Kyuhyun mengetukkan jari telunjuknya di atas meja dan ia masih setia menunggu jawaban Jiwon. Sudah lima menit sejak Kyuhyun mengajukan perjanjian pada Jiwon, namun sampai sekarang Jiwon belum memberi tanggapan. "Cepat sedikit!"
Jiwon tersadar dari lamunannya, begitu bentakkan Kyuhyun masuk dengan bebas ke telinganya atau bahkan nyaris merusak telinga Jiwon. "Bagaimana jika nilaimu lebih rendah?"
Kyuhyun berpikir sejenak dan dalam pikirannya ia yakin akan mendapat nilai tertinggi, tapi jika nilai rendah itu tiba-tiba datang Kyuhyun tidak mau Jiwon mengejeknya karena hal itu. "Terserah padamu, tapi aku yakin nilaiku adalah yang tertinggi."
Jiwon serasa ingin mencakar mulut Kyuhyun saat ini juga, karena mulut Kyuhyun itu adalah jalan keluar dari semua bualan kesombongan yang pernah Jiwon dengar. "Aku setuju!" Ucap Jiwon yakin.
Kyuhyun tersenyum miring, lalu memasukkan foto Jiwon kedalam saku celananya. "Semoga berhasil." Setelah mengatakan itu, Kyuhyun mengedipkan sebelah matanya lalu pergi meninggalkan tempat belajar itu.
Sehun menepuk-nepuk pundak Jiwon dan Sehun langsung mendapat tatapan tajam dari Jiwon. "Tatapanmu...?"
Jiwon menjewer telinga Sehun, menendang kaki Sehun lalu mencekik leher Sehun. Seandainya Sehun bukan sahabatnya, sudah pasti Jiwon akan melenyapkan pria berkulit putih susu itu.
"Ini semua karenamu, Oh Sehun!" Bentak Jiwon, lalu menjitak kepala Sehun. Sehun benar-benar menjadi korban kekerasan dalam lingkungan sekolah.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud melakukan itu." Sehun bicara sambil menutup kepalanya dengan tangan, dan disaat Jiwon ingin kembali menjitak kepala Sehun, Soo Bin tiba-tiba datang dan memohon agar Jiwon tidak memukul Sehun lagi.
"Jangan memukul Sehun lagi, kalau nanti dia jadi bodoh bagaimana?" Ucap Soo Bin yang sekarang berdiri dihadapan Jiwon.
Jiwon berdecak, lalu secara diam-diam dan dengan gerakkan cepat ia kembali memukul kepala Sehun. Ingin rasanya Jiwon memukul kepala Sehun sampai terpisah dari tubuhnya.
"Awww..."
"Kau tidak apa-apa?" Soo Bin menyentuh kepala Sehun yang baru saja dipukul oleh Jiwon.
Yoon Gi memutar bola matanya dengan malas begitu melihat Soo Bin yang begitu perhatian pada Sehun, bagi Yoon Gi itu sangatlah berlebihan. Lalu Jiwon sudah melesat pergi dan mencari tempat belajar baru, disisi lain ada Seo Joon yang sangat merasa tertekan karena kebisingan yang ada disekitarnya.
"Sudah, aku tidak apa-apa. Aku mau menyusul Jiwon." Ujar Sehun, lalu pergi sambil mengusap kepalanya dan meninggalkan Soo Bin yang mengerang kesal.
****
Pria dengan rambut kecoklatan itu tidak henti-hentinya menatap foto anak kecil dengan pipi yang tembam dan tubuh yang berisi, senyumnya yang manis ditambah gaya berfotonya yang lucu semakin menambah keimutan gadis kecil itu.
Gadis kecil itu adalah Jiwon dan yang memandangi fotonya adalah Kyuhyun, yang sekarang duduk diatap sekolah seorang diri. Rasa bosan benar-benar enggan menghampiri Kyuhyun hingga Kyuhyun betah lama-lama menatap foto Jiwon, difoto itu mungkin Jiwon terlihat 'gendut', tapi itu tidak menghilangkan sisi manisnya sebagai seorang wanita dan Kyuhyun tidak bisa memungkiri kenyataan itu.
"Tapi, kenapa sekarang wajahmu lebih sering terlihat sinis?" Kyuhyun bertanya pada foto Jiwon dan setelah itu tersenyum, menyadari kebodohannya yang bicara pada selembar foto.
****
"Sudah! Minta maaf dan memberikan penjelasannya besok saja, ini sudah malam dan sebentar lagi penjaga asrama pasti akan datang, jadi cepat kembali ke kamarmu." Jiwon bicara dengan panjang lebar, lalu menunjuk kamar Sehun yang kebetulan ada didepan kamar Kyuhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival Is My Wife✔
Dla nastolatków[Di PRIVATE acak] saingan menjadi istri? itulah yang terjadi pada Cho Kyuhyun, hanya dalam satu malam yang misterius ia harus menerima Jiwon sebagai istrinya. Bagaimana kelanjutan hidup mereka setelah menikah di usia 18 tahun dan tinggal di asrama y...