07🍂Malu

2.1K 150 3
                                    

Sudah tiga hari belakangan ini Algis kembali seperti dulu, selalu ada untuk Adiva. Tiga hari belakangan ini juga Alvaro hilang bak ditelan bumi. Dirinya tak pernah lagi mengganggu Adiva, mengantar atau menjemput Adiva, bahkan mengirimkam pesan pada Adiva saja tidak. Hal itu membuat Adiva bingung, ia selalu berpikir apakah punya salah dengan Alvaro? Sampai-sampai Alvaro seakan menjauhinya. Segitu besarnya kah efek keberadaan Alvaro bagi Adiva?

Saat ini Algis dan Adiva sedang duduk bersama di kantin sekolah. Adiva sedang melamun memikirkan apa kira-kira yang menyebabkan Alvaro menjauh.

"Woi, ngapain bengong?" Tanya Algis yang baru saja habis memesan.

Adiva langsung tersadar setelah mendengar pertanyaan Algis. "Engga, siapa juga yang bengong," jawab Adiva. Algis hanya menggangguk tanda paham.

"Oh ya Gis, abang lo belakangan ini kemana? Engga pernah muncul," tanya Adiva.

Algis menatap Adiva curiga. "Jadi tadi lo ngelamunin Alvaro?" Tuduh Algis dengan cepat.

Adiva menjadi kelabakan mendengar tuduhan Algis. "Engga kok, gue cuma nanya aja," jawab Adiva tegas.

Algis sempat tak percaya, namun perhatiannya teralihkan dengan makanan yang sudah diantar oleh ibu kantin.

"Gampang banget kalik ya baca raut muka gue," batin Adiva.

Setelah makan bersama Algis. Adiva memutuskan untuk pergi ke kelas menemui Kikan.

"Kikan!" Panggil Adiva.

Yang dipanggil langsung menoleh dan menyuruh Adiva untuk duduk disampingnya.

"Kenapa Div?" Tanya Kikan saat Adiva sudah duduk disampingnya.

"Lo pernah engga sih mikirin orang yang setiap harinya gangguin lo?" Tanya Adiva ragu.

"Ya jelas lah dipikirin, bikin kesel sih," ucap Kikan.

"Um, bukan itu maksud gue. Maksudnya kalau orang yang ganggu itu beberapa hari engga pernah mucul lagi," jelas Adiva.

Kikan menyipitkan matanya melihat Adiva. Adiva yang ditatap dengan segera mengalihkan perhatiannya.

"Alvaro ngilang?" Tanya Kikan.

Jederrr.

Tepat sekali. Adiva menoleh dengan mata melotot saat itu juga.

"Kok lo bisa tau?" Tanya Adiva heran.

"Setau gue orang yang ganggu lo cuma Alvaro," jawab Kikan santai.

"Huftt, udah tiga hari dia ngilang. Gue emang engga khawatir, tapi kepo doang."

Kikan terkekeh. "Udahalah Div, akuin aja kalau lo khawatir sama pacar lo itu," ejek Kikan.

"Ish Kikan," desis Adiva sambil menggeplak punggung Kikan.

Sedaritadi saat mereka berdua membicarakan tentang Alvaro, Algis sudah berada di dekat jendela. Niat awalnya untuk kembali bertemu Adiva diurungkannya setelah mendengar kata 'Alvaro.'

"Jadi bener kalau Adiva daritadi mikirin Alvaro?" Batin Algis.

...

"Al, engga pulang? Udah tiga hari lo nginep di rumah gue."

Alvaro terkekeh. "Kenapa Sak? Engga rela ya makanan lo gue abisin?" Tanya Alvaro. Sedangkan Sakti hanya mencebikan bibirnya, persis seperti anak perempuan.

"Udahlah Al, kan lo udah pernah nyium, sedangkan Algis baru meluk," ucap Sakti menghibur sahabatnya yang sedang galau.

Alvaro menatap Sakti. "Kalau gue udah pernah nyium dia, makanya gue engga suka ada cowok selain gue," jawab Alvaro.

EsperandoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang