CHAP 12.
Aiceber baru saja menginjakan kakinya di lantai kantin, tiba-tiba seorang lelaki menghadang mereka, tepatnya ia berdiri di hadapan Audy yang berada di antara kelima gadis tersebut. Kelimanya terkejut sejenak, lalu mata Riska dan Wulan seketika mengedipkan kedua mata mereka berkali-kali melihat sosok tampan di depannya.
"lo siapa?" Tanya Riska dengan senyumnya yang tak bisa ia tahan.
"Ada apa?" Tanya Audy dengan wajah datarnya.
"gue Aldi, Renaldi Bagaskara. Lo skretarisnya PENA SMAJA kan? (Pencinta Alam SMA Maju Jaya)" jawab lelaki berjambul tersebut bersama wajah yang tersirat keramahan di sana. Seragamnya terdapat bet bertuliskan 27 yang merupakan angka angkatan sekolah menandakan bahwa ia merupakan adek kelas Riska yang berada di angkatan 26.
"Iya. Kenapa?" Audy membawa rambutnya yang ada di pundaknya ke punggungnya.
Aldi menyodongkan kumpulan kertas yang sudah disatukan dengan steples ke Audy. "Tadi bu Rita nitip ini, lo disuruh rekap absen dari awal pembinaan sekaligus sama kegiatan-kegiatan yang udah PENA SMAJA lakuin. Deadline nya besok lusa." Jelas lelaki tersebut.
"oke. By the way, Bu Rita emang ke mana? Tumben, ngurus giniian lewat perantara segala, biasanya juga langsung ke gue nya."
"Aaa itu... anu... gue nggak tau, tadi dia lagi buru-buru gitu. Nggak sempet kali, tadi aja gue dicegat sama dia buat kasih ini ke lo."
Melihat Aldi yang gelagapan, membuat Aiceber yang lain mengambil kesimpulan bahwa lelaki di depannya ini sedang modus. Ya. Modal dusta. Karena saat Aiceber berjalan ke kantin tadi, kelimanya melihat lelaki bernama Aldi tersebut sedang memohon-mohon sesuatu kepada Bu Rita. Dan sekarang mereka tau, apa yang Aldy inginkan dari Bu Rita tadi.
Selain itu, Aiceber terutama Audy paham betul bahwa Pembina ekskul Pencita Alam SMA Maju Jaya tak akan lewat perantara jika sudah mengurus absensi. Karena jika sudah membicarakan daftar hadir pembinaan, Bu Rita akan menanyakan kejelasan alasan satu persatu siswa tersebut.
"hmm.. ya udah, makasi." Audy tersenyum simpul lalu melangkahkan kakinya.
"eh bentar!" Audy kembali membalikan badannya diikuti Aiceber yang lain.
"minta ID LINE lo dong," ucap Aldi membuat Audy memutar matanya malas. Sedangkan Riska, Kia, Keisha dan Wulan hanya terkekeh.
"Buat apa? gue nggak punya LINE." Dusta Audy. Bukannya sok laku atau sombong, hanya saja Audy malas dengan orang yang mendekat kepadanya hanya karena tampilan luarnya.
Ini bukan pertama kalinya ia dimintai ID Line atau nomer hp dengan berbagai macam cara dari para lelaki. Sebelumnya, kalau si lelaki udah chat, 'lo Audy kan?', 'lo cantik deh,', 'lagi apa?', 'dah makan belum?' ujung-ujungnya bakal bilang 'jadian yuk!' dan hal itu membuat Audy jengah.
Audy tak mau jatuh cinta lagi. Karena saat ia jatuh hati sebelumnya, ia malah ditinggalkan karena suatu hal yang nggak pasti. Gema. Nama itu selalu bergema di hati Audy. Ntah sampai kapan ia harus merasakan rasa sakit itu, karena sang pujaan hati telah pergi menyisakan hati yang sepi dan penuh tanda tanya.
"Buat... anu... nanya-nanya soal PENA aja, hehe."
"Tanya apa? Sekarang aja tanyanya mumpung ketemu kan?"
"eee... anu...-"
"ck, gini, mending lo siapin dulu deh bahan modus-an lo sebelum ke medan perang. Kalau gini, lama. Kita laper nih. Ntar kalau bahan modus lo udah mateng, baru lo temuin Audy lagi. Oke?" ujar Riska lalu terkekeh dan menarik lengan Audy yang tengah melemparkan tatapan tajamnya ke arah Riska. "heheh, jangan gitu ih! muka lo udah kaya Asih tau!" ujar Riska menyebut nama hantu yang ada di film Danur tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG #wattys2019
Teen Fiction"dasar manusia alay!" -Radhin Cahya Latief. "dasar PHP Kupret!" -Riska Cahya Purnama. *** "Mulai sekarang, lo panggil gue Abang atau Kakak ya Ris!" -Radhin Cahya Latief. "Dihh! Lo gila? ogah!" -Riska Cahya Purnama. *** Kisah Ini bercerita tentang...