Alis Pak Zaki masih mengkerut saat Radhin and the gang selesai menyanyikan lagu tiup lilin. Hiasan dinding bertuliskan 'Zaki's Birthday' dan beberapa balon menghiasi ruangan kantin yang hanya diisi oleh Rega beserta anak buah, mengingat sekarang masih jam pelajaran.
"ayo tiup dong, Pak. Kita sudah kasih surprise lho ini." Radhin memasang senyumnya selebar mungkin.
"kalian tau dari mana saya ulang tahun hari ini?" ketus Pak Zaki membuat beberapa anak yang ada di belakang menelan ludahnya sendiri. Alamat kena semprot nih, batin mereka.
"ada deh, Pak. Ayok ditiup dulu lilinya Pak. Biar berkah," ucap Rega santai menunjukan cengir nya. Berharap Pak Zaki tidak marah lagi.
Pak Zaki diam sejenak. Melihat sekitar –anak anak yang sedang fokus melihat ke arahnya–, menatap kue yang terlihat sangat lezat tersebut dan melihat beberapa lilin warna-warni yang menyalakan api.
Ini acara ulang tahun guyss. Tapi mengapa suasanannya sangat menegangkan di sini. Beberapa anak merasa menyesal mengikuti kemauan Radhin untuk ikut membantu dalam misi ini. Huh nilai kimia gua! Please, jangan tambah hancur! Doa mereka.
Tak disangka, Pak Zaki memejamkan matanya. Alisnya sudah tidak lagi menunjukan kemarahan. Ia meniup lilin tersebut dengan mantep. Membuat anak-anak bertepuk tangan ria. Merasa lega. Setidaknya Pak Zaki sudah reda, aman.
"yeayyy!!" teriak beberapa anak, salah satunya Riska dengan suara njelegarnya.
Siapa sangka saat itu adalah pesta perayaan ulang tahun Pak Zaki pertama di SMA Maju Jaya. Azril tersenyum menyaksikan teman-temannya yang bahagia karena ia traktir. Berikutnya Pak Zaki pun berhasil digiring Rega untuk duduk dan menikmati kue ultahnya beserta seporsi capcay yang merupakan makanan kesukaan Pak Zaki–hasil curcol dengan asisten rumah tangga Azril-.
Sempat bingung, mengapa Azril dkk melakukan ini semua untuk ultahnya, Pak Zaki diam-diam sambil memikirkan ada apa gerangan sambil menikmati kue berlapis coklat tersebut kemudian beralih ke makanan yang didominasi oleh sayuran tersebut. Di satu sisi ia juga berusaha ber-positive thinking, mungkin mereka melakukannya dengan tulus, meski ada secuil rasa tidak enak yang menyelip di benaknya.
Sudah lebih dari setengah jam, mereka masih berleha-leha di kantin. Sampai Rega yang tadinya izin ke kamar mandi mendatangi Pak Zaki.
"Pak, barusan Pak guru dipanggil sama Pak Kepsek. Ditunggu di ruang Ipa 2 katanya," ujar ketua kelas tersebut dengan santai.
Pak Zaki pun mengkerutkan alisnya sejenak, untuk apa Pak Kepsek memanggilnya? Apa karena ia tahu bahwa ruang kelas yang seharusnya tempat ia mengajar sedang kosong? Ia pun segera bergegas ke ruang yang dimaksud.
Namun sebelum Pak Zaki sampai di koridor kelas Ipa 2, sesuatu terasa memutar perutnya. Lelaki berkumis tersebut memutar arah sambil membungkuk memegang perutnya. Ia harus segera ke toilet!
Melihat Pak Zaki yang panik berjalan ke arah toilet terdekat sambil memegangi perutnya, Azril, Radhin, Jody dan Rega tertawa terpingkal. Aiceber yang melihat keempatnya berbahagia pun penasaran dan menghampiri mereka.
"kalian racunin kue nya?" tanya Kia tak percaya setelah mengerti apa yang terjadi. Radhin pun mengangguk sebagai respon.
"wagilaksih! Berani banget," komentar Audy.
"gilak, padahal keliatannya enak banget tuh kue. Untung tadi gue nggak main colek," sahut Riska mengelus dadanya sendiri.
"pantes tadi kalian bilang nggak ada yang boleh minta kue nya, ternyata anu..." ucap Keisha.
"udah sono kalian duduk aja lagi, makan. Ntar kalau Pak Zaki liat ramai gini di sini, dia curiga." Azril mengibaskan tangannya.
"Zril, lo nggak serius pengen dikeluarin dari sekolah kan?" tanya Riska khawatir. Yaa meski selama ini Azril termasuk orang yang menyebalkan di kelas dengan ke-tulalitannya, dia termasuk orang yang berharga bagi Riska. Karena meski begitu dia pernah membuat Riska tertawa. Sering mungkin? -–Sering jengkel juga si. Namun Tak lupa Azril juga menyelamatkan kelasnya dengan menunda ulangan dadakan yang Pak Zaki berikan. Sebenernya semua manusia itu berharga, bahkan penjahat sekalipun, karena ia mengajarkan kita arti bersabar dan kewaspadaan dalam sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG #wattys2019
Teen Fiction"dasar manusia alay!" -Radhin Cahya Latief. "dasar PHP Kupret!" -Riska Cahya Purnama. *** "Mulai sekarang, lo panggil gue Abang atau Kakak ya Ris!" -Radhin Cahya Latief. "Dihh! Lo gila? ogah!" -Riska Cahya Purnama. *** Kisah Ini bercerita tentang...