::Kisah Dimulai?::
BESAR dan mewah.Sepertinya dua kata itu sudah cukup mendeskripsikan keadaan yang tengah ia jalankan sekarang. Ruangan yang sangat besar ini menyambutnya. Barang serta perabotan yang mungkin memiliki harga tinggi memenuhi sekaligus tertata rapi. Guci-guci mahal dipajang di setiap sisi. Sofa ruangan ini yang terbilang mewah juga ada di depannya. Ada yang menarik dari perabotan lain. Lampu yang menggantung disana terlihat seperti lampu yang berada di buku dongeng.
Dira sempat membeku. Tapi mengetahui pemilik rumah ini menyuruhnya masuk, dia pun akhirnya menurut.
Dira berdiri bingung. Dia tak berani menyentuh benda-benda yang mahal itu apalagi menduduki sofa mewah ini. Menyadari sikap Dira yang seperti orang dungu, Galang langsung menariknya agar duduk dengan nyaman.
"Ini rumah saya, anggap aja sebagai tempat sementara."ujar Galang dingin.
Dira mengangguk pelan. Jujur saja, dia dalam keadaan canggung. Sudah cukup dia berdiam tak bersuara ketika nuansa canggung menyelimuti di dalam mobil. Dira malu karena Galang menemukannya dalam kondisi yang menyedihkan di pinggir jalan, oleh karena itu Galang membawanya kemari dan mengajaknya bertemu dengan Mama nya.
"Mama saya belum pulang jam segini, dia pulangnya tengah malam."kata Galang lagi yang membaca arah pikiran Dira dengan tepat.
Dira mengangguk lagi. Dia diam bingung menanggapi Galang. Jika dia salah bicara, tamatlah riwayatnya.
Galang kemudian berdiri dari posisinya semula. Ia menghampiri Dira yang masih bengong disana. "Nanti ada Mbo Sepka, dia yang akan bantu kamu disini. Kamar kamu ada di lantai dua,"
"I-iya,"
"Satu lagi, saya juga sudah cerita sama mama saya. Kamu tidak usah khawatir akan terkena marah, sudah saya atasi."
Dira mengerutkan keningnya tak mengerti. "Maksudnya?"
"Saya mau ke kamar. Nanti Mbo Sepka akan yang urus kamu, termasuk membereskan barang-barang yang kamu bawa."jelas Galang singkat.
Dira kembali mengerti. "Oh, makasih, Galang."
"Satu lagi, saya akan bertanggung jawab."
Dira bergeming. Tak lama setelah mengatakan itu, dia melihat Galang yang melangkah masuk ke dalam kamarnya. Dira memegang jari-jari tangannya gugup. Dia bingung. Rumah sebesar ini hanya tinggali oleh Galang dan juga seorang pembantu yang membantunya? Beginikah kehidupan keluarga terkenal seperti Galang?
Dira lagi-lagi memerhatikan sekelilingnya. Sepi. Sama sekali tak ada orang, hingga seseorang kini mengagetkan dirinya.
Dor!
Dira langsung terkejut. Seseorang yang tak ia kenal kini ada di depannya sambil memandang nya penasaran. Sepertinya lelaki ini adalah penghuni rumah ini, tapi dia siapanya Galang?
"Temannya Galang?"tanya lelaki berpakaian kemeja kasual itu.
"I-iya, Kak."jawab Dira ragu.
Lelaki itu sejurus kemudian melihat-lihat barang yang dibawa oleh Dira. Lelaki itu kemudian mengulurkan tangannya mengajak berkenalan. "Aji,"
"Di-Dira,"
"Galang nya ada di rumah kan?"tanya dia lagi.
Dira mengangguk. "Ada, di sana."tunjuk jari telunjuknya ke arah ruangan yang Galang masuki tadi.
"Baru pertama kali gue liat Galang bawa cewek kesini selain Wilona, yaudah entah apa alasan si Galang, baik-baik dan sabar sama dia aja."
"Oke kak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy
Teen FictionHari ini berharap hujan tak datang, namun aku tak menginginkan langit yang menampilkan warna nya.