was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au
Started on August 19th 2017
#4 111017
#6 041017
#7 300917
#8 280917
#11 250917
#21 230917
#25 180917
#37 110917
#38 100917
#40 09091...
The longer I'm left alone The more afraid I get I miss those days I miss you so much
I miss you so much Now I finally feel our space I miss you so much Tears are falling like this But why didn't I know?
So beautiful beautiful You're more beautiful than anyone else So don't be sick, don't cry
Dari empat musim yang berlaku di Seoul, menurutku musim dingin adalah yang paling menyedihkan. Musim dingin hanya indah saat hari-hari pertama turun salju. Sisanya ㅡoh, benar-benar menyusahkan. Dingin, licin, dan melelahkan.
Oke, aku memang banyak mengeluh. Tapi setidaknya aku menjalani hidupku dengan baik. Sore ini misalnya, berbelanja kebutuhan rumah sepulang kuliah dan kerja sosial di panti asuhan; aku memanfaatkan waktu dengan baik, kan?
Sudah hampir natal. Sebulan berlalu begitu saja setelah semua kekacauan yang terjadi di hidupku.
Kalian penasaran bagaimana kehidupanku sekarang?
Wellㅡ bisa dibilang membosankan. Aku sekarang menjadi warga negara dan anak yang baik, menaati peraturan, hidup normal. Seminggu setelah keluar dari rumah sakit aku sadar jalur kehidupanku sudah melenceng jauh ㅡdan aku harus memperbaikinya. Ya, sesegera mungkin aku mendaftar ke universitas dan mempersiapkan diri untuk ujian masuk perguruan tinggi.
Aku mengambil double deegre di satu universitas, jurusan psikologi dan forensik. Ya, aku bercita-cita menjadi seorang criminalprofiler. Keluarga yang terdiri dari polisi, pengacara, dan calon criminal profiler ㅡya, ini terjadi di dunia nyata bukan drama action.
Bagaimana kabar Na Jaemin?
Dia baik-baik saja, kurasa. Aku belum bertemu dengannya lagi sejak di rumah sakit. Secara berkala aku mendengar kabarnya dari Mark. Katanya dia masih dalam pemulihan dan menjalani homeschooling. Itu saja.
Ya, dia tidak ingat apapun tentang apa yang terjadi pada dirinya setahun belakangan.
Tidak, hentikan harapan kalian tentang ingatannya tentang aku yang secara ajaib akan kembali. Aku selalu berpikir rasional ㅡkurasa hal semacam itu tidak mungkin terjadi.
Lagipula, aku sudah tidak mengharapkan apapun tentang hal itu. Terakhir melihat Jaemin di season greeting NCT yang diberikan Mark padaku beberapa hari yang lalu pun aku sudah senang.
If he's happy, then I'm okay.
Baiklah. Cukup panjang, ya?
Kenyataannya, itu semua bohong.
Ya, aku berbohong kepada diri sendiri.
Setelah semua itu, hampir setiap hari mimpi buruk tak pernah absen mendatangiku. Mimpi tentang Na Jaeyoon, tentang Jaemin yang membenciku karena aku sudah membuat Jaeyoon meninggal, tentang iblis... pokoknya aku lebih banyak menghabiskan malam dengan terjaga dalam keheningan.
Dan kalian tau bagian paling buruknya?
Ya, aku merindukannya.
Gerimis mulai turun, berarti sebentar lagi salju akan datang. Aku tersenyum senang, setidaknya air hujan akan menyamarkan seandainya aku menangis...
Aku benci diriku sendiri setiap aku menangis. Tapi nyatanya aku memang lemah. Aku mempecundangi diriku sendiri karena tidak bisa melupakan Jaemin sampai sekarang.
Ini sudah cukup lama... harusnya aku menerima kenyataan kalau Jaemin sudah ada di tempat yang seharusnya dan menjalani kehidupannya yang normal.
Tapi aku tidak bisa.
Aku menghela nafas panjang, tapi itu justru membuat dadaku semakin sesak karena udara dingin terlalu banyak masuk ke paru-paruku. Bodoh. Untung saja rumahku tak jauh lagi, jadi sesegera mungkin aku bisa sampai di rumah dan meringkuk dalam kesunyian seperti biasa. Kalian boleh menyebutku pathetic ㅡit's ok.
Karena aku memang menyedihkan, bahkan aku mengasihani diriku sendiri...
BRUKKK
Nah, kita sampai di bagian paling menyebalkan di musim dingin ㅡterpeleset lapisan salju yang licin di permukaan jalan.
"Oh, shit," aku mengumpat, masih dalam posisi jatuh terduduk.
Sebagian belanjaanku tumpah, beberapa bawang menggelinding di jalanan. Sambil menghela nafas untuk menyabarkan diri aku bangun dan membungkuk memunguti bawang-bawangku.
Lalu aku melihatnya ㅡujung sepatu dengan bawang di depannya. Hatiku berdesir karena bahkan dengan melihat sepasang kaki itu pun aku sudah tahu siapa pemiliknya.
Dia membungkuk, mengambil bawang yang belum sempat kupungut karena shock.
Ya, dia Na Jaemin, nafasnya terengah-engah seperti habis berlari. Oh gosh ㅡapa dia sudah pulih sepenuhnya?
Tatapannya asing, tapi rasanya sangat familiar saat dia menyebut namaku;
"Alisseu," ucapnya. "Mujigae..."
Dan salju lebat mulai turun. Menumpuk sedikit demi sedikit di rambut Na Jaemin yang sekarang menatapku dengan sorot mata yang sulit kuartikan.
ㅡepilog end
Iya, ada sekuelnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.