3 : Rumah dan Sisi

218 52 21
                                    

Dari kejauhan aku melihat Farren berjalan pulang menuju rumahnya. Aku sendiri tak tahu di mana rumahnya.

Tanpa ketinggalan headphone selalu Farren gunakan. Entah apa alasannya, aku juga tak tahu.

Aku mensejajarkan motorku dengan langkahnya. Farren berhenti, aku pun.

Farren menoleh padaku yang memakai helm. Dengan cepat aku membuka kaca helm dan tersenyum segagah-gagahnya pada Farren.

"Mau gue anter pulang?" tawarku.

Farren menggeleng. "Makasih."

"Naik!"

Farren tak menjawab, ia meneruskan langkahnya yang sempat tertunda. Aku suka caranya seperti ini.

Dia bukan keras kepala, hanya saja ia memegang teguh pendiriannya, mungkin.

Bahwa ia tak boleh menaiki motorku, karena ia hanya mengijinkan pemilik hatinya untuk berdua dengannya. Ya, kurang lebih seperti menyucikan diri untuk pasangannya nanti. Dan pasangannya itu adalah aku. Jangan protes.

Aku memperlambat laju motor, supaya bisa mengiringinya pulang. Menjaganya dari tempat yang ia inginkan.

Farren berhenti, mengeluarkan buku yang sama seperti saat di taman sekolah tadi. Menjadikan tembok bangunan sebagai sanggahan untuk menuliskan sesuatu.

Setelah selesai ia melanjutkan langkahnya lagi. Aku pun ikut melajukan motorku.

Setelah kira-kira delapan menit aku mengikutinya, Farren berhenti di rumah bercat hijau. Di depan halamannya terdapat seorang anak kecil--kira-kira lima tahun--berlari ke arah Farren.

Farren dengan sigap melepas headphone-nya dan berlutut menunggu anak kecil itu sampai dan memeluknya.

"Kak Palen pulang!" girang anak kecil itu dengan pelafalan cadel khas anak kecil, lucu.

Aku akan mencoba sepertinya.

"Iya, Kak Farren pulang. Karin kapan datangnya, sama siapa?"

Aku, yang saat itu ada di jalan menghadap rumah Farren hanya bisa tersenyum.

Farren menggendong anak kecil yang bernama Karin itu memasuki rumahnya.

Hari ini, aku tahu rumah dan sisi lain yang Farren miliki.

Aku menyukainya. Jangan protes.

[]

[BTS #01] : Andara's WerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang