Setelah acara makan-makan, kini mereka semua sedang duduk santai di sofa. Algis duduk disamping Kikan, Nata duduk disamping Alvaro, Sakti duduk disamping Adiva, sedangkan Bunda Alvagis duduk di sofa single.
"Kalian Minggu ini, nggak ada rencana keluar apa? Bosen Tante liat kalian," ucap Bunda Alvagis bercanda.
"Hahaha, tante-tante zaman now, gini nih," ucap Sakti yang mengundang gelak tawa semua orang.
"Oh ya, besok ulang tahunnya Alvaro loh," ucap Bunda Alvagis.
"Lo besok ulang tahun Var?" Tanya Nata antusias yang hanya dijawab dengan sebuah anggukan oleh Varo.
"Tante udah pesen catering, kue, sama yang lainnya. Kalian pergi ke mall sana, sekalian beli dress gitu," ucap Bunda Alvagis.
"Nah, sesuai dengan rencana gue," batin Nata.
"Oh iya, setuju, yaudah ayo kita ke mall."
"Emm, Adiva pulang aja deh," ucap Adiva.
"Loh kenapa Div? Gak ah, kamu harus ikut," perintah Bunda Alvagis.
"Kepala Diva pusing Nda."
"Yaudah, kamu tidur aja kalau gitu disini."
Ah, gagal sudah rencana Adiva untuk jauh-jauh dari Alvaro. Kalau sudah begini, maka Adiva tidak ada alasan lagi untuk menolak.
"Iyadeh, Diva ikut," putus Adiva membuat Nata memutar bola matanya malas.
Mereka semua bangun, dan keluar, namun Bundanya menarik Algis lalu membisikan sesuatu. "Gis, kamu bantuin itu abang kamu deket sama Diva, Bunda kurang seneng sama temen abang kamu, Nata."
"Siap ma!"
Setelah sampai di depan, Algis lantas melaksanakan rencanya, dengan menghentikan Nata yang barusaja akan naik ke motor Alvaro.
"Eh, eh, Adiva engga bisa naik mobil, entar muntah. Jadi dia boncengan sama Varo," ucap Algis lalu menarik tangan Adiva yang menyuruhnya untuk naik. Sedangkan, Kikan menarik tangan Nata dan memaksanya masuk kedalam mobil Sakti. Setelah itu, mobil Algis dan Sakti melesat meninggalkan rumah, tapi Alvaro dan Adiva masih tetap berada pada posisi semula.
"Ekhem, ayo naik Div," ucap Alvaro.
Adiva mengangguk canggung, lalu naik keatas motor Alvaro.
"Emm, gue bukan modus ya Div, tapi kalau lo gak pegangan, nanti jatuh," ucap Alvaro lalu menarik tangan Adiva untuk melingkar di pinggangnya.
"Duh, pake ngomong gitu lagi, jelas-jelas ini gue modus," batin Alvaro.
Adiva berdeham canggung, namun tidak melepaskan pelukannya. Setelah itu, motor Alvaro mulai berjalan, meninggalkan rumah. Sedangkan dari pintu depan, Bunda Alvagis melihat dua sejoli yang sedang marahan itu dengan pandangan geli dan takjub.
"Yuhuu, cepet punya calon mantu kalau gini," ucapnya senang.
...
Motor Alvaro berhenti tepat disamping mobil Algis dan Sakti. Keempat penumpangnya pun sudah berada di luar.
"Udahan dulu dong acara peluk-pelukannya, kita udah lama ini nunggu kalian," goda Algis membuat Adiva dengan cepat melepaskan pelukannya dan turun dari motor. Karena cepat-cepat, kaki Adiva tersandung, dan badannya oleh kedepan yang segera diselamatkan oleng Alvaro dengan memeluk pinggang Adiva.
"Ekhem,"dehem Nata membuat Alvaro turun dan melepaskan tangannya dari pinggang Adiva.
"Udah ayo kita masuk!" Ucap Nata lalu mengait lengan Varo membuat Algis dan Kikan saling menatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Esperando
أدب المراهقين𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘧𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥𝘻𝘰𝘯𝘦. 𝘉𝘦𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘪𝘩𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴 𝘥𝘦�...