Tatapan Kyuhyun tidak pernah teralihkan dari Jiwon, sepertinya Kyuhyun mulai terbiasa menatap wajah Jiwon. Menatap Jiwon membuat Kyuhyun merasa tenang dan ia mulai percaya, jika pria tidak harus selalu mencintai satu wanita seumur hidupnya.
"Kau dilarang menyentuhku." Jiwon bicara dengan pelan dan wajahnya terasa hangat karena hembusan napas Kyuhyun, kini ia hanya berharap agar wajahnya tidak memerah seperti tomat atau udang rebus.
"Aku hanya mengikis jarak diantara kita, bukan menyentuh."
Kyuhyun semakin mendekatkan tubuhnya dengan Jiwon, hatinya sangat bahagia saat bisa menggoda Jiwon si mulut sinis. Apalagi jika pipi Jiwon sampai memerah seperti sekarang ini, kesenangan Kyuhyun menjadi berlipat ganda. "Kau merona, apa itu karena menyukaiku?"
Apa yang Jiwon khawatirkan terjadi. Pipinya merona tepat didepan Kyuhyun, sangat memalukan. Menjatuhkan harga diri Jiwon ke level terengah, lalu yang terparah membuat tingkat kesombongan Kyuhyun semakin tinggi.
"Mimpimu terlalu tinggi, Tuan Cho." Jiwon tersenyum sinis, mendorong Kyuhyun lalu kembali masuk ke kamar mandi. Padahal seharusnya Kyuhyun yang masuk ke sana.
Kedua bahu Kyuhyun terangkat dan senyuman selalu terukir di bibir tebalnya. Sekarang Jiwon mengganggap perkataannya sebagai mimpi, tapi nanti itu bisa saja menjadi kenyataan. Namun garis bawahi, kalau Kyuhyun tidak berharap ia disukai oleh wanita seperti Jiwon, ia hanya penasaran bagaimana rasanya jika Jiwon benar-benar menyukainya.
Apa Kyuhyun dan Jiwon sekarang sudah sama? Sepertinya mereka sudah sama karena tidak mau mengakui kalau kalimat yang mereka anggap berbeda, sebenarnya memiliki makna yang sama.
Pipi Jiwon yang merona terpampang jelas di cermin, Jiwon bahkan sampai tidak yakin kalau gadis yang tengah merona itu adalah dirinya. "Ini pasti bukan aku. Jiwon tidak akan merona hanya karena Kyuhyun menggodanya." Gadis berotak pintar itu kini terlihat seperti orang gila karena bicara pada bayangannya sendiri, dan tangannya ia gunakan untuk menutupi pipinya yang masih memerah akibat ulah iseng Kyuhyun.
****
Hasil nilai ujian sudah di umumkan dan dari semua siswa kelas 12 Jiwon adalah yang paling bahagia, karena nilainya yang tertinggi. Jiwon bukan hanya menaikkan peringkatnya, tapi ia juga mengalahkan Kyuhyun dan fotonya akan kembali. Jika sudah bersungguh-sungguh, maka apapun yang kau kerjakan pasti akan berhasil. Itu adalah slogan hidup Jiwon, ia akan menggunakan slogan itu dalam mengerjakan semua hal, bahkan saat mengerjai Kyuhyun.
****
Di bangku yang ada di dekat jendela, Kyuhyun sedang duduk termenung. Kesempatan untuk mendengar teriakkan Jiwon saat di lapangan basket sudah pupus, dan Kyuhyun juga harus mengembalikan foto Jiwon, walau sebenarnya ia ingin menyimpan foto Jiwon lebih lama lagi.
Seseorang masuk ke dalam kelas dan menduduki bangku yang ada didepan Kyuhyun. "Kau pernah melakukan sesuatu dengan Jiwon?" Yoon Gi menanyakan sesuatu yang tidak Kyuhyun mengerti, dan wajah Yoon Gi terlihat sangat serius. Ini aneh, karena Yoon Gi tidak perlu seserius itu sebelumnya.
Kyuhyun diam sejenak, kemudian mengangguk. "Berciuman? Ya, kami pernah melakukannya."
Benarkah otak Kyuhyun jenius? Yoon Gi sungguh tidak yakin dengan ungkapan kalau otak Kyuhyun amat jenius, karena jika memang jenius Kyuhyun seharusnya tahu jawaban yang tepat untuk pertanyaan Yoon Gi. "Kau masih polos, atau bodoh?" Ucap Yoon Gi kesal.
"Seharusnya kau perjelas pertanyaanmu!"
Yoon Gi hanya menghela napas karena pertanyaan tidak mungkin ia perjelas, apalagi jika harus ia tanyakan secara rinci. Ketahuilah kalau pertanyaan Yoon Gi bukan pertanyaan biasa. "Sepertinya Jiwon hamil." Setelah berpikir cukup panjang, Yoon Gi memilih untuk langsung saja pada intinya dan melupakan pertanyaan tidak biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival Is My Wife✔
Teen Fiction[Di PRIVATE acak] saingan menjadi istri? itulah yang terjadi pada Cho Kyuhyun, hanya dalam satu malam yang misterius ia harus menerima Jiwon sebagai istrinya. Bagaimana kelanjutan hidup mereka setelah menikah di usia 18 tahun dan tinggal di asrama y...