Deringan ponsel sedikit merusak konsentrasi Han Pyo yang sejak tadi fokus bekerja, namun kini ia mengalihkan pandangannya dari depan komputer untuk mengangkat telpon dari orang tidak di kenal.
"Halo?" Ujar Han Pyo dan ponsel telah menempel di telinga kirinya.
"Bagaimana kabarmu? Apa kau masih ingat padaku?"
Han Pyo tertegun begitu mendengar suara orang yang menelponnya. Ia mengenali suaranya, bahkan sangat-sangat mengenalnya. "Park Woo?" Ujar Han Pyo dengan nada kaget, sekaligus takut yang terdengar jelas.
"Ternyata kau masih mengingatku. Aku menelepon hanya untuk mengatakan, bahwa aku telah kembali untuk menghancurkanmu. Kau membuatku berada di penjara karena kesalahanmu, dan sekarang kau harus menebus kesalahanmu. Tunggulah kejutan dariku, Cho Han Pyo." Setelah mengancam Han Pyo, Park Woo dengan segera mengakhiri panggilan itu hingga Han Pyo hanya bisa terdiam.
Wajah Han Pyo tampak begitu pucat, seperti orang yang baru saja mendapat kabar buruk. Tidak, kembalinya Park Woo lebih dari kabar buruk. Dia adalah kegelapan yang datang untuk menelan Han Pyo, membawa Han Pyo pada kehancuran dan Han Pyo akui ini semua karenanya. Park Woo masuk penjara karenanya, jadi bukankah wajar jika Park Woo ingin menuntut balas? Demi apapun Han Pyo membenarkan anggapan itu, tapi ia tidak mau keluarganya menjadi korban balas dendam Park Woo.
"Ini karenamu, Ayah." Ucap Han Pyo, yang mulai takut pada ancaman Park Woo.
****
Setelah sedikit menyapa dan meletakkan bunga diatas makam Mi Ra, sekarang Kyuhyun menatap Jiwon sambil tersenyum. "Kau bilang akan mengajakku ke suatu tempat." Kyuhyun mengingatkan Jiwon, padahal sebenarnya Jiwon tidak lupa pada ucapannya.
Jiwon tersenyum tipis, tidak menyangka jika Kyuhyun begitu ingin melihat tempat yang ingin ia tunjukkan. Tempatnya memang istimewa, amat sangat istimewa dan tempat itu adalah tempat yang selalu Jiwon datangi jika mengunjungi mendiang Ibunya. "Aku akan pergi bersama Kyuhyun. Nanti kita bertemu di tempat biasa, ya? Sampai nanti." Jiwon bicara pada Ki Jun, Nyonya Ri Yoo dan juga Sehun. Kemudian menarik tangan Kyuhyun, sebab ia pun sudah tidak sabar untuk mengajak Kyuhyun ke 'suatu tempat'.
Ki Jun dan Nyonya Ri Yoo hanya tersenyum saja melihat pasangan suami istri itu. Berbeda dengan Sehun, yang justru berdecak kesal. "Mereka mengabaikanku." Gumam Sehun. Meski terlihat tidak suka, namun dalam hatinya ia senang jika Jiwon dan Kyuhyun bisa pergi bersama. Setidaknya mereka bisa mendekatkan diri, agar status suami istri bisa lebih terlihat.
****
"Bukankah ini tempat memancing?" Tanya Kyuhyun, lalu menoleh pada Jiwon.
Benarkah suaminya pintar? Jiwon tidak yakin. Sudah jelas terlihat ada beberapa orang sedang memancing harusnya Kyuhyun tidak bertanya, apalagi sampai menujukkan wajah bingungnya. "Tentu saja! Memang kau lihat mereka sedang apa? Mencuci?" Kesal Jiwon, kemudian berdecak dan pergi untuk mengambil peralatan memancing.
Jadi ini yang tempat ini yang Jiwon maksud? Sungguh, Kyuhyun menyesal karena sudah sangat penasaran. Jika tahu begini, tadi Kyuhyun akan menolak saat diajak pergi. "Memancing? Tidak, aku tidak suka memancing!" Kyuhyun berteriak histeris dan berniat lari, tapi baru membalikkan badan Jiwon sudah menatapnya dengan tajam.
"Mau kemana? Kau ingin meninggalkanku?"
"Aku tidak bilang ingin meninggalkanmu. Kita temui Ayah, Nenek dan Sehun saja, ya? Disini sangat dingin dan kau sedang hamil, maka lebih baik tidak memancing. Cari hiburan lain saja, bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival Is My Wife✔
Teen Fiction[Di PRIVATE acak] saingan menjadi istri? itulah yang terjadi pada Cho Kyuhyun, hanya dalam satu malam yang misterius ia harus menerima Jiwon sebagai istrinya. Bagaimana kelanjutan hidup mereka setelah menikah di usia 18 tahun dan tinggal di asrama y...