49. Kotak

19 3 0
                                    

"Secerdas-cerdasnya orang yang menyembunyikan kebohongan. Pada akhirnya pasti akan tercyduk juga."

*****

Sebulan sudah Salma tinggal di London tanpa hpnya yang lama. Alasannya karena hpnya hilang entah dimana. Alhasil, selama sebulan ini Salma tidak bisa berhubungan dengan teman-temannya di Indonesia.

Dan anehnya juga, hp milik Akmal pun sama raib entah kemana. Jadi, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Meski ada media sosial, namun dirinya tidak terlalu mementingkan dirinya harus berhubungan dengan teman-teman lamanya. Toh, dirinya kesini juga untuk melupakan semua kenangan buruknya selama disana dan menjalani hidup yang lebih baik disini. Dan sekarang dia berhasil. Tapi tidak hanya karena itu, Salma selalu dihalangi kakaknya jika akan berhubungan dengan teman lamanya.

Berhasil tidak memikirkan lagi kisah cintanya yang sangat buruk disana. Dan dia sudah mengikhlaskan Alfi bahagia dengan yang lain.

Hari ini, cuaca London cukup panas. Dirinya sedang berjalan-jalan bersama Ibnu. Hari ini adalah hari libur, jadi Salma tak ingin menyia-nyiakannya. Sedangkan Akmal, hari ini dia sedang mengerjakan tugasnya yang menumpuk. Jadi, dirinya memutuskan untuk tidak ikut jalan-jalan bersama adiknya dan Ibnu.

"Kita kemana lagi nih? Istirahat yuk? Aku cape" Ucap Ibnu yang daritadi mengoceh kepanasan dan lelah.

"Ih, kalo mau istirahat, ya istirahat aja sendiri nggak usah ajak-ajak orang" Ucap Salma dengan kesal. Pasalnya dia lelah mendengar ocehan Ibnu yang daritadi mengeluh.

Ibnu pun mendengus kesal. Akhirnya dirinya duduk disebuah kursi taman yang ada dipinggir Sungai Thames. Ibnu mengirup udara disana dengan tenang. Sedangkan Salma masih asik dengan memotret pemandangan disana.

"Nu, sini deh" Ucap Salma dengan melambai-lambaikan tangannya.

Ibnu pun mendengus kesal. "Apalagi?" Ucanya tanpa menghampiri Salma.

"Ihh, kamu mah gitu. Sini bentar" Paksa Salma.

Ibnu pun tak bergerak, ia masih tetap duduk ditempatnya. "Mager ah" Ucapnya dengan merentangkan tangannya dikursi.

Salma pun menghentakkan kakinya. Lalu menghampiri Ibnu dan menyeretnya. "Fotoin aku disini. Cepetan ih. Nanti aku traktir deh" Ucap Salma dengan memelas.

Mendengar kata traktir Ibnu pun langsung bersemangat. "Yaudah siniin kameranya" Ucapnya.

Salma pun bergumam "Yaelah sama traktiran aja langsung gercep"

Ibnu pun memotret Salma. Sedangkan Salma sedang asik bergaya. Tanpa sadar dia tersandung sesuatu dan dirinya sendiri jatuh.

Ibnu pun tertawa terbahak-bahak melihatnya. Tak lupa dirinya pun mengabadikan jatuhnya Salma lewat kameranya.

"Makanya jangan kebanyakan gaya. Jadi gini kan?" Ucap Ibnu yang masih tertawa dengan serunya.

"Ihh. Bukannya nolongin malah ngetawain. Jahat ih" Ucap Salma yang masih memegangi lututnya.

"Yaelah baperan amat. Sini" Ucap Ibnu dengan mengulurkan tangannya.

Salma pun menerima uluran tangan Ibnu yang ingin membantunya berdiri.

Setelah berhasil berdiri Salma pun duduk ditempat yang Ibnu duduki tadi. Tak ada percakapan disana, Hening. Ia hanya melihat keindahan Sungai Thames dan Tower Bridge di sore hari.

"Sal, boleh aku nanya sesuatu?" Tanya Ibnu dengan ragu-ragu.

"Ya bolehlah, kenapa kamu gugup?" Ucap Salma dengan sedikit acuh.

Magical of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang