Pagi ini, saat aku bangun sudah ada pesan dari Mark.
Ia memintaku datang ke studio dance dekat dormitory nct, bersama Jaemin tentunya. Jadi sekarang, pagi-pagi buta aku sudah berdesakan di bus ㅡMark bilang akan terlalu mencolok kalau aku naik taksi.
Belum genap 24 jam Jaemin membuntutiku, kurasa sudah ada yang tidak beres dengan jantungku.
Bagaimana tidak, Jaemin yang pertama kulihat saat bangun tidur tadi pagi, menemaniku sarapan, menyisir rambut...
semuanya.
Dan sekarang, orang-orang mungkin heran melihat space kosong di depan tempatku berdiri. Oh, fyi, arwah memang bisa membuat dirinya menjadi 'padat' kalau mereka ingin ㅡdan Jaemin sedang melakukannya sekarang.
"Nggak enak ngerasain ditembusin, tau," kata Jaemin saat aku protes.
Akhirnya aku memilih diam. Berdiri berhadapan dengan Jaemin begini, yang harus kulakukan hanya jangan terlalu terbawa suasana, kan?
Setelah 30 menit yang menegangkan, kami sampai di depan studio.
Tahu tidak? Aku disuruh berdandan seperti dancer supaya tidak mencurigakan.Kalau nanti Jaemin sudah 'hidup lagi', dia berhutang banyak padaku.
Iya, kalau dia berhasil kembali pada tubuhnya.
Ruangan nomor 101 sudah dipesan atas namaku. Aku langsung masuk dan di dalam belum ada siapa-siapa. Sesuai instruksi Mark, aku menyalakan musik keras-keras ㅡlagu Sunmi, Gashina.
Lalu aku menunggu.
Cklek
"Hei," Mark muncul dari balik pintu, wajahnya sepeti belum tidur dua tahun.
Beberapa orang mengikuti di belakangnya. Aku mengenali bareface mereka ㅡJaehyun, Yuta, Taeil, Koeun, dan Hina.
Mark menarikku ke sudut yang paling jauh dari audio speaker, kulihat Hina yang datang paling belakang mengunci pintu.
"Aku udah denger semuanya dari Ten hyung," kata Mark. "Itu semua beneran?"
Aku menelan ludah. Menatap wajah-wajah yang mengelilingiku dengan penuh harap, lalu menatap Jaemin yang berdiri di sampingku.
"Iya," jawabku. "Aku tau ini nggak masuk akal, tapi apa yang Ten bilang itu real. Jaemin ada disini sekarang."
Mereka semua menatap tempat yang kutunjuk, lalu mengeluarkan berbagai ungkapan tak percaya.
"Karena Ten yang bilang, jadi aku percaya. Tapi kalau kamu bohong, ada konsekuensinya nanti," tukas Taeil tegas, menatapku tajam.
Aku mendengus. "Apa untungnya aku bohong? Aku cuma mau bantu kalian. Yaㅡ kata Ten aku 'terlanjur tau terlalu banyak'."
"Udah dong. Waktu kita nggak banyak, langsung aja," bujuk Koeun.
Taeil pun memberi isyarat supaya kami duduk melingkar.
"Jadi, selama sembilan bulan belakangan, kita udah cari tau dimana Jaemin. Tapi karena sibuk, nggak banyak kemajuan," kata Taeil.
"Kamu harus tau dulu, hampir setiap agensi idol pasti kerjasama sama gankster. Di negara kita ini gankster dan pemerintah sama kuat ㅡini kenyataan, ya, kayak drama emang," potong Jaehyun.
Selama beberapa detik aku terhipnotis ketampanannya yang seperti tidak nyata.
Sampai Jaemin mencubit pergelangan tanganku.
"Ehㅡ jadi, maksud kalian, ini ada hubungannya sama gankster?" tanyaku.
"Exactly," jawab Mark. "Gankster bisa jadi partner yang kuat, tapi sewaktu-waktu mereka minta 'tumbal'."
"Apa?" tanyaku ngeri.
Mereka menghela nafas, tiba-tiba tampak murung.
"Ya, caranya macam-macam. Memperbudak idol lewat narkoba, misalnya. Jadi sewaktu-waktu mereka bisa mengontrol orang itu untuk kepentingan mereka," kata Yuta. "Well, nggak semuanya sih. Cuma orang-orang yang sial aja."
"Contohnya, Ten. Tau kenapa dia di-skors? Ada salah satu bos gankster yang suka sama dia," ucap Taeil getir. "Awalnya Ten nurut, tapi lama-lama dia berontak ㅡjadi kena skors."
"Oh iya, dimana Ten?" tanyaku.
Mereka bertukar pandang.
"Nggak tau. Dari kemaren malem dia dipanggil sama orangnya Youngmin," jawab Mark. "Semoga nggak ada apa-apa."
Aku tertegun.
Aku tak menyangka kalau dunia entertainment ternyata mengerikan.
Di sebelahku, Jaemin membisu menatap lantai dengan wajah penuh dendam.
"Sekarang, gantian, Jaemin bilang apa aja ke kamu?" tanya Hina.
Aku menarik nafas sebelum memberi penjelasan panjang lebar.
"Jaemin cuma inget dia dibekap kloroform terus bangun sebagai arwah di rumah mewah. Katanya dia sempet cari tau tentang rumah itu, tapi waktu balik lagi ke kamar tempat dia bangun... badannya ㅡphysically, udah nggak ada."
Hina dan Koeun memekik tertahan. Sementara yang lain menahan nafas tegang.
"Jadi maksudnya arwah Jaemin berkeliaran tapi badannya tetap hidup?" tanya Yuta. "Emang bisa ya?"
Aku mengangkat bahu. "Nggak tau, tapi Jaemin bilang gitu. Dan buktinya, dia ada disini."
"Aku makin yakin ini ada hubungannya sama gankster," ujar Jaehyun. "Rumah mewah, itu aja udah jadi clue yang cukup kuat."
"Tapi kita belum tau motifnya," kilah Koeun. "Soalnya Youngmin masih menyembunyikan semua ini. Inget kan Jaemin dibilang masih dalam masa penyembuhan? Dan, OMFG, waktu Jaeyoon dipaksa photoshoot itu... Oh, fuck."
Semua diam, tampak sedih dan frustasi.
"Iya, Koeun bener. Gue rasa Youngmin punya rencana lain," kata Mark.
"Apa? Nyuruh Jaeyoon ngegantiin posisi Jaemin?" timpal Hina. "Emang ada ya operasi tunawicara?"
Aku menoleh pada Jaemin yang menggertakkan rahangnya, sepertinya ia benar-benar marah. Andai saja aku bisa menenangkannya, tapi aku tidak tahu caranya.
"Time's up," cetus Jaehyun sambil melirik jam tangannya. "Jelasin bagian intinya."
"Oke," ucap Taeil tergesa-gesa. "Jadi intinya, kita ada di bawah perintah Lee Sooman buat seenggaknya memperbaiki kekacauan yang udah dibuat Youngmin."
Aku kaget.
Ternyata ini yang dimaksud Ten dengan 'dua kubu'.
"Cuma kalian?" tanyaku.
"Nggak lah, ada beberapa senior dan staff juga," jawab Yuta. "Susah kalo mau ketemu semuanya di waktu yang sama."
"Ibunya Jaemin juga di pihak kita, tapi pergerakannya diawasi. Well, kita tau kan Jaeyoon selalu jadi bonekanya Youngmin," tambah Jaehyun. "Oh iya, Jisung Chenle Lami, anak-anak dibawah umur lain, nggak terlibat. Terlalu riskan."
"Jadi, selanjutnya aku harus gimana?" tanyaku, totally clueless.
Mereka saling pendang, lalu Taeil berbicara lagi.
"Paling penting, jangan sampe pihak Youngmin tau semua ini. Dan kita butuh bantuan kamu buat ketemu beberapa orang yang nggak mungkin kita temui langsung."
"Dan nggak mungkin via telepon atau internet, karena takut disadap," tambah Hina.
"Oke," ucapku. "Siapa orang pertama yang harus aku temui?"
Hening beberapa saat sebelum mereka semua kompak menatap Mark.
Mark menghela nafas dalam-dalam.
"Seo Herin," ucapnya.
.
.
.
.
.
.
ㅡtbchayolo kenapa nengok ke mark semua pas menjurus ke herin?
Dan sekali lagi, ini semua cuma fiksi bukan based on true story walaupun inspirasinya emang Jaemin yang menghilang (katanya cedera) waktu era chewing gum.
Makasih pengertiannya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]
Fanfictionwas #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 111017 #6 041017 #7 300917 #8 280917 #11 250917 #21 230917 #25 180917 #37 110917 #38 100917 #40 09091...