"kalau bukan lo siapa lagi?! Cuma lo yang tau gue megang salah satu foto Pak Zaki yang udah diedit kemaren. Jangan pura-pura lupa deh!"
Riska nampak tercengang dengan kalimat yang Radhin utarakan. Belum genap 5 menit ia merasa kagum kepada Radhin karena merupakan secreet hero, sikapnya kali ini membuatnya kesal dan menghapus rasa berterimakasih Riska padanya.
"ya mana gue tau! lo kira kemaren yang di sekolah cuma kita berdua? Mungkin aja kan ada yang nggak sengaja denger, terus dia yang ngelapor ke Pak Zaki. Jangan asal nuduh deh lo! Lagian gue mana percaya kalau lo itu pahlawan kelas, secara kupret kayak lo? Heh," Riska terkekeh sinis.
Tring... tring...! Bel masuk pun berbunyi, terdengar hingga tempat mereka berdiri meski tidak terlalu jelas,
"emang! Bukan gue pelakunya! Dan gue harus ke BK ntar, itu semua gara-gara lo!"
"lah, kok gue?" Riska memutar matanya 90 derajat, "terserah lo dah!" Riska membalikkan badannya hendak ke kelas, sambil memegangi tangannya yang masih terasa sakit.
"lebay banget dah, masuk BK doang dahal, paniknya gitu amat. Kalau emang bukan dia, ya jelasin aja kali, dasar kutu kampret!" batinnya sambil mengelus tangannya sendiri. Radhin yang melihatnya pun berdecak karena tak tau harus kesal ke siapa, ditambah rasa bersalah melintas di benaknya.
***
"yah, jadi bukan dia pelakunya Ris?" ucap Wulan kecewa setelah mendengar cerita Riska saat ia ditarik paksa oleh Radhin tadi. bukan hanya Aiceber, beberapa anak di sekitar mereka juga membahas perihal Radhin adalah orang yang mengerjai Pak Zaki selama ini. Beberapa ada yang berkomentar tak menyangka, beberapa ada yang berkomentar tambah suka, ada pula yang berkomentar tebakan penyebabnya.
"wah, syukur deh bukan dia," komentar Kia.
"ya gitu, lagian cowok kampret kayak dia mana mau berkorban buat orang lain," ucap Riska kemudian melihat tangannya yang sudah tidak memerah.
Audy yang sedari tadi menyimak sambil memakan baksonya berkomentar, "kalau bukan Radhin siapa dong pelakunya?" kemudian kembali melanjutkan suapannya.
Riska mengedikkan bahunya.
"siapapun pelakunya, sebelum ada bukti yang kuat, kita nggak boleh asal nuduh. Terlalu banyak kemungkinan yag terjadi di dunia ini, yang bahkan ngak pernah kita pikirikan sebelumnya. Bisa aja kan pelakunya itu si Atia, atau Azril mungkin? Atau Levi?" tutur Keisha setelah menyeruput es jeruknya. Sontak mereka yang awalnya menyimak dengan khusuk berakhir tertawa saat nama Azril dan Atia disebutkan.
"lah kok ketawa sih?" Keisha terkekeh namun juga bingung.
"habisnya, lucu aja bayangin yang dua itu jadi secreet heronya. Yang satu si pelit ngomong, yang satu otaknya suka telmi gitu. Hahah," ujar Audy jujur.
"heh, nggak boleh meremehkan. Bisa aja kan Atia nyuruh salah satu bodyguardnya buat jailin Pak Zaki, secara dia kan udah kek anak presiden, apa aja tinggal minta. Terus si Azril yang suka telmi, bisa jadi dia punya sisi otak yang jenius. Kita mana tau sisi tersembunyi dari setiap orang."
"hmm iya juga sih, Bu Uztazah memang dabess!!" sahut Kia sambil menunjukan jempolnya, disusul yang lain.
"hm, tapi kalau Levi bisa jadi sih ya, secara dia tuh bukan baru sekali dua kali masuk BK, dan beberapa alasannya kan memang karena Pak Zaki yak?"
"iya sih, tapi ya, kalau diinget-inget, Levi tuh selalu ada di sekitar kita pas Pak Zaki dikerjain?" ucap Audy membuat uang lain ikut berfikir.
Belum sempat ada yang berbicara, seseorang menghampiri meja mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG #wattys2019
Teen Fiction"dasar manusia alay!" -Radhin Cahya Latief. "dasar PHP Kupret!" -Riska Cahya Purnama. *** "Mulai sekarang, lo panggil gue Abang atau Kakak ya Ris!" -Radhin Cahya Latief. "Dihh! Lo gila? ogah!" -Riska Cahya Purnama. *** Kisah Ini bercerita tentang...