part 24

3.7K 470 47
                                    

Apa seseorang yang sudah bisa berjalan kesana kemari, sudah bisa bermain ponsel dan hanya tinggal menunggu perban dilepas pantas berada di rumah sakit? Mungkin tidak, sebab ada orang lain yang lebih parah dari itu dan pastinya lebih pantas ada di rumah sakit. Namun In Yeon berpikir jika kondisinya saat ini masih membutuhkan perawatan rumah sakit, walau dokter sudah memperbolehkannya pulang atau bahkan bersekolah.

Keputusan seorang dokter tidak begitu berarti bagi In Yeon dan ia bebas tinggal dirumah sakit sesuka hatinya, karena Ayahnya adalah pemilik Rumah Sakit Song. "Jiwon dikeluarkan dari sekolah? Sungguh sebuah kejutan." In Yeon bersorak senang, setelah teman satu kelasnya mengirim pesan padanya.

In Yeon membaringkan tubuhnya di ranjang rumah sakit, tapi disaat ia ingin memejamkan mata pintu ruang rawatnya terbuka dengan begitu kasar. Membuat In Yeon kembali duduk dan betapa terkejutnya ia begitu melihat Kyuhyun, yang kini berjalan ke arahnya. "Kau merusak ketenanganku!" Bentak In Yeon.

Merusak ketenangan? Jika saja bisa, Kyuhyun ingin melakukan lebih dari itu. Mungkin membakar rumah sakit, agar In Yeon keluar dari rumah sakit. "Agar ini tidak berlanjut dan berakhir buruk, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi saat di toilet sekolah? Jiwon tidak melukaimu, kan?"

"Kau membelanya karena dia istrimu? Suami yang baik." Ujar In Yeon, dan secara tidak langsung telah membuat emosi Kyuhyun perlahan naik.

"Aku benci basa-basi denganmu. Jadi tolong percepat, sebelum rumah sakit ini aku hancurkan! Kau pasti menganggapku bicara omong kosong, kan? Sayangnya tidak seperti itu. Keluargamu mungkin terkenal sebagai pemilik Rumah Sakit Song, tapi keluargaku juga punya hak atas rumah sakit ini. Tanah rumah sakit ini adalah pemilik keluargaku, maka berhentilah menyombongkan sesuatu yang bukan milikmu."

In Yeon tersenyum kecut, menanggapi betapa konyolnya Kyuhyun. Ia yakin Kyuhyun sudah gila, hingga berani mengklaim tanah rumah sakit sebagai miliknya. "Aku tidak percaya."

"Kau harus percaya!" Sesorang pria membentak In Yeon, atau katakanlah memberi perintah dan perintahnya tidak terbantahkan karena ia adalah Song Tae Il, Ayah In Yeon.

Tae Il mendekati In Yeon, putri satu-satunya dan sungguh disayangkan jika In Yeon sengaja membuat salah satu murid dikeluarkan dari sekolah. "Jangan berpikir jika Ayah begitu kaya dan jika kau masih ingin hidup seperti ini, maka katakan yang sebenarnya. Jiwon tidak bersalah, kan?"

Kali ini In Yeon merasa tidak dipedulikan lagi oleh Ayahnya, bahkan Ayahnya tidak bertanya bagaimana keadaanmu?' Begitu sampai dirumah sakit. Ia tidak mengerti kenapa Ayahnya begitu peduli pada Jiwon, padahal sangat bagus jika Jiwon lah yang akan terus disalahkan. "Ya, Jiwon memang tidak bersalah dan sebenarnya aku jatuh sendiri. Ayah puas? Ah, Cho Kyuhyun kau pasti sangat senang sekarang." In Yeon mencibir Kyuhyun, dan In Yeon benci ketika harus jujur untuk Jiwon. Namun jika ia tidak jujur, maka semua kemewahan ini akan lenyap.

"Sulit dipercaya kau mengaku demi tetap menikmati kehidupan mewah, tapi aku berterima kasih karena sifat materialistis ada dalam dirimu. Sekarang kau harus tahu kalau tadi hanya rekayasa, tanah rumah sakit ini bukanlah milik keluargaku dan Ayahmu memang orang kaya." Ucap Kyuhyun, lalu menoleh pada Tae Il dan membungkuk sebagai tanda terima kasih. Semua ini adalah rencana Kyuhyun atas saran dari Ayahnya, Cho Han Pyo.

"Terima kasih sudah membantuku." Kyuhyun sedikit tersenyum, kemudian keluar dari ruang rawat In Yeon.

In Yeon menatap Ayahnya, tidak percaya jika ia baru saja dibohongi oleh Ayahnya sendiri. "Ayah ingin aku terlihat seperti orang jahat?" Tanya In Yeon, dengan mata berkaca-kaca.

"Kenyataannya kau memang bersalah, kau membiarkan orang lain disalahkan sementara kau hanya diam disini! Seharusnya kau memberi penjelasan, Yeon. Bukan malah seperti orang bodoh dan Ibumu pasti tahu masalah ini, kan? Aku merasa tidak beruntung karena dua wanita paling berharga dalam hidupku berpikiran licik, untuk menjatuhkan orang lain." Tae Il menatap tajam In Yeon, dan ia sungguh telah gagal mendidik In Yeon.

My Rival Is My Wife✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang