44. Melepaskan Pelampiasan?

31 5 0
                                    

Disini, peran pertamanya bukan aku. Tapi hati. Jadi, aku bisa apa jika hati yang menguasai.

*****

Salma kembali kerumahya, ia menangis. Suara pintu terbanting terdengar sangat keras sehingga menimbulkan kegelisahan dihati Rumi dan Akmal. Rumi yang sejak awal sedang berada didapur langsung beranjak kedepan kamar Salma, Akmal pun terlihat sedang mengetuk-ngetuk pintu kamar Salma.

"Aya? Aya bukain pintunya ay?" Panggil Rumi. "Aya buka" Ucap Akmal tak kalah keras.

Salma pun menghapus air matanya, mendekati pintu kamarnya, lalu membuka kuncinya. Setelah pintu terbuka, mama dan kakaknya tengah berdiri tepat dihadapannya.

Salma pun tersenyum sekilas, lalu kembali keatas kasurnya. Meninggalkan kakak dan mamanya yang tengah bertatapan dan mengerutkan dahi.

"Kenapa?" Tanya Akmal menghampiri adiknya.

Salma pun mendekati kakaknya, menyandarkan kepalanya didada bidang Akmal.

"Aya pengen cepet berangkat deh, kayaknya tinggal disana bakalan seneng, tenang juga" Ucap Salma.

Akmal pun mengelus kepala adiknya "Ada apa?" Tanya Akmal.

"Ada apa apanya?" Ucap Salma menanya balik.

"Kenapa pengen pergi cepat dari sini? Mau tinggalin mama?" Ucap Rumi yang baper.

"Bukan gitu Ma, aku cuma mau hidup tenang tanpa tekanan" Ucap Salma.

Akmal pun membenarkan posisi duduknya, menatap adiknya "Tertekan kenapa?" Tanya Akmal.

"Cinta yang terlarang" Ucap Salma sangat datar, lempeng, dan ketus.

"Maksudnya?" Tanya Rumi.

Salma pun berusaha tegar, dengan tenang ia mengucapkan "Uzi mau tunangan sama Fara, minggu depan".

"Hah?" Akmal dan Rumi tercengang. Sangat terkejut.

Salma hanya tersenyum, "Lantas kalian bagaimana?" Tanya Akmal.

"Kalian siapa?" Tanya Salma ambigu.

"Uzi dan Aya" Ucap Akmal.

"Yah, kan udah nggak ada hubungan apa-apa. Jadilah b aja. Nanti Aya pergi, Uzi tunangan, kita tak bertemu, bahagia dengan yang lain. Udah" Ucap Salma.

Akmal pun tersenyum seringai, "Yakin bakal ngelepasin Uzi?" Tanya Akmal jahil.

"Dia yang ngelepasin duluan" Ucap Salma.

Jadi belum cerita fi?.. Batin Akmal.

"Jangan nangis adik manis" Ucap Akmal dengan mencubit pipi adiknya.

"Nggak akan" Ucap Salma dengan lantang.

"Halah, bulshit. Orang tadi langsung marah-marah denger Uzi mau tunangan" Sindir Akmal.

Salma pun terlihat malu, kartunya terbuka. "Nah loh diemkan?" Ucap Akmal semakin menggoda.

"Udah ah, ngegosip mulu. Mama mau lanjutin kerja di dapur" Ucap Rumi.

Setelah Rumi keluar, Salma masih duduk ditempat dengan Akmal.

"Kak, salah nggak kalo Aya mau putus?" Tanya Salma.

Akmal mengerutkan dahinya "Sama siapa?" Tanya Akmal.

"Sama Yudha, Aya mau fokus belajar disana. Aya pengen lupain semuanya. Aya mau pergi dari kehidupan disini tanpa terikat hubungan apa-apa" Ucap Salma.

Magical of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang