Alvaro terkekeh sinis. "Iya. Dia pacar gue, dan gue engga terima ada yang nyakitin pacar gue," jawab Alvaro.
Adiva membulatkan matanya. Bisa-bisanya ia mengaku sebagai pacar di depan Gisel. Sedangkan Algis, berusaha terlihat biasa saja.
"Salah pacar lo, mata gak dipake!"
Alvaro makin marah mendengar jawaban Gisel.
"Gis, kasi tau pacar lo, supaya belajar tanggung jawab," ucap Alvaro."Eh! Apa-apaan lo ngomong gitu sama pacar gue?" Bentak Gisel.
"Inget ya dek, kasi tau pacarnya. Kakak pergi dulu," jawab Alvaro lalu menggenggam tangan Adiva dan pergi darisana.
Algis menatap genggaman tangan mereka dengan datar. Sedangkan Gisel bingung kenapa Alvaro berbicara seperti itu.
"Gis, dia siapa lo?" Tanya Gisel.
Bukannya menjawab pertanyaan Gisel, Algis malah pergi meninggalkannya.
"Ish Algis!" Gisel menghentakan kakinya kesal.
...
Adiva terdiam sendiri di kamarnya. Tadi setelah dari mall, Alvaro mengantarnya pulang. Tadinya mereka ingin makan, namun mood Adiva sudah sangat jelek akibat Gisel.
"Kok bisa sih Algis dapet pacar nenek sihir," gumam Adiva.
LINE!
Algis : 😦
Adiva : ?
Algis : 😔
Adiva : kenapa?
Algis : 😢
Adiva : algis sehat?
Algis : 😭
Adiva : apaan sih!
Algis : :(
Adiva kesal. Jadi ia memutuskan hanya membaca, tidak membalas.
LINE!
LINE!
LINE!
LINE!Penasaran, Adiva langsung membukanya.
Algis : ad
Algis : iva
Algis : sayang!
Algis : maafin aku :(
Adiva : apaansih gis! Gaje banget
Algis : aku mau minta maaf
Adiva : aku? Dapet virus darimana?
Algis : aku cuma pingin kamu maafin aku
Adiva : maafin apa coba?
Algis : itu, yang di mall tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Esperando
Teen Fiction𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘧𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥𝘻𝘰𝘯𝘦. 𝘉𝘦𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘪𝘩𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴 𝘥𝘦�...