32. Masalah (2)

28 4 0
                                    

"Manusia itu tercipta dari keyakinan, apa yang ia yakini itulah dia. Termasuk aku yang menyakini bahwa kamu pasti kembali"

*****

Namun disisi lain, ada seseorang yang tak suka melihat itu dan berkata "Nggak akan gue biarin kalian bahagia lagi".

>>>*<<<

Yudha. Yang daritadi terdiam dibalik sebuah pohon besar yang matanya tak pernah berhenti memerhatikan sesuatu objek yang melukai hatinya.

"Nggak bisa gue diam aja. Dia harus balik lagi sama gue" Umpatnya bersamaan dengan senyuman liciknya tercipta.

"Alfi. Lihat aja siapa yang bakal menang" Lagi-lagi Yudha mengumpat dibalik pohon besar.

Yudha pun melangkahkan kakinya menjauh dari sana. Ia beranjak menuju motornya dan segera melaju membelah jalanan malam yang sunyi. Ia bergegas menuju rumahnya dan menjalankan rencananya.

Sesampainya dirumah ia melangkah perlahan tapi pasti. Ia melihat kedua orang tuanya sedang menonton televisi diruang keluarga sambil mengobrol ringan. Seperti keluarga yang harmonis. Namun kenyataannya sangat jauh berbeda.

"Udah pulang sayang" Ucap Yeni a.k.a mamanya yang langsung menghampiri Yudha.

Tanpa menjawab Yudha pun langsung berjalan menuju kamarnya. Tanpa aba-aba ia langsung mengambil koper dan memasukkan baju-bajunya kedalamnya. Tidak semuanya hanya beberapa.

Namun tanpa ia duga. Kedua orang tuanya sudah berdiri tepat diambang pintu memerhatikan dirinya yang sedang membereskan pakaiannya.

"Kamu mau kemana?" Ucap Hilman.

"Aku mau pergi. Percuma disini juga aku dijual" Ucap Yudha tanpa melihat kearah kedua orang tuanya.

"Maksud kamu apa?" Ucap Yeni sedikit lirih.

"Iya. Aku dijualkan? Kalian punya utang sama temen papa. Dan papa menjodohkan aku dengan anaknya agar utang itu bisa lunas. Iyakan?" Ucap Yudha dengan amarah yang mulai meningkat.

"Nggak. Itu salah, kamu dijodohin sama kakek kamu bukan sama papa" Ucap Yeni.

Yudha pun memutarkan mata malas. "Sekarang kakek udah nggak adakan? Kenapa kalian tetep melanjutkan perjodohan ini. Karena papa punya utangkan sama mereka?" Ucap Yudha.

"Cukup. Bukan begitu maksudnya. Kami sudah terlanjur janji menjodohkan anak kami dengannya." Ucap Yeni dengan menitikkan air matanya. Disampingnya, ada Hilman yang mengusap punggung istrinya. Dan berusaha untuk menenangkannya.

"Anak? Kenapa harus aku? Kenapa bukan Alfi? Si anak sialan itu" Ucap Yudha dengan nada bicara yang membentak.

"Dia bukan anak sialan. Dia anak papa" Ucap Hilman yang dari tadi hanya terdiam.

"Anak yang selalu papa banggain. Anak kesayangan. Anak yang selalu papa jamin kebahagiaannya. Terus aku apa pa? Apa?" Ucap Yudha.

"Kamu juga anak papa. Dan ingat dia udah cukup kehilangan kasih sayang papanya sejak kecil. Papa juga selalu memberi apa yang kamu minta kan? Itu nggak cukup. Kasih sayang dari papa sama mama itu semuanya kamu anggap apa?" Ucap Hilman dengan keras dan suara sangat tegas.

"Aku cuma nggak mau kalian jodohin. Itu aja apa itu susah? Aku mau kalian biarin aku sama Salma lagi. Tanpa ada Alfi diantara kami" Ucap Yudha namun dengan nada yang perlahan pelan.

"Salma siapa? Mantan kamu itu? Bukannya dia udah jadian sama Alfi?" Ucap Hilman.

"Iya. Dia menjadi mantan karena kalian bawa aku pergi dari dia hanya untuk kebahagian kalian. Sekarang aku yang kembali dia malah pergi. Itu semua karena kalian. Kalian yang hanya selalu mementingkan kebahagian Alfi dan diri kalian sendiri. Kalian puas buat aku sakit?" Ucap Yudha dengan membawa kopernya lalu pergi meninggalkan kamarnya.

Magical of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang