Rainy // 04. Pindah

435 22 0
                                    

::Pindah::




"ITU dia! Galang Genta Pradipta."

"Asli! Dia ganteng banget."

"Anak artis sekolah disini,"

"Bakalan betah terus gue deh."

Baru juga berjalan di koridor pintu masuk, dia sudah mendengar beberapa kalimat yang memuji dirinya. Suasana baru ini membuat Galang kaku. Tak akan ada lagi teman-temannya yang menyambut di hari kembalinya ke sekolah. Galang sudah menolak dipindahkan, tapi kenyatannya, meskipun dia menolak, dia harus tetap melakukan ini.

Galang memerhatikan sekolah barunya. Sekolah ini sekolah negeri biasa, bukan seperti sekolah nya yang dulu. Tidak ada fasilitas berstandar internasional, umumnya fasilitas ini dijumpai di sekolah biasa. Dan juga tentunya murid yang berada di sekolah ini bertingkah heboh. Dilihat dari kedatangan cowok itu, barisan cewek berjejeran penasaran akan sosok Galang yang terkenal di infotaiment akhir-akhir ini.

Galang mendesah. Dia tak suka keadaan sekolah seperti ini.

"Kita ke ruangan kepala sekolah dulu, Lang."perintah Erna yang hari ini sengaja mengantar Galang ke sekolah barunya.

Galang mengangguk paham. Ia ikut kata asisten pribadi mama nya itu walau sebenarnya dia ingin berontak. Dari kemarin, Galang sama sekali tak mau makan. Dia menjalankan aksi protes dengan mama nya. Setidaknya jika ia dikeluarkan, kenapa juga harus di sekolah seperti ini?

Lagian masih ada homeschooling yang bisa dia ikuti.

Galang menghelakan napasnya kasar. Ketika sudah berada di depan ruang kepala sekolah, dia mengetuknya pelan lalu masuk. Di dalam sana sang kepala sekolah sudah menyambutnya dengan berbagai kalungan di leher. Galang risih akan hal ini, tapi dia tetap berpura-pura tak apa.

"Galang, selamat datang di sekolah favorit kami. Semoga kamu bisa berprestasi dan menjadi lulusan terbaik,"kepala sekolah itu mulai memberikan kalimat sapa hangat.

Galang tersenyum singkat. "Terima kasih,"

"Semoga Galang terbiasa dengan suasana di sekolah ini,"

"Hm,"gumam Galang pelan.

Setelah acara penyambutan kecil itu, kepala sekolah tengah berbicara dengan Erna selaku wali dari Galang yang datang di hari pertamanya kembali sekolah. Galang bosan. Dia mengeluarkan smartphone miliknya dari dalam saku, lalu memainkannya.

Ada banyak chat yang dikirimkan oleh temannya di sekolah lama, ucapan semangat. Meski begitu, Galang tak kunjung semangat berada disini.

"Maaf, saya ada ruangan kelas berapa ya?"

"Oh, kelas 12 IPS 3."

Galang mengangguk. "Saya ke kelas duluan boleh?"

"Silahkan,"

Galang merapikan tas nya. Dia kini berpamitan dengan Erna dan juga kepala sekolah sekolah ini. Setelah keluar dari ruangan kepala sekolah itu, dia naik ke lantai dua. Sepertinya kelasnya berada di lantai atas.

Jika dilihat, sekolah ini tak sesuai dengan ekspetasi yang ia bayangkan. Kata mamanya dia akan dimasukkan ke dalam sekolah favorit, jika seperti ini, ini bukanlah sekolah favorit baginya.

Galang berdecak pelan, jika ia mendumel sendiri juga tak berpengaruh pada apapun.

Langkah Galang terhenti di depan mading lantai dua sekolahnya. Dia melihat denah beberapa ruangan yang dipajang disana. Matanya tajam mencari ruang kelas yang akan ia tinggali. Satu persatu bagian denah itu ia perhatikan. Tepat! Dia menemukannya.

RainyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang