part 36

3.7K 386 39
                                    

"Bagaimana dengan kejutan pertama dariku? Kau menikmatinya? Bagaimana rasanya kehilangan?"

Park Woo mengajukan pertanyaan secara bertubi-tubi, hingga Han Pyo hanya bisa terdiam, namun mulai mengerti maksud ucapan Park Woo. Sudah ia duga, Jiwon keguguran karena campur tangan Park Woo. Sebab tidak mungkin Seo Joon yang ia ketahui sebagai sosok pendiam melakukan hal seperti itu, bahkan dia terlihat sedih saat Jiwon di nyatakan keguguran.

"Ini belum seberapa, Cho Han Pyo. Awalnya menyakitkan, namun akhirnya akan lebih menyakitkan. Tapi... Aku bisa berhenti jika kau mau melakukan sesuatu untukku." Ujar Park Woo lagi.

Han Pyo masih terdiam, butuh beberapa detik baginya untuk angkat suara. "Apa?"

"Akui kesalahanmu 19 tahun yang lalu, katakan juga pada semua orang bahwa Ayahmu telah membayar para saksi agar tutup mulut. Bukankah itu setimpal?"

Tugas yang berat untuk Han Pyo, namun tidak dapat dipungkiri jika ini adalah karma dari masa lalu. Ia pernah menabrak orang secara tidak sengaja, namun saat itu justru Park Woo yang di salahkan karena ia satu mobil dengan Han Pyo. Park Woo di tuduh sebagai pengemudi mobil, atas kesaksian para saksi, padahal saat itu yang menyetir adalah Han Pyo. Tentu semuanya tidak lepas dari campur tangan Tuan Dae Byun, beliau membayar para saksi agar memberi kesaksian palsu saat persidangan. 

****

Di tempat lain, tepatnya di taman rumah sakit. Kyuhyun dan Jiwon masih duduk bersama menikmati udara segar sambil sesekali bercanda, seakan ini sudah menjadi kegiatan rutin mereka. Benar jika cinta bisa berawal dari mana saja, teman, musuh bahkan rival sekalipun. Manusia tidak pernah tahu kapan cinta akan datang, ada cinta yang datang disaat yang tepat ada pula disaat yang tidak tepat.

Kyuhyun bersyukur cintanya datang di waktu yang tepat, dan bonus Jiwon juga mencintainya. Ia tidak pernah berpikir Jiwon akan menjadi pengganti Ara, menjadi pendamping hidupnya dan membuatnya menjadi pria paling sedih saat dia ingin bunuh diri.

Sementara Jiwon, baru kali ini merasa benar-benar jatuh cinta. Sebenarnya, Kyuhyun adalah cinta pertama Jiwon karena dulu ia tidak mencintai Sehun. Hubungan itu terjalin karena rasa suka sesaat, disebabkan oleh seringnya mereka bersama. Tapi jujur, ia masih bingung kenapa bisa mencintai Kyuhyun. Dia pria paling menyebalkan, jahil dan terkadang romantis. Mungkin karena terlalu di sering di buat kesal, di jahili dan kata-kata romantis yang membuatnya mencintai Kyuhyun.

"Seo Bin menang, kan dalam kompetisi dance?" Tanya Jiwon, sebab ia terlalu terpuruk hingga melupakan kompetisi dance antar sekolah.

Dengan berat hati Kyuhyun menggeleng, kemudian memeluk Jiwon. "Dia tampil buruk, karena mengkhawatirkanmu."

"Benarkah? Tapi, kenapa kau harus memelukku?"

"Aku takut kau akan merasa bersalah lagi, lalu kembali ingin bunuh diri." Jawab Kyuhyun polos, namun ia sungguh-sungguh takut.

Jiwon tersenyum tipis, sedangkan tangannya mengusap punggung Kyuhyun. "Apa kau trauma? Tenanglah, aku janji tidak akan bunuh diri ataupun meninggalkanmu, meski merasa bersalah." Ujarnya, sembari terus mengusap punggung Kyuhyun. Seperti seorang Ibu yang sedang menenangkan anaknya.

Tangan kekar Kyuhyun masih melingkar di pinggang Jiwon, tak ingin menjauh meski Jiwon mengatakan akan selalu ada disisinya. Kyuhyun percaya, namun entah kenapa ia ragu Jiwon akan melakukannya. Ini mungkin karena ia terlalu takut kehilangan Jiwon, melebihi takut kehilangan kepintarannya.

"Wah, romantis sekali!"

Kyuhyun dan Jiwon reflek menjauh, setelah mendengar suara-suara yang begitu mereka kenal. Siapa lagi kalau bukan Yoon Gi, Sehun dan Soo Bin. Mereka bicara secara bersamaan, sekaligus merusak moment romantis KyuJi. "Kalian, menyebalkan!" Kesal Kyuhyun, sementara ketiga orang itu justru menunjukkan tampang tidak berdosa mereka.

Bukan hanya tampang tidak berdosa, tapi juga ketidakadilan yang harus Kyuhyun terima. Ingat, hanya Kyuhyun karena Soo Bin, Sehun dan Yoon Gi sibuk mengobrol dengan Jiwon. Mereka menanyakan bagaimana keadaan Jiwon, apa dia ingin sesuatu dan lainnya. Kapan mereka peduli pada Kyuhyun? Entahlah, mungkin waktu akan menjawabnya.

"Maaf, aku menjadi penyebab kau gagal mendapatkan kemenangan ketiga-mu dalam kompetisi dance." Sesal Jiwon, dan dalam sekejap ia mendapat gelengan dari Soo Bin.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Kau tahu? Sekarang banyak peserta jauh lebih baik dariku, makanya mereka pantas menang." Soo Bin sedikit menghibur Jiwon, tak ingin lagi Jiwon merasa bersalah dan berakhir buruk.

"Itu benar. Kau juga perlu tahu, Soo Bin tidak begitu pintar. Aku bahkan lebih pintar menari." Sahut Yoon Gi, ia juga menunjukkan sedikit tariannya. Tarian Yoon Gi bagus, namun yang memberinya tepuk tangan hanya seorang wanita paruh baya.

Sehun, Soo Bin dan Jiwon kompak tertawa terbahak-bahak. Sementara Kyuhyun hanya terdiam, sebab ia masih diabaikan. "Tenyata kau punya penggemar. Hebat!" Sehun mengacungkan kedua ibu jarinya, khusus untuk Min Yoon Gi.

Yoon Gi tersenyum malu, kemudian membungkuk pada wanita paruh baya yang tadi memberinya tepuk tangan. Kini, kita fokus pada Kyuhyun, pria tampan dan terabaikan.

"Sudah?" Tanya Kyuhyun kesal, ketika Jiwon, Sehun, Yoon Gi dan Soo Bin menatapnya.

Keempat remaja itu kompak mengangguk, membuat Kyuhyun tambah kesal sampai ia membawa Jiwon pergi. Sudah cukup waktunya dan Jiwon dirusak, sekarang saatnya ia kembali bersama Jiwon setelah diabaikan cukup lama.

"Mereka terlihat berbeda." Ujar Sehun, dan ia mendapat anggukkan dari dua manusia yang berdiri disisi kiri dan kanannya.

****

Busan

Ye Na duduk di depan ruang rawat Ara, seraya melepas cincin pernikahannya bersama Go Hyo Shin. Inilah keputusannya, yaitu bercerai. Awalnya Tuan Go tidak setuju, namun setelah ia jelaskan semua demi kebaikan Ara, dia akhirnya setuju sekaligus mengalah demi sang anak. Karena tanpa sadar, mereka adalah penyebab Ara menjadi seperti ini.

"Meski Ara bukan putri kandungku, tapi aku akan mengorbankan kebahagianku untukmu. Akan kubuat kau mendapat apa yang kau inginkan." Ucap Ye Na. Ia menarik nafas panjang, mengusap ia matanya dan pergi dari rumah sakit.

****

Seoul

"Jadi, besok aku sudah bisa pulang?" Tanya Jiwon dan Kyuhyun menganggukkan kepalanya.

Kyuhyun duduk di samping Jiwon, kemudian menyuapi Jiwon buah. Awalnya Jiwon menikmati, tapi ia terdiam setelah menyadari jika itu adalah buah jeruk. Ia kembali ingat masa saat ia hamil, dimana ia benci pada aroma jeruk.

"Aku tahu kau mengingat apa. Cukup di ingat, jangan lakukan hal bodoh." Kyuhyun mengingatkan Jiwon, hingga wanita itu tersenyum dan kembali mengunyah buah jeruk pemberian Kyuhyun.

Jika tadi waktu KyuJi diganggu oleh Sehun, Soo Bin dan Yoon Gi. Kini, waktu KyuJi diganggu oleh deringan ponsel Kyuhyun. Ketika di lihat, ternyata yang menelepon adalah Ye Na. Dengan penuh rasa malas, Kyuhyun menjawab telepon dari Ibunya dam sedikit menjauh dari Jiwon, takut jika nanti Ibunya bicara tidak-tidak.

"Ya, Ibu." Ucap Kyuhyun singkat.

"Bisakah kita bertemu? Ibu baru saja tiba di Seoul. Kita bertemu di cafe dekat sekolah-mu, pastikan kau datang dan ajak Jiwon." Setelah selesai bicara, Ye Na langsung memutuskan sambungan telepon tanpa memberi kesempatan bagi Kyuhyun untuk bicara.

*********

TBC....

AKU MOHON, BIASAKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW!!!

My Rival Is My Wife✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang