Hari ini adalah hari Minggu. Jadwal Adiva untuk pergi berkunjung kerumah Algis. Tapi sekarang, Adiva malah duduk diatas kasur, dan menimang-nimang apakah akan pergi kesana tau tidak.
"Kalau gue kesana, ketemu Alvaro dong ya, males banget dapet tatapan sinis dari tuh cowok,"gumamnya.
"Eh, tapi kan gue kesana buat ketemu Algis. Bodoamat aja kali ya."
Adiva segera beranjak dan memakai tas selempangnya, lalu mengirimkan pesan pada Kikan, karena sekarang Kikan adalah pacar Algis, jadi sah-sah saja jika Adiva mengajaknya.
Adiva : ki, yok kerumah algis, gue otw ini
Setelah itu, ia keluar rumah untuk menunggu ojek online yang sudah ia pesan tadi.
Sekarang, Adiva sudah berada di depan rumah Algis, dengan Kikan disampingnya.
"Div, nggak papa nih gue ikut? Gak enak ah sama mamanya Algis."
"Udah, bunda Algis baik kok, tenang aja, nanti gue kenalin."
Setelah itu, Adiva dan Kikan masuk kedalam rumah. Bunda Algis yang kebetulan sedang duduk, langsung menyambut Adiva.
"Eh, udah dateng nih tamu di hari Minggu, tumben Div, datengnya agak siang," sapa Bunda Algis.
"Hehe, iya Nda, tadi Adiva bangunnya kesiangan."
"Oh gitu, mau ketemu Algis kan? Algisnya masih dikamar."
"Oh ya Nda, ini Kikan, temen Adiva sekaligus pacarnya Algis."
Tatapan Bunda Algis yang tadinya terarah pada Adiva, kini beralih ke Kikan.
"Halo, saya Bundanya Algis."
"Halo tante, saya Kikan."
"Kamu yang betah ya nak sama Algis, itu anak kadang-kadang bisa berubah jadi gila," ucap Bunda Algis.
"Iya tante."
"Yaudah, tante tinggal dulu ya. Div, bunda ke dapur dulu ya. Ngomong-ngomong, di disana ada tamunya Varo, cewek lagi."
Adiva yang sedaritadi melihat kearah Bunda Algis, sekarang mulai melihat kearah sofa dan menemukan Alvaro dan seorang cewek yang kini sedang menatap kearahnya.
"Div, itu cewek yang hampir nabrak lo bukan sih?" Bisik Kikan.
Oh ya. Adiva ingat. Cewek itu memang orang yang dulu hampir menabrak dirinya, pantas saja rasanya Adiva sudah tidak asing lagi dengan wajah cewek itu, bahkan dulu saat di cafe, mereka sempat berkenalan.
"Udah ah, sok nggak kenal aja, lagian itu mukanya jutek banget," jawab Adiva.
Adiva dan Kikan berjalan kearah sofa, dan duduk di tempat yang masih kosong.
"Halo, kenalin gue Nata."
Adiva tergagap, tapi tetap menjabat tangan Nata. "Adiva."
"Wah, dia ternyata pura-pura gak kenal gue," batin Adiva.
Tiba-tiba, Algis datang dari atas. "Woi Div, udah dateng aja," teriaknya.
"Eh, ada Kikan juga," ucap Algis dengan nada alay setelah tau kehadiran pacarnya itu.
Algis segera duduk disamping Kikan, dan langsung mengobrol dengan Kikan. Jadilah sekarang Adiva diam. Tanpa ia sadari, sedaritadi Alvaro memandang Adiva. "Kira-kira, Adiva sakit hati nggak ya?" Pikir Varo dalam hati.
Bunda Alvagis datang membawa nampan berisikan minuman dan beberapa cemilan.
"Ayo, minum dulu! Ini tante bawain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Esperando
Teen Fiction𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘧𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥𝘻𝘰𝘯𝘦. 𝘉𝘦𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘪𝘩𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴 𝘥𝘦�...