Keadaan kelas saat ini sedang sunyi. Semua murid sedang sibuk bermain HP atau menyantap makanan mereka, mengingat sekarang merupakan waktu istirahat. Namun kesunyian itu tak berlangsung lama, diakibatkan teriakan Riska yang mengejutkan seisi kelas.
"OH MY GOD! GYLAK! Jinjja daebbak!" ucap Riska dengan histeris bersama matanya yang melebar menatap handphonennya yang menunjukan aplikasi wattpad.
"Duh apaan sih Ris? Ngagetin aja deh lu," sewot Audy. Kia menyentil pelipis Riska karena hampir saja tersedak. Sedangkan yang lain ada yang hanya bergeleng kepala heran, dan tak banyak pula yang mengkerutkan alisnya karena kehebohan Riska.
"Iiii sumpah! Bagus banget ini ceritanya! Masa nih ya. Si David, kakaknya si Aviola rela tinggalin gebetannya di cafe sendirian cuma gegara mau jemput adeknya yang lagi kena ujan di sekolah. Padahal si Davidnya tuh mau ngejedor-jedor si gebetan. Tapi karena sangking takut Aviolanya kenapa-kenapa, dia langsung cus ninggalin gebetannya. Huhah! Mau abang kayak gini atu! Ada nggak?" cerocos Riska.
"Duhh itu mah lebay namanya! Cowok macam apaan coba yang ninggalin ceweknya cuma gegara adeknya kejebak hujan di sekolah? Kan di sekolah masih banyak orang, tunggu reda bisa kali," ucap Audy lalu melanjutkan kunyahannyayang sempat tertunda.
"Tapi beda Dy. Ini ceritanya si Aviolanya lagi galau abis begini sama si doi," Riska menyantukan kedua tangannya menjadi berbentuk love lalu memisahkannya, menandakan putus cinta. "jadi ya gitu. Terus sebelumnya, pas si David ini tau kalau Aviola diputusin sama cowoknya, David langsung ngelabrak cowoknya Aviola.
"Tapi cara ngelabraknya tu baik. Aaa gi mana ya. Trus si David ini selalu ada deh buat Aviola. Kakak idaman banget. Pokoknya nice banget deh Davidnya. Huaa caariin satu yang kayak David please!" ucap Riska membuat Aiceber lainnya geleng kepala sambil melanjutkan kegiatan makannya. Aiceber tak heran melihat Riska bertindak seperti ini. Mengingat Riska adalah gadis yang mempunyai dua saudara kandung namun serasa tak mempunyai saudara.
Begini. Riska memiliki dua orang kakak berjenis kelamin perempuan. Kakak pertamanya bernama Saras, ia sedang berkuliah di Universitas Malang. Gadis yang baru menjalani kuliah semester 4 tersebut tinggal bersama Fera -Tantenya Riska- yang berada di kota Batu.
Ia lebih memilih di sana karena suasana di rumah tantenya tersebut sangat sejuk dan asri mengingat letak rumahnya berada di kaki gunung. Selain itu, Saras memilih kuliah jauh dari keluarga kecilnya karena sahabat-sahabatnya yang juga melanjutkan pendidikannya di universitas tersebut. Meskipun jauh, hubungan Saras dengan Riska dan keluarga terjalin dengan baik. Hampir setiap hari Saras menelfon rumah sekedar bertukar kabar. Meskipun begitu tetap saja Riska taak merasakan perhatian seorang kakak pada umumnya.
Lalu kakak kedua Riska bernama Labitha. Gadis yang kerap dipanggil Tata tersebut kini bersekolah di SMA Harapan Bangsa. Tata dengan Riska memang hanya berselisih 17 bulan, membuat keduannya hanya berbeda 1 angkatan.
Namun, meskipun hanya berselisih 1 tahun dan berada di satu rumah, keduanya sangat jarang terlihat akrab. Bahkan yang ada hanyalah pertengkaran setiap harinya, hal ini disebakan karena adanya sikap egois dan perbedaan sudut pandang di antaranya.
Pertengkaran antar saudara memang wajar adanya. Namun, Riska merasa kakaknya itu tak wajar karena selalu saja membuatnya sakit hati.
Karena apapun penyebab dari pertengkaran mereka, akhir-akhirnya yang disalahkan adalah Riska. Entah kenapa.
Riska bahkan sering bertanya kepada dirinya sendiri, Aiceber, maupun kepada dunia, "Sebenarnya di sini yang jadi kakak itu siapa sih? Kok selalu gue yang disalahin?"
Maka dari itu, ke-obsesi-an Riska ingin mempunyai seorang kakak lelaki merupakan hal yang sangat lumrah. Riska pikir, seorang kakak laki-laki setidaknya tidak akan mengajaknya berdebat sesering Tata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG #wattys2019
Teen Fiction"dasar manusia alay!" -Radhin Cahya Latief. "dasar PHP Kupret!" -Riska Cahya Purnama. *** "Mulai sekarang, lo panggil gue Abang atau Kakak ya Ris!" -Radhin Cahya Latief. "Dihh! Lo gila? ogah!" -Riska Cahya Purnama. *** Kisah Ini bercerita tentang...