31. Promnight

32 3 0
                                    

"Saya nggak bisa janji kalo saya nggak akan ninggalin kamu. Tapi saya akan selalu membuat kamu bahagia dan kalaupun nanti kamu meneteskan air mata, anggap saja itu bonus dari perasaan seorang manusia tak sempurna"

****

Jam dingding dikamar Salma sudah menunjukkan pukul 18.45. Sekitar lima belas menit lagi Alfi akan menjemputnya untuk pergi ke Promnight disekolahnya.

Salma pun terlihat sedang bersiap-siap. Dan dibantu oleh mamanya. Ia mengenakan gaun yang tadi diberi oleh Alfi. Sebuah gaun hitam selutut dengan pita besar dipinggang.

"Ma, kayak gini kan? Terus pake apa lagi?" Tanya Salma dengan terus memutarkan tubuhnya dan bercermin dikaca besar kamarnya.

"Iya gitu. Sini buat rambutnya sama make up mama yang urus" Ucap Rumi dengan sudah memegang sisir dan beberapa alat make up.

"Ih awas jangan sampe tebel banget ya ma" Ucap Salma dengan merengek.

"Siap" Ucap Rumi dengan langsung mendudukkan Salma ditempat riasnya.

>>>*<<<

Tingg Tongg...

Alfi yang sudah siap pun menekan bel rumah Salma.

Tak lama, Akmal pun datang dengan santai dari dalam dan membuka pintunya.

"Malam kak" Ucap Alfi dengan sumringah.

"Eh mau kemana? Keren amat? Kalo mau lamar si Salma jangan deh, takut keteluran gilanya" Ucap Akmal dengan kekehan kecil.

"Yah rencananya sih mau nikah sekarang kak" Alfi pun terkekeh sedangkan Akmal malah mengerutkan dahinya. "Bercanda kali" Lanjut Alfi.

"Kirain beneran? Kalo iya, nggak kebayang deh gimana anaknya?" Ucap Akmal dengan ekspresi seperti sedang membayangkan sesuatu dimasa depan.

"Nanti aja kak, tunggu saya sukses dulu. Kalo udah sukses saya siap kapan aja jadi imamnya Salma kak, saya nggak akan janji nggak akan ninggalin, cuma saya akan selalu membahagiakan dia dan kalo pun nanti dia meneteskan air matanya. Anggap saja itu bonus dari sebuah perasaan manusia yang tak sempurna" Ucap Alfi dengan yakin.

Akmal pun hanya tersenyum senang. "Jaga dia terus ya?" Ucap Akmal tiba-tiba dengan memegang bahu Alfi dengan yakin.

"Selama saya mampu" Ucap Alfi yang begitu meyakinkan.

Lalu Akmal pun hanya mempersilahkan Alfi masuk dan duduk diruang tamu.

Alfi terlihat sangat keren dengan balutan jas hitam. Kaos dalam yang berwarna biru dongker dan celana hitam sampai kaki matanya. Sedangkan untuk sepatunya ia memilih sepatu seperti sneakers namun terlihat formal dan elegan. Sangat cocok dengan postur tubuhnya.

Didalam Alfi hanya melihat Akmal yang sedang mengerjakan sesuatu dilaptopnya. Terlihat sangat melelahkan dan membosankan.

"Mau minum apa?" Tanya Akmal dengan mata yang terus terfokus pada laptopnya.

"Nggak usah kak, Uzi cuma mau ngejemput Aya aja" Ucap Alfi yang tak mungkin mau mengganggu Akmal yang terlihat sangat pusing.

"Bentar ya, mungkin sebentar lagi baru dateng. Biasalah cewe kan ribet" Ucap Akmal.

"Iya kak" Ucap Alfi yang langsung mengeluarkan hp dari saku celananya. Tak butuh waktu yang lama Alfi pun mulai terfokus pada hpnya. Dia sedang menggeluti sebuah game dari hpnya.

Tak lama, sebuah suara terdengar dari atas. Tepatnya dari arah kamar Salma.

"Putri datang" Ucap Rumi dengan mempersilahkan Salma untuk keluar dan segera turun kebawah.

Magical of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang