dan sebuah tanaman peace lily yang berada di sudut ruangan mebuat Riska lebih lancar menhirup udara.
"Hai Bung," sapa Rafa bersama senyumnya yang merekah.
Bunga yang sedang memperhatikan setiap sudut ruanganpun menoleh. "Ehh Raf, itu kak Reva beneran kakak lo?" ucap Riska setelah menunjukan sebuah senyuman.
Rafa mengangguk. "Kenapa? naksir lo?" tebak Rafa berhasil membuat wajah Riska bersemu.
"Eng... engga kok, sotoy deh lo. Dia kan anak SMA Maju Jaya juga. Jadi gue kayak sering liat gitu," jawab Riska sambil menggaruk singkat hidungnya dengan jari telunjuknya. Rafa menaikan kedua alisnya tak mau mengambil pusing.
Urung sudah niat Riska mengomeli Rafa, karena salah kirim alamat dan membuatnya malu. Bahkan sekarang Riska pikir, seharusnya ia berterimakasih pada Rafa karena telah mempertemukan dirinya dengan Revathur.
Tak sia-sia ia berjalan ±25 meter dari parkiran Jakarta Mall, dan sedikit berdebat dengan Radhin. Hatinya cukup senang sekarang. Melihat sosok Reva sedekat tadi, membuatnya terbang menyaingi burung Elang. Namun ada bagian kecil dari hati Riska yang merasa dirinya sangat kecil melihat Reva yang langsung memasuki kamarnya, tanpa mengajak ia mengobrol kembali.
Tunggu. memangnya dia siapa bisa berharap bahwa Reva akan mengajaknya mengobrol SKSD ala-ala orang PDKT?
"Just in your dream, Ris," batin Riska.
"Bentar gue ambil gitar dulu ya," ucap Rafa lalu melangkah ke kamarnya yang berada di sebelah ruangan yang dimasuki Reva tadi. Tak lebih dari satu menit, Rafa telah keluar bersama sebuah gitar akustik di tangannya.
Sebelum proses KBM dimulai, Riska sempat bertanya, apa alasan Rafa tiba-tiba mau belajar gitar. Riska kira jawabannya adalah karena Rafa hendak praktik senibudaya di sekolahnya, atau hanya ingin bisa bermain untuk mengiringi hoby menyanyi. Seperti kedua murid Riska sebelumnya.
Ternyata oh ternyata, jawabannya adalah karena Rafa ingin menembak seorang gadis!
Sempat membuat Riska tertawa kecil, Namun akhirnya ia percaya, karena Rafa menceritakan sosok yang ia sukai tersebut.
Gadis yang Rafa sukai merupakan siswi kelas 10 SMA Garuda, tempat Rafa bersekolah. Awal mereka bertemu yakni saat gadis bernama Tyas tersebut memarahi Rafa yang menumpahkan Jus Jeruk ke baju teman Tyas.
Pada saat itu Rafa tidak minta maaf atas kesalahannya, membuat Tyas menjadi tak suka dan akhirnya perdebatan pun terjadi. Dan akhirnya Rafa mau meminta maaf kepada teman Tyas, setelah mereka berdebat selama tujuh menit di tengah koridor sekolah.
Semesta membuat mereka sering bertemu. Banyak hal yang terjadi. Dan akhirnya Rafa jatuh hati pada Tyas. Dan mungkin begitu juga sebaliknya.
"Pokoknya dia tuh nemplok banget di hati gue, Ris. Buktinya nih, sekarang kalau gue liat cecan, gue biasa aja. Kalau dulu mah langsung gue cwit-cwitin, Ris. Mwehehe. Kalau sekarang mah, Tyas is number one in my heart vrohh!" ucap Rafa dengan excited. Kalimat terakhirnya membuat Riska bergidik jijik.
"Heleh! Sa ae lu!"
"Mangkanya, tolong ajarin gue ya Ris. Yang keren gitu main gitarnya, biar si Tyas tambah klepek-klepek sama gue. Emang sih kegantengan gue ini udah cukup buat dia jatuh hati. Tapi biar lebih romantis gitu, yaa lo ngertilah cewek tuh kayak gi mana Ris, mwehe,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG #wattys2019
Teen Fiction"dasar manusia alay!" -Radhin Cahya Latief. "dasar PHP Kupret!" -Riska Cahya Purnama. *** "Mulai sekarang, lo panggil gue Abang atau Kakak ya Ris!" -Radhin Cahya Latief. "Dihh! Lo gila? ogah!" -Riska Cahya Purnama. *** Kisah Ini bercerita tentang...