part 26

4K 453 26
                                    

Jiwon menyandarkan kepalanya di jendela kelasnya, ia sedang sedikit merenungkan apa saja yang sudah ia alami selama beberapa hari ini. Begitu banyak hal tidak terduga, mulai dari di keluarkan dari sekolah hingga kehamilannya. Semua terlalu bertubi-tubi hingga Jiwon tidak harus berekspresi seperti apa.

"Jangan terlalu banyak melamun." Suara halus Kyuhyun membuat Jiwon tersenyum, namun dia tidak mengalihkan pandangannya dari jendela dan tidak peduli pada Kyuhyun yang sekarang duduk disampingnya. "Kepala Sekolah meminta agar kau ke ruangannya."

"Untuk apa? Ingin memojokkanku lagi?" Ucap Jiwon, lalu menatap Kyuhyun yang tersenyum tanpa sebab.

"Sudah, ayo! Aku akan menemanimu." Kyuhyun meraih tangan Jiwon dan menariknya dengan pelan. Kyuhyun menjadi perhatian seperti ini karena ia tahu jika In Yeon juga ada di ruangan kepala Sekolah, ia tidak mau Jiwon menjadi korban jika nantinya In Yeon kembali berulah.

****

Untuk kali ini Jiwon merasa jika ia benar-benar mempunyai suami, pria yang akan selalu menjaganya dan memegang tangannya. Jiwon yakin pasti akan menyenangkan jika Kyuhyun terus seperti seperti ini, bersikap seperti seorang suami dan mengurangi sifat menjengkelkannya. Jika itu terjadi, maka Jiwon juga akan bersikap layaknya seorang istri yang baik.

"Tadi kau melamun, sekarang malah tersenyum sendiri. Apa itu karena aku memegang tanganmu?" Kyuhyun mulai menggoda Jiwon, dan dalam sekejap Jiwon sudah menjauhkan tangannya dari tangan Kyuhyun. "Aku bilang jangan mudah marah, itu tidak baik untuk anakku." Kyuhyun kembali berucap, lalu kembali memegang tangan Jiwon.

"Anakku!" Tegas Jiwon, yang tidak terima jika Kyuhyun terus mengklaim janin didalam perutnya hanya sebagai anaknya.

"Ya, terserah. Tapi kau tidak akan hamil jika tidak ada aku." Entah ini yang ke berapa kalinya Kyuhyun membuat Jiwon kesal dan nyaris marah, padahal ia sendiri berpesan agar Jiwon tidak marah. Sungguh, suami labil.

"Dasar mesum!" Gumam Jiwon, sedangkan Kyuhyun hanya menyengir, hingga deretan gigi putihnya terlihat dengan jelas.

****

Setelah melewati sedikit perdebatan selama diperjalanan, kini Kyuhyun dan Jiwon sampai diruangan Gi Kyung. Selain Gi Kyung, disana juga terlihat In Yeon yang lagi-lagi melempar tatapan tajam pada Jiwon. "Hey! Ubah tatapanmu itu!" Tegur Kyuhyun, dan ia juga membalas tatapan tajam In Yeon.

In Yeon memutar bola mata dengan malas, kemudian mengalihkan pandangannya dari Kyuhyun dan Jiwon. Mereka pasangan yang serasi, namun sayangnya In Yeon benci melihat pasangan suami istri itu. Berawal dari kesal, lalu benci hingga kini In Yeon ingin membuat Kyuhyun dan Jiwon hilang dari pandangannya.

"Jiwon sudah datang dan sekarang tugasmu, In Yeon." Gi Kyung buka suara, dan satu decakkan keluar dari mulut In Yeon. "Cepat!" Gi Kyung memberikan satu bentakkan pada In Yeon, karena gadis itu hanya diam saja.

Sebelum bentakkan tidak penting Gi Kyung kembali terdengar di telinganya, dengan cepat In Yeon menatap Jiwon, kemudian membungkukkan badannya dan ini ia dengan amat terpaksa. "Aku minta maaf." Ucap In Yeon terpaksa, lalu ia kembali berdiri dengan tegap.
   
Tanpa diberitahu, Jiwon tahu jika permintaan maaf In Yeon tidaklah tulus. Dia melakukannya karena perintah Kepala Sekolah, dengan penuh keterpaksaan dan dia memang tidak ingin meminta maaf. Meski tahu tentang semua itu, Jiwon tetap tersenyum. "Aku menerima permintaan maafmu, walau aku tahu itu tidak tulus." Jiwon memilih menerima karena ia sudah bosan berhadapan dengan In Yeon, sekaligus tidak ingin muncul masalah baru jika terus bersama In Yeon.

"Terserah, aku tidak peduli!" In Yeon menunjukkan senyum sinisnya, namun Jiwon memilih untuk tetap diam.

Jiwon ingin hari pertamanya sekolah, setelah dikeluarkan selama dua hari menjadi lebih tenang dan damai, tanpa ada urusan tidak penting dengan In Yeon. "Kepala Sekolah, apa aku dan Kyuhyun bisa pergi sekarang?"

My Rival Is My Wife✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang