::Terjebak Hujan::
Seharian ini, Dira sedikit menghilangkan rasa takutnya. Dia bahkan antusias kesana kemari menaiki beberapa wahana yang ia takuti ketika kecil dulu. Hari perlahan berganti menjadi gelap. Di ketinggian ini, keduanya sama-sama menyaksikan terbenamnya matahari. Alfian menfokuskan matanya ke arah Dira. Sinar oranye dari sinar matahari itu menambah kecantikan Dira karena pantulan itu.
Alfian tersenyum. Dia mengambil moment ini dengan kamera hapenya.
"Buat kenang-kenangan,"cetus Alfian singkat.
Dira memandang Alfian tanpa berkata apapun. Meski dia ingin marah-marah dan mengomel karena tingkah Alfian, Dira mengabaikan itu semua. Suasana matahari terbenam seperti ini lebih menarik perhatian Dira dibandingkan Alfian yang sibuk sendiri.
"Gua upload di sosial media. Caption yang bagus apaan yak?"tanya Alfian singkat.
Dira menoleh sekilas. "Kamu posting itu nanti aku kena semprot,"
"Sama siapa?"
"Ya kamu pikir aja siapa kamu."
Alfian malah tertawa. "Ya sekalian lah gua kenalin. Biar orang-orang nggak ada yang ganggu lo lagi."
Dira mengangkat senyumnya sedikit. Dira sempat hanyut dalam suasana ini. Oh andaikan saja yang ada di sebelahnya adalah lelaki yang menjadi miliknya.
Saat tengah menikmati pemandangan lautan yang luas, telepon milik Dira berbunyi. Disana tertera nama dari seseorang. Galang, nama yang tertera disana. Dengan menimbang-nimbang antara ingin menjawabnya atau tidak, Dira sempat berpikir selama beberapa saat.
"Dari Galang tuh, angkat dong."
Dira menoleh. Berhubung Alfian mengetahuinya, dia langsung beralih menekan tombol hijau. Lalu panggilan dimulai.
"Halo?"sapa Dira dengan suara parau. "Oh, baiklah aku akan segera kembali."jawab Dira setelah beberapa saat mendengarkan suara milik Galang itu.
Alfian melirik Dira sekilas, meski mata nya memandang lurus tetap saja ia penasaran akan panggilan telepon barusan. "Ada apaan?"
"Itu si Galang,"jawab Dira pelan.
"Dia kenapa lagi?"
"Dia ingin aku kembali ke rumah."
Alfian menangkap ketakutan dari mata wanita di sebelahnya ini. Perlahan seakan memberikan ketenangan, Alfian meraih tangan wanita itu. "Jangan ragu, lo harus buat pilihan, Dira."
"Ya... "ucapnya tertahan. "Aku yang harus pergi dari hidupnya,"
"Mau ikut sesuatu permainan nggak?"
Dira mengerutkan keningnya tak mengerti. "Permainan?"
"Taruhan,"jawab Alfian cepat.
Dira mengerutkan keningnya sementara Alfian kini penuh dengan kejutan yang sama sekali tak ia ketahui. Ada rasa penasaran yang begitu besar di dalam sana, tentang apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Alfian ini.
"Lo harus buat pilihan, dan gua juga akan buat pilihan. Bahkan gua akan mewujudkan itu. Gimana? Lo mau ikut permainan gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy
Teen FictionHari ini berharap hujan tak datang, namun aku tak menginginkan langit yang menampilkan warna nya.