28 : Buku Audi

121 28 18
                                    

"Ya ... Mahya!" seruku memanggil Mahya yang kebetulan lewat depan kelasku.

Mahya berhenti dan berbalik, aku menghampirinya segera.

Untuk apalagi? Ya, jelas untuk menanyakan kabar seorang Audi yang hari lalu tak ada kabarnya sama sekali, yang membuat hati seorang Haldo bergetar tak enak.

"Oh, elo Do," ucap Mahya.

Mahya mengubek-ubek tas merah darahnya dengan khidmat. Mencari sesuatu yang tak tau apa.

"Audi mana, Ya?" tanyaku langsung karena tak sabar menunggu lagi.

Siapa yang akan sabar menunggu begitu lamanya untuk mendengar kabar sang pujaan hati? Aku sih tidak. Ingin cepat-cepat rasanya.

"Bentar," jawab Mahya sambil terus mengeluti tasnya.

Kalau bukan untuk Audi, aku tak akan mau menunggu Mahya di sini.
Salahnya lagi, aku tak tau orang selain Mahya yang dekat dengan Audi.

Bukannya aku tak niat bertanya, namun kau tau kan Audi bagaimana. Lagian yang sering kupergoki bersama Audi, ya Mahya seorang.

"Ya, mana Audi?" keukeuhku bertanya.

"Bentar elah, sabar," gerutu Mahya.

Gimana mau sabar? Ini tentang Audi!

"Nah," ujar Mahya tiba-tiba.

Mahya mengeluarkan buku yang sedari tadi ia cari dalam tasnya. Tapi tunggu, itu buku punya Audi.

Buku yang selalu Audi bawa, buku yang mirip dengan buku diary, juga buku yang ingin kuketahui.

"Nih buat lo," sodor Mahya padaku.

"Apanya?"

"Ya, buku ini lah!" seru Mahya sembari menunjuk buku punya Audi.

Aku dengan bingung menerimanya. Maksudnya apa ini?

"Audi nyuruh gue buat kasih buku itu ke lo. Jadi, sekarang buku itu punya lo," jelas Mahya yang semakin membuatku bingung.

Mahya akan beranjak meninggalkanku. Aku buru-buru menghentikannya.

"Terus, sekarang Audi mana?" tanyaku.

Mahya menghembuskan napasnya seperti orang menyesal saja.

"Dia pindah."

[]

[BTS #01] : Andara's WerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang