23. Buku Fisika

476 33 0
                                    


"Setelah saya lihat semua video dan makalah kalian, ada beberapa kelompok yang harus memperbaiki makalahnya. Nama-nama kelompok tersebut adalah.."

"Levi dkk, Restu dkk, dan Jody dkk. Yang merasa ketua kelompok tersebut, silahkan ambil makalahnya di depan, lihat yang saya lingkari, perbaiki. Kumpulkan lusa. Oke?"

"oke pak" merasa namanya disebutkan, mereka pun berjalan gontai ke meja guru unutk mengambil makalah mereka.

"dan bapak ingin memberitahukan bahwa nilai kelompok tertinggi jatuh kepada Atia dkk. Tepuk tangan untuk mereka!" lanjut pak hasan setelah mereka kembali duduk.

prokk prokk prokk..!

"wahh serius? Gilakk.. hamdalah Ya Allah!" ujar Riska dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya.

"kok bisa?" Azril ikut excited. Atia tersenyumm simpul, Radhin cengir.

"karena mereka membubuhkan foto kerja kelompoknya, bapak member mereka nilai plus. "

"wahh kok enak?"

"nggak sia sia gue belajar bareng bodyguard kemaren lusa," ujar Riska.

Riska mengingat di mana ia ke rumah Atia, sesampainya di sana ia mengerjakan tugas dikelilingi oleh bodyguard bertubuh kekar. Astaga. Padahal Atia berada di dalam rumah, mengapa harus begitu ketat? Riska sangat risih karena setiap gerak geriknya diperhatikan oleh dua bapak-bapak bertubuh kekar. Udah kek anak presiden ae. Eh, bahkan anak presiden nggak gitu amat dah.

Riska pun mengacungkan jempolnya pada Atia yang tersenyum padanya.

"nah untuk kelompok terbaik, kalian tolong carikan saya buku fisika kelas 3 cetakan tahun 2000 ya, bukunya warna ungu gitu, penulisnya Suharyanto dkk, di perpus. Biar nilai plusnya tambah barokah. Perwakilan aja nggakpapa. Tolong pinjamkan satu, bilang saja untuk Pak Hassan. Besok pagi sudah ada di meja saya ya?" lanjut Pak Hasan dan dijawab anggukan oleh anggota kelompok Atia.

Apa-apaan ini? kelompok terbaik malah disuruh-suruh? Batin Riska. Beberapa anak terkekeh. Sedangkan Riska hanya pasrah tersenyum karena ia ditatap oleh Pak Hassan sebelum dia meninggalkan kelas.

"mamam tuh nyari buku 2000!" ujar Restu disusul tawanya.

"heleh, tinggal Tanya Bu Perpus, kan beres," jawab Riska.

"tapi Ris kalau 2000 tuh keknya belum dimasukin ke list tempat deh, soalnya kan perpus habis pindahan beberapa tahun yang lalu, pasti ditaruhnya di tempat yang tak mudah dijangkau.

"beh, selo aja Zril. ntar lo cari sama si Radhin, bakal ketemu kok."

"lah? Kok gue?" Radhin menunjuk dirinya sendiri.

"iyalah, masa gue?" ucap Riska.

"emang kenapa kalau lo, wahai nona ceber?"

"heng... emang kenapa kalau lo, wahai jaka kupret?"

Radhin dan Riska bersedekap saling tatap sinis. AIceber yang melihatnya hanya bergeleng heran, mengapa mereka selalu berdebat? Like a tom and jerry. Sedangkan Atia kembali sibuk dengan buku tebalnya, tak mau peduli.

"hust, mending kalian berdua aja yang cari. Adil kan?" saran Azril ceria.

"ogah!" jawab keduannya bersamaan.

"ciee barengan, so sweet deh..." goda Azril.

"emang ya kalau adek kakak tuh selalu sehati," sahut Jody yang mulai mendekat ke tempat mereka berdebat.

"ck, apaan sih lo. Pokoknya kalian yang cari!" sewot Riska kemudian menarik tangan Kia hendak ke kantin. Ia tak peduli karena pulang sekolah dia harus latihan Padus, sangat malas jika ia harus mencari buku itu setelah latihan.

ABANG #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang