37. Hati Salma Patah Lagi

26 5 0
                                    

"Kamu tahu hati saya pernah patah, tapi kenapa sekarang kamu patahkan lagi? Asal kamu tahu, kamu adalah pematah hati terhebat dihidupku. Kamu juga pengukir sejarah sakit paling abadi"

*****

"Salma" Panggil seseorang yang tiba-tiba saja terdengar.

Merasa namanya dipanggil, Salma pun langsung menoleh kearah sumber suara. Lelaki tinggi itulah yang memanggil Salma. Lelaki yang sempat mengisi hatinya dulu hingga hati itu dibuat mati.

"Yudha?" Panggil Salma dengan ragu.

"Iyah, kangen benget deh sama kamu. Boleh duduk disini?" Tanya Yudha ramah.

Salma ini kesempatan. Buat Alfi cemburu. Buat dia percaya bahwa Salma itu kuat. Nggak lemah.. Batin Salma.

"Boleh kok Yud, duduk aja" Bukan Salma yang menjawab melainkan Devina lah yang menjawabnya.

"Yang ditanya Salma bukan titisan mimi peri" Ucap Dara.

"Yaelah nih anak kingkong nggak tahu situasi banget lu" Jawab Devina tak mau kalah.

"Jadi boleh?" Tanya Yudha lagi, karena merasa terabaikan.

"Hm" Ucap Salma dengan pelan.

Dengan segera Yudha pun duduk disamping Hilmi yang berhadapan langsung dengan Salma.

"Udah pada pesen belum? Gue yang traktir deh" Ucap Yudha dengan ceria.

"Udah kok, beneran ditraktir nih?" Ucap Devina paling semangat.

"Iyah, pesen aja semuanya yang kalian mau gue yang bayar. Itung-itung buat permintaan maaf yang sempat tertunda ke Salma karena dulu. Dan sebagai tanda awal pertemanan kita kan?" Jawab Yudha.

"Iyah, bener Yud, sering-sering aja nih traktir gue ya?" Ucap Dara dengan semangat 45.

"Iyalah pasti" Ucap Yudha.

Tak butuh waktu lama, semua pesanan pun datang. Dengan segera semuanya melahap pesanannya. Semuanya nampak bahagia memakan makanan enak dan gratis. Kecuali Salma. Dia hanya memesan es krim saja. Padahal dari kemarin dia sama sekali belum makan.

"Sal, nggak mau makan?" Tanya Hilmi.

"Nggak ah, kenyang. Lagi pengen yang adem-adem aja" Ucap Salma.

"Lagi pengen yang adem-adem apa lagi mendinginkan hati biar adem?" Tanya Suci.

"Bisa jadi" Jawab Salma enteng.

"Sal, makan gih. Gue tau lo belum makan dari kemarin. Kasihan badan lo" Ucap Hilmi dengan menyodorkan menu makanan. Sebenarnya itu bukan Hilmi memang mengetahui Salma belum makan, tapi itu hanya felling-nya.

Salma pun tak menggubris ucapan Hilmi. Salma menatap kosong kearah jendela melihat keadaan jalan yang banyak orang berlalu lalang.

"Mbak, Spaghetti-nya satu ya, Cepet" Pesan Yudha tiba-tiba, meski tak mendapat respon apa-apa dari Salma maupun yang lainnya.

Tak lama pesanannya pun datang. Yudha langsung menyodorkannya kehadapan Salma.

"Makan nih, Biar kamu nggak sakit" Ucap Yudha dengan lembut.

Salma pun menggeleng cepat.

"Makan Sal, mau sakit? Buat apa? Buat Alfi khawatir sama lo? Nggak akan, itu mustahil" Ucap Dara sangat lantang dan tanpa sadar menyayat sedikit hati Salma.

"Mau sakit mau enggak? Ya terserah guelah. Gue juga kan yang rasain, bukan lo? Nggak usah so' perhatian" Ucap Salma.

"Gue perhatian gini karena gue peduli sama lo, gue sahabat lo" Ucap Dara.

Magical of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang