36. Ikatan Yang Sudah Dilepas

17 4 0
                                    

Jangan ada apa-apa lagi antara. Buanglah ikatan yang pernah kita buat. Berhentilah bersikap seolah kamu bersalah. Aku yang salah, aku salah memilihmu. Jadi, biarkan kita lepaskan ikatan kita. Karena apa? Karena itu maumu bukan?

*****

Pagi yang sangat membosankan untuk seseorang yang tengah dilanda galau. Salma. Benar sekali. Dia terlihat sangat patut dikasihani. Wajahnya sangat tak teratur, rambutnya seperti tak terurus, ya sangat persis seperti gembel yang ada dipinggir jalan.

Dengan keadaan mata yang seperti mata panda, dia tak mau untuk beranjak dari tempat tidurnya. Kepalanya pening akibat semalam ia menangis sampai ia tertidur didekapan sang kakak. Akmal.

Dia sendiri tak tahu mengapa ia bisa tidur diatas kasur. Mungkin kakaknya semalam yang memindahkannya. Sungguh beruntung sekali mendapat kakak yang sangat perhatian seperti Akmal.

"Kak.. Kakak" Teriak Salma dengan suara serak.

"Kakak.. Kak Akmal ganteng" Lagi-lagi suara Salma terdengar dengan serak-serak.

Setelah beberapa saat, Salma memanggil kakaknya. Namun, tak juga Akmal menampakkan batang hidungnya. Akhirnya, Salma pun kembali diam. Tak lama setelah itu, Mamanya datang kekamar Salma dengan membawakan sarapan untuk Salma.

"Aya," Panggil Rumi dengan sangat lembut.

Salma pun terbangun, dan duduk dikasurnya. Rumi merasa iba melihat anaknya yang seperti ini.

"Kamu siapa? Mana Aya-nya Mama?" Ucap Rumi tiba-tiba yang membuat Salma mengerutkan keningnya.

"Maksud Mama apa?" Tanya Salma.

"Mama nggak kenal kamu siapa? Anak mama nggak seperti ini. Ini kayak gembel banget dah" Ucap Rumi dengan menunjukkan wajah jijiknya.

"Mama" Ucap Salma yang semakin dibuat bingung oleh Mamanya.

"Anak Mama kuat. Nggak kayak kamu yang lemah. Hanya karena cinta monyet kamu sampai segininya. Mama nggak kenal sama kamu. Kamu anak lemah. Mama nggak punya anak lemah kayak kamu" Ucap Rumi dengan menyimpan nampan yang dia bawa untuk anaknya.

"Mama" Panggil Salma sekali lagi dengan suara seraknya.

"Maafin Mama sayang" Tiba-tiba saja Rumi memeluk Salma sangat erat.

Salma pun tak menjawab ucapan mamanya, Salma malah menyambut pelukan mamanya. Dia kembali mengeluarkan air mata yang semalam sudah ia keluarkan.

"Maafin Aya Ma, Aya nggak bisa jadi anak kuat kayak yang mama mau. Aya cuma jadi anak lemah yang mama benci. Maaf Ma" Ucap Salma dengan serak.

"Harusnya mama yang minta maaf, maafin mama. Mama nggak bisa selalu ada buat kamu. Seharusnya semalam mama yang temenin kamu. Bukan malah kakak. Seharusnya mama selalu nasehatin kamu tentang hal ini. Tapi mama malah pergi ninggalin kamu. Maafin mama" Ucap Rumi.

Salma pun mengeratkan pelukannya. Dia sangat butuh kehangatan seperti ini. Dia sangat beruntung memiliki keluarga yang selalu ada buat dia. Selalu membuatnya bahagia.

Rumi melepaskan pelukannya. Rumi memegang kedua pundak putrinya dengan tegak.

"Lihat mama Aya" Ucap Rumi dengan menyakinkan.

Salma pun yang awalnya menunduk karena ingin menyembunyikan tangisannya kini mulai menatap mamanya.

"Kamu harus kuat. Uzi begini pasti karena ada sesuatu yang tak mau Aya tau." Ucap Rumi.

"Tapi kenapa Aya nggak boleh tahu alasannya?" Ucap Salma dengan heran.

"Karena Ini yang terbaik buat Aya" Ucap Rumi dengan tenang.

Magical of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang