19. Kepedulian Yang Diabaikan

49 5 0
                                    

"Kedatangan dirimu dapat mencairkan hatiku yang sempat beku. Jadi akan kujadikan kamu bahagia selagi aku mampu."

*****

Keesokan harinya Alfi langsung mendatangi rumah Salma. Ia sudah siap-siap untuk berangkat sekolah, padahal sekarang baru pukul 05.30.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum" Ucap Alfi memberi salam.

Tak lama ada suara sahutan dari dalam.
"Wa'alaikumsalam. Bentar"

Keluarlah seorang perempuan paruh baya yang tak lain adalah mamanya Salma.

"Ehh. Nak Alfi mau ngapain yah? Pagi-pagi gini udah dateng aja" Tanya mamanya Salma.

"Mau nengokin Aya tante. Dan panggil aja aku Uzi tante" Jawab Alfi.

"Tapi Aya nya masih tidur. Kalau kamu mau nengokin dia langsung masuk aja" Ucap mamanya Salma yang langsung masuk kedalam lalu berbelok kearah dapur.

Alfi pun mengikuti intruksi mamanya Salma. Ia berjalan menuju kamar Salma.

Tok tok tok.

Alfi mengetuk pintu kamar Salma. Namun tak ada jawaban dari dalam. Akhirnya Alfi pun masuk kedalam kamar Salma.

Terlihatlah oleh matanya Alfi seorang perempuan yang tertidur dengan badan terselimuti selimut setengah badan.

Kedatangan dirimu dapat mencairkan hatiku yang sempat beku. Jadi akan kujadikan kamu bahagia selagi aku mampu.. Batin Alfi.

Alfi pun membawa kursi dari meja belajar Salma. Ia pun meletakkannya disamping Salma lalu Alfi pun duduk.

"Sungguh cantiknya ciptaanmu wahai tuhanku" Gumam Alfi.

Alfi pun mengelus rambut Salma yang tergurai agak acak-acakkan. Namun ketika tangannya mengelus rambutnya Salma terbangun.

Dengan serentak mereka berdua terkejut.

"Kamu ngapain disini?" Ucap Salma.

"Maaf. Aku mau jemput kamu. Kamu udah enakkan?" Tanya Alfi agak gelagapan.

"Udah kok. Sekarang kamu keluar dari kamar aku dulu. Aku mau mandi, siap-siap lalu berangkat. Oke"

Tanpa membalas Alfi pun keluar dari kamar Salma. Alfi pun bergegas untuk duduk diruang tamu.

"Ehh. Kamu udah ada aja disini? Baru juga semalem ketemu masa udah rindu" Kata Kak Akmal yang tiba-tiba datang dan menghampiri Alfi.

"Ehh. Enggak kok Kak. Orang aku mau mastiin dia baik-baik aja" Ucap Alfi dengan mengaruk-garuk celananya.

"Haruskah sepagi ini?" Ucapan Akmal yang menunjuk jam besar yang terpasang didinding ruang tamu.

Skatmat...

Kini Alfi bingung sendiri. Ucapan Akmal telah mematahkan omongannya. Ia kini bingung ingin jawab apa.

"Kan sekalian mau jemput Aya. Kalau aku kesiangan nanti telat lagi" Ucapan Alfi dengan membuang nafasnya. Kini ia mulai lega.

Akmal pun hanya ber "Oh" ria.

Tak lama Salma pun kebawah. Nampak ia sudah siap berangkat sekolah.

"Tuh. Orangnya udah dateng. Jadi jangan cuma disimpan dihati" Ucap Akmal.

Alfi hanya terdiam mendengar godaan dari Akmal.

Ihh. Calon kakak ipar, Kalo ngomong suka bener deh..-Batin Alfi.

Magical of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang