Mobil Sakti berhenti di depan rumah Adiva, setelah mengucapkan terima kasih, Adiva segera turun.
"Div, gak ditawarin masuk nih?" Tanya Sakti.
"Oh iya, lupa gue. Abis muka lo nyebelin sih. Yuk masuk Sak!"
Sakti keluar dari mobil dan langsung mengikuti Adiva masuk kedalam. Selagi Adiva mengganti baju, Sakti mengecek ponselnya, dan mendapatkan sebuah pesan dari Nata.
Nata : omggg sakti, thankyou so muchhh
Sakti membaca, dan terkekeh menyadari betapa senangnya Nata. Segera, ia membalas pesan itu.
Sakti : sip! Ditunggu besok bayarannya
Bersamaan dengan Sakti menaruh ponselnya, Adiva turun dengan sudah memakai baju santai.
"Div, haus nih gue," ucap Sakti.
"Oh iya, lupa ngasih minum." Adiva terkekeh.
Adiva berjalan kedapur dan mengambilkan Sakti minum. "Nih, minum!"
"Makasih!"
"Oh ya Sak, tadi gue liat Alvaro sama cewek di parkiran, bukannya dia masih ada kelas ya?" Tanya Adiva.
Dalam hati, Sakti berteriak, pertanyaan inilah yang ia tunggu sejak tadi. "Gue gatau Div, tapi tadi dia emang bilang kalau masih ada jam tambahan, gatau deh yang mana yang bener," ucap Sakti. Adiva mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.
...
Alvaro menghentikan motornya di depan rumah Nata. Sesuai perintah Sakti, Alvaro memang mengantar Nata pulang kerumah.
"Thanks ya Var," ucap Nata.
"Yo, gue duluan!"
Belum sempat Nata menjawab, motor Alvaro sudah melesat pergi. "Ngeselin banget sih tuh cowok!" Umpat Nata dalam hati.
Alvaro menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, badannya terasa lelah, jadi dia ingin cepat-cepat sampai di rumah. Setelah sampai, barusaja akan masuk kedalam, seseorang memanggil namanya.
"Alvaro!"
Ia berhenti, lalu menoleh, dan menemukan Adiva disana. Alvaro tak memperdulikan itu, ia langsung masuk kedalam rumah. "Alvaro! Var!" Teriak Adiva memanggil-manggil Alvaro.
Bukan Alvaro yang berhenti, namun Bundanya yang keluar rumah, mungkin terganggu dengan teriakan Adiva.
"Loh Diva? Kenapa? Kalian lagi ada masalah?" Tanya Bunda Alvaro.
"Adiva engga tau Nda, ini makanya kesini," jawab Adiva.
"Yaudah, kamu masuk dulu. Nanti Bunda yang suruh Alvaro temenin kamu."
Adiva masuk bersama Bunda Alvaro. Setelah menunggu Alvaro sekitar sepuluh menit di sofa, akhirnya laki-laki yang ditunggu datang juga.
"Mau ngomong apa?" Tanya Alvaro cuek.
"Lo kenapa Var?" Alvaro diam, yang membuat Adiva yakin jika Alvaro tidak akan menjawab pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Esperando
أدب المراهقين𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘧𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥𝘻𝘰𝘯𝘦. 𝘉𝘦𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘪𝘩𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴 𝘥𝘦�...