04🍂Pelipis

2.3K 166 0
                                    

"Daritadi diem mulu, kenapa?"

Adiva menatap Alvaro kesal. Itu adalah pertanyaan ke enam yang belum dijawab Adiva. Saat ini mood gadis itu sedang buruk.
"Udahlah kak, aku bosen denger kakak ngomong mulu!"

Bahasa Adiva berubah menjadi seperti dulu, saat dirinya masih SMP. Itu menandakan kalau moodnya memang jelek. Alvaro menghela nafas pendek.

"Kalau ada masalah, cerita sama kakak, jangan dipendem sendiri, sayang!" Ucap Alvaro membuat pipi Adiva memerah, padahal raut wajahnya masih tampak kesal.

"Dasar plagiat!" Adiva memandang Alvaro sengit.

Alvaro tertawa melihat mimik wajah Adiva. "Males liat muka lo,udah kayak zombie!"

"Yaudah gue pergi," ucap Adiva lalu beranjak pergi meninggalkan Alvaro.

Alvaro terkejut melihat Adiva yang sudah keluar dari area cafe. Dengan cepat Alvaro berlari mengejar Adiva. Alvaro menarik tangan Adiva, sehingga Adiva jatuh ke pelukannya. Adiva terkejut mengetahui  posisinya sekarang, apalagi jalanan yang sedang ramai membuatnya yakin bahwa sekarang mereka menjadi pusat perhatian.

Adiva memejamkan matanya. Alvaro terkekeh melihat tingkah laku Adiva. Ia memajukan mulutnya ke dekat kuping Adiva. "Ngapain merem, sayang?"

Adiva membuka matanya lalu dengan cepat membebaskan diri dari pelukan Alvaro. "Gue benci sama lo!" Ucap Adiva dengan wajah kesal.

Alvaro tertawa melihat Adiva yang berjalan dengan cepat kearah timur, dengan cepat ia berteriak. "Tapi aku sayang kamu Adiva!"

Adiva menutup kupingnya agar tak mendengar teriakan Alvaro. Sedangkan Alvaro? Berlari menghampiri Adiva sambil tertawa. Sungguh mengesalkan.

...

"Baru pulang kak? Kemana aja?"

Alvaro yang barusaja sampai dirumah hampir memekik melihat wajah Algis tepat didepan pintu masuk.

"Sialan! Kayak hantu tau gak!" Umpat Alvaro kesal.

Algis terkekeh pelan. "Lo ajak Adiva kemana aja?"

Alvaro mengerlingkan matanya. "Kepo deh lo!"

Alvaro berjalan ke kemarnya, Algis tetap setia mengikuti dibelakang. Algis merebahkan dirinya di kasur dingin milik Alvaro, kasur yang dulu sering ia pinjam dari Alvaro untuk tidur siang.

"Ngapain ngikut kesini?" Tanya Alvaro.

"Mau nanya," jawab Algis.

"Nanya apa elah?"

"Nanya tentang Adiva."

Alvaro menatap Algis curiga. "Lo cemburu?"

Algis menatap Alvaro bingung. "Enggak, siapa juga yang cemburu. Gue cuma mau nanya, lo ada hubungan apa sama sahabat gue?"

Alvaro terkekeh. "Sahabat gue juga dek."

Algis berdecak pelan. "Terserah lah! Enggak jadi nanya gue!" Algis segera pergi dari kamar Alvaro.

"Tuh anak kenapa sih?" Gumam Alvaro.

LINE!

Adiva : p

Alvaro : kenapa sayang?

EsperandoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang