"Algis!" Teriak Adiva lalu menghampiri Algis yang sedang bersama Kikan.
"Loh? Kalian ngapain?" Tanyanya bingung.
"Itu Div, tadi Algis nanyain lo ke gue," bohong Kikan.
Pandangan Adiva beralih ke Algis. "Kenapa Gis?"
Algis masih memandang Kikan, sehingga tidak sadar akan pertanyaan Adiva yang ditujukan padanya.
"Algis!" Panggil Adiva sekali lagi.
"Eh?" Algis terkejut menyadari tatapan kesal Adiva, dan tatapan malas dari Kikan.
"Kenapa Div?"
"Au! Kesel gue!"
Adiva berjalan meninggalkan Algis dan Kikan. Kikan yang melihat temannya pergi langsung ikut menyusul, meninggalkan Algis yang masih belum mengerti.
"Kok sekarang jadi gue yang ditinggal sendiri?"
...
"Div, lo kesel ya?"
"Iya Ki, Algis mah gitu!"
"Kalau gitu, kita mampir dulu ke cafe sebrang jalan, gimana?"
"Lo, traktir?"
"Engga."
"Yaudah, Adiva engga ikut."
"Iyadeh, gue traktir," ucap Kikan sedih.
"Yey! Kalau gitu Adiva ikut!"
Adiva menarik tangan Kikan untuk menyebrang dengan cepat. Karena terlalu senang, Adiva tak menyadari ada mobil dari arah kiri, yang bisa menghantam dirinya.
"Adiva, awas!" Teriak Kikan.
Adiva yang shock hanya mampu terdiam, menyadari bahwa sebentar lagi dirinya akan tertabrak. Kikan menarik tangan Adiva, namun Adiva diam, kaku, sangat sulit hanya untuk menggerakan kakinya.
Cittt.
Mobil itu berhenti. Tepat di depan Adiva, jika tadi melangkah maju, maka sekarang, dia sedang dilarikan ke rumah sakit. Pengendara mobil itu turun dengan tergesa-gesa.
"Dek, kamu engga apa-apa?"
"Engga papa kok kak, maaf ya?"
"Maaf? Buat?"
"Maaf, karena saya tadi nyebrangnya engga liat-liat."
"Oh itu. Engga apa-apa, tapi lain kali kamu harus lebih hati-hati ya?"
"Iya kak."
Orang itu masuk kedalam mobilnya. Kembali mengendarai mobilnya, sambil membuka kaca mobilnya, lalu melambaikan tangannya.
"Gila! Demi apa gue tadi hampir mati?!" Teriak Adiva heboh.
"Telat bego! Lo telat hebohnya, daritadi cuma diem, dasar!"
Adiva cengengesan, mendengarkan penuturan berapi-api Kikan. "Yang penting sekarang udah selamat. Yuk, cuss ke cafe."
Akhirnya Adiva dan Kikan sampai di cafe dengan selamat. "Mau pesen apa nih Div?"
"Serah deh, gue mau manfaatin wifi nya dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Esperando
Teen Fiction𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘧𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥𝘻𝘰𝘯𝘦. 𝘉𝘦𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘪𝘩𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴 𝘥𝘦�...