Chatting Curhat

177 13 10
                                    

Hai, gadis. Gimana tadi?

Itu pesan Winci barusan.

Wiiiinnnnciiiii....

Lebay. Tapi cukup membuat Winci tahu apa yang terjadi.

Knp..?

Maiza membayangkan ekspresi Winci yang cuek-cuek tertarik. Dia jadi antara tertawa dan menangis.

Arqi, nci. Dia marah.

Pdhl aku tdk ada maksud untuk buat dia marah. Tp jadinya malah bertengkar.

Maiza menangis seolah gadis itu benar-benar ada di depannya.

Cup cup cup. Kamu memang kapa' yang buat dia marah

"Iiiihhh...kok Winci belain Arqi sih?"

Ci, aku kan udh bilang.aku cuma mau sampaikan pesan teman2.tapi dia malah nyerang balik aku.

Ujung bibir Maiza dua-duanya jatuh ke bawah.

Nyerang gimana?

Dia bilang aku lebih pentingin kegiatan dengan para jomblower daripada dekat sama Al-Qur'an.

Maiza tidak mendapat respon cepat kali ini. Maiza bertanya-tanya, mungkinkah ada yang salah dari kata-katanya? Maka ia membaca kalimatnya sekali lagi.

"Tidak. Tidak ada yang salah."

Trus? Masalhnya apa?

Maiza diam sejenak.

"Masalahnya?".

Dia bilang aku tidak ada bedanya sama dia.

Winci tidak langsung membalas lagi.

Kamu bahasnya ke arah Al-Qur'an?

Maiza langsung mengetik,

Ya

Dia sendiri kaget. Secepatnya ia meralat,

Tidak juga

Ya ampun, Maizaaaa...

Apa, nci?

Winci terdiam lagi di sana.

Eh tapi aku tdk ngerti deh. G ngerti. Knp dia malah blg kamu g ada bedanya sm dia? Dia kan pergi dgn pacr n kamu sm tman2. G sendiri lg. G hanya berdua sm tmn cwok.

"Nah itu dia, nci."

Nah itu dia, nci.

Maiza membayangkan Winci bingung.

Coba ulangi kata2nya, Za. Yang lengkap!

Maiza menjawabnya dengan kata oke.

Ia mengetik, lalu menghapus. Mengetik lagi, lalu menghapus lagi. Ia belum mengirim apa-apa setelah kata oke tadi.

Maiza berpikir keras. Langit-langit kamar ditatap, berharap kejadian tadi dapat diputar di sana.

"Lebih penting kegiatan jomblo, pergi dengan kawan cewek dan cowok daripada berdua dengan Al-Qur'an. Apa bedanya kamu dari aku?"
Begitu kurasa.

Lagi-lagi Winci terdiam. Lima menit, 10 menit, 15 menit, Winci belum juga membalas. Maiza jadi berpikir bahwa mungkin Winci sedang ada kerjaan. Jadi Maiza memutuskan melihat-lihat di luar chatnya bersama Winci. Ia membuka wattpad, siapa tahu ada A Dark and Pearl We Lost yang diupdate penulisnya.

"Kurasa tidak mungkin. Ia baru meng-update tadi pagi."

Suara notif masuk saat ia sudah keluar dari novel itu. Notif itu muncul di bagian atas layar. Ia menurunkannya dengan jempol. Rupanya itu update-an The Beloved Brother-nya penulis yang sama.

Notif baru masuk lagi. Nada yang terdengar khusus. Maiza jadi tahu kalau itu balasan Winci.

"Pergi dengan cewek dan cowok" itu masalahnya, Maiza sayang.

Pesan itu cukup membuat kening Maiza mengerut.

Ada apa dengan itu, Ci?

Entah kenapa, jantung Maiza berdetak hebat. Dia tidak tahu kenapa.

Apa masalahnya?

Maiza mengirim itu lagi sebelum mendapat balasan dari sahabatnya. Dia merasa panik. Dia juga bingung. Bahkan heran. Tapi tidak tahu kenapa dan apa.

Dia cemburu, za

Seketika Maiza tertawa. Ia menganggap kalimat itu lucu.

Mustahil Arqi cemburu. Apa yang harus dicemburukan Arqi? Teman-teman perginya adalah teman-teman Arqi juga. Mereka satu kompleks. Arqi bahkan lebih dulu mengenal mereka daripada Maiza. Gadis manis ini baru bergabung saat ia baru masuk di SMA 1 dulu. Mamanya membawa Maiza keliling dan rumah Arqi kunjungan pertamanya. Arqi 'menculiknya' sehabis magrib hanya untuk berakrab ria dengan anak-anak kompleks di lapangan dekat masjid. Cowok maupun cewek, semuanya ada di sana. Mereka bermain, bercengkrama, bercanda, bercerita...semua berteman. Hanya berteman akrab seperti terikat darah. Tapi Arqi...

Maiza sedih lagi.

Tak mungkin, ci. Tak ada yang bisa dicemburukan Arqi. Teman2 kami baik. Mreka sudh kyk sdara. Kmi sudh kyk sodara.

Maiza menerima balasan cepat.

Tapi kau bilang, dulu ngumpulmu hanya di lapangn komplek aja kan.skrg klo g salah, malah jln2nya kmn mn. Apa arqi ikut?atau klian tdk mengajaknya?

Tidak mengajaknya?

Maiza berusaha mengingat-ingat.

"Salah. Aku selalu memanggilnya."

Tapi Maiza ragu.

"Apa aku yang membuat mereka terpisah jauh?"

***

Remaja 26 (Dilanjutkan Part2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang