06. na jaeyoon

111K 21.7K 3.5K
                                    

"Kamu siapanya Jaemin sih? Pacarnya?"
   
    
   
Pertanyaan Ten membuatku tertawa sarkastik alih-alih blushing.
  
   
"Bukan siapa-siapa. Just a fan, I guess," jawabku.

Ten tertawa. Ia menjadi lebih santai, tidak terlalu menyebalkan seperti saat tadi kami baru bertemu.
  
   
"Super lucky fan," Ten mengoreksi. "Mimpi apa coba bisa disupirin sama NCT Ten? Aku satu grup sama Jaemin loh hehe."
   
"Apa perlu aku anggap kita lagi filming reality show?" kelakarku.
   
    
Ten tidak menjawab, hanya tersenyum simpul sambil fokus menyetir.
Dia benar, rasanya seperti mimpi bisa satu mobil bersama seorang idol. Tapi sejujurnya aku masih terlalu shock untuk merasa senang.

"Kayaknya kemaren aku liat kamu di SOPA," ujar Ten.

Aku mengangguk. "Yup, aku juga liat kalian ㅡNCT maksudku."

"Kamu nggak keliatan kayak fangirl, terlalu expressionless."

"Aku nggak terlalu ahli berekspresi."

"A soft stan, huh?" Ten terkekeh.

"If you say so," jawabku.

"Aku nggak yakin kamu masih mau jadi fangirl kalau udah tau seperti apa dunia idol yang sebenarnya."
   
   
Aku bergeming.
Memang hal apa lagi yang lebih mengagetkan dari pergaulan liar yang kulihat barusan?

"Ada air minum di jok belakang, mukamu pucat," ucap Ten.
   
    
Memang sepertinya mukaku pucat, keringat dingin masih terasa di pelipisku. Aku mengambil sebotol air mineral lalu meneguknya.

"Maaf kalau tadi aku bikin kamu takut atau nggak nyaman, masih agak pusing karena alkohol," ucap Ten.

   

Great, aku berkendara dengan seseorang yang baru saja mabuk.

"Kenapa tadi kita nggak ketemu di lobby aja?" tanyaku, berusaha sesopan mungkin.

"Karena itu bahaya," jawab Ten. "Kamu bisa diperkosa lesbi kalau kelamaan berkeliaran sendiri."
   
   
Rasa mual kembali menerjangku.
   
   
"Masih jauh kah?" aku mengalihkan pembicaraan.

"Nope, 5 menit lagi."

   

Kami berbelok ke perumahan yang sepi, entah kenapa aku bisa merasakan semua begitu terisolir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami berbelok ke perumahan yang sepi, entah kenapa aku bisa merasakan semua begitu terisolir. Jarang ada warga yang beraktifitas di luar rumah dan semua gordennya tertutup rapat. Kami melewati jalan kecil yang hanya muat untuk 2 mobil, berbelok lebih dalam ke pemukiman ㅡaku agak heran bagaimana Ten bisa menghafal jalan semacam ini. Kemudian akhirnya kami berhenti di rumah cat kelabu berpagar batu.
   

   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang