5 : Caraku

204 46 16
                                        

A Farren Andara

Read.A?
Read.Farren?
Read.Andara?
Hai!

Kubaca sekali lagi pesan yang ku kirim pada Farren dan menutup aplikasi chatting tersebut karena Farren tak kunjung menjawab hanya dibaca saja.

Berpikir positiflah. Mungkin Farren sedang gegana; gelisah, galau, merana, dikarnakan pesan yang kukirim itu hanya menyebutkan namanya saja dan Farren tak tahu harus apa.

Atau jangan-jangan Farren mau menbalas pesanku tetapi karena alasan tertentu seperti membuang dubur, Farren memilih mengabaikannya terlebih dahulu.

Aku memilih untuk mengambil minuman di dapur, hitung-hitung sambil menunggu Farren membalas.

Setelah sampai di kamar kembali, kulangsung menyamber ponselku dan membuka aplikasi chatting sarana aku berkomunikasi dengan Farren.

Ada balasan!

Oh, Tuhan! Aku mimisan. Jangan protes.

A Farren Andara:
Ya?

Perkenalkan, ini Haldo yang sejak seminggu lalu berusah menaklukkan hatimu. Salam kenal A Farren Andara. Jika kamu belum Read.kenal aku

Jangan sebut aku norak. Itu memang caraku!

Perkenalkan deh pada kamu-kamu. Namaku Haldo jika kau tadi baca pesanku yang di atas untuk Farren. Ya, Haldo Raksawan panjangnya.

Jangan rinci kenalannya, nanti kau malah jatuh cinta padaku, bukan Farren.

Farren membalas pesanku lagi.

A Farren Andara:
Apaan sih!
Maaf gue gak kenal.

Kan tadi udah kenalannya.
Nama aku Haldo, Haldo.
Read.Bukan saldo ya

A Farren Andara:
Hahah iya!

Aku tau satu rahasia
Read.kamu dari aku

A Farren Andara:
Hah, apa?
Gue gak punya rahasia
tentang lo

Tadi kamu pas ngetik hahah iya! Aslinya kamu gak ketawa kan? Ngaku aja,
Read.bohong dosa loh hehe 

A Farren Andara:
Lo juga ngetik hehe
aslinya gak cengengesan kan?

Farren pinter! Aku gak cengengesan,
Read.tapi senyum dalam hati

Setelah itu Farren tak membalas lagi, mungkin dongkol karena topik tak jelas itu.

Namun aku senang bisa berinteraksi dengannya. Sesuatu yang membanggakan!

[]

[BTS #01] : Andara's WerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang