5. Nggak bener

966 55 20
                                    

Flashback 1 tahun yang lalu.

Keramaian Jakarta Mall berlipat ganda saat ini. Mengingat sebentar lagi tahun ajaran baru akan dimulai dan liburan usai. Orang-orang berbondong-bondong masuk ke dalam Mall, entah itu untuk refreshing atau mencari kebutuhan-kebutuhan untuk sekolah atau bekerja.

Salah satu orang tersebut yakni Kia. Sebenarnya gadis tersebut sudah menolak untuk diajak ke luar oleh orang tuanya. Mengingat ia tak suka dengan keramaian. Namun karena orang tua mereka bilang ini untuk keperluan Kia sendiri dan merupakan ajang acara keluarga, ia terpaksa ikut ke Mall tersebut.

Setelah dua jam lebih Kia, kedua orangtuanya dan kakaknya berkeliling, semua barang keperluan pun sudah terbeli, Dari keperluan rumah, keperluan pekerjaan, hingga keperluan sekolah Kia dan Andra sudah terpenuhi.

Untung tadi Kia sudah makan malam di rumah, sehingga ia tak perlu mengeluh akibat perutnya yang minta diisi. Kini ia hanya kehausan. Kedua orangtuanya sedang menyaksikan fashon show Kid, yang berada di tengah Mall tersebut.

Sedangkan ia dan Kakaknya duduk di kursi panjang sambil mengawasi barang belanjaan. Andra sebenarnya juga mau menonton acara yang dipenuhi anak-anak kecil yang berlenggak-lenggok dengan riasan yang pasti membuatnya terlihat semakin lucu tersebut. Namun Bunda Kia menyuruh ia menjaga barang belanjaan dan Kia yang pastinya ogah berada di tengah keramaian tersebut.

"Bang, haus nih. Tolong beliin minum dong," ucap Kia kepada kakaknya yang sibuk dengan hp nya.

"Males ah, rame," jawab Andra dengan menirukan nada bicara Kia saat menolak diajak menonton fasionshow tadi.

"Ihh Abang! Itu ada capcin di sana. Nggak rame kok. Tuh!" ujar Kia sambil menunjuk kedai Capucino yang berada 20 meter dari tempat mereka duduk.

"Mager dekk, kamu aja sana yang beli, kan nggak rame tuh. Nih uangnya nih," Andra mengambil dompet dari sakunya."sekalian beliin Abang ya, yang rasa tiramisu," ucapnya lalu memberikan uang lima puluh ribuan kepada Kia.

Daripada mereka berdebat Kia pun hanya berdecak dan menerima uang tersebut lalu melangkahkan kakinya ke arah kedai tersebut.

Saat memasuki kedai tersebut terdapat dua orang yang duduk menikmati capcinnya sambil mengobrol. Suara salah satu di antaranya terdengar tak asing bagi Kia. Namun ia terus melangkahkan kakinya ke tempat memesan karena rasa hausnya.

Setelah memesan dua capcin rasa tiramsu dan membayar, ia pun memilih kembali duduk. Namun ada hal yang membuat langkahnya berhenti.

Sosok yang duduk di hadapan gadis yang sedang menikmati capcinnya tersebut tak asing di mata Kia. Ia pun menyipitkan matanya untuk menelisir wajah lelaki tersebut. Merasa sedang diperhatiakn lelaki tersebut pun menoleh ke arah Kia.

"Rad, Radhin?" tebak Kia dengan jari telunjuknya yang mengarah ke lelaki tersebut.

Lelaki tersebut membuka matanya lebih lebar dan menggerakan mulutnya seperti berkata "Udy?" namun tak bersuara. Detik berikutnya Kia sudah memeluk lelaki tersebut membuat mata milik gadis cantik di hadapan lelaki tersebut terbelalak.

"Lo apa kabar, Rad!? Gilak! Kapan lo pindah ke Jakarta lagi? Kok nggak ngabarin gue sih?" ucap Kia dengan excited. Sedangkan yang diajak bicara melongo kebingungan.

"Dia siapa, Dhin?" Tanya gadis bermata coklat tersebut saat Kia sudah melepaskan pelukannya. Kia pun menunjukan deret giginya kepada gadis tersebut.

"Ng.. nggak tau nih, Alexa. Sorry, lo... siapa ya?" ucap lelaki tersebut membuat hati Kia serasa tergores pisau. Perih.

Kia terkekeh. "Astaga, Dhin? Lo lupa sama gue? Ini gue, Udy. Rizkia Maudy Anggreni, Udy. sahabat kecil lo. Masa lo lupa sih?" ucap Kia masih dengan senyumnya.

ABANG #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang