Jaemin masih diam di tempat, mengadu pandang putus asa dengan aku yang masih menatap pemandangan di depanku ㅡtak percaya. Ketakutan menguar di ruangan gelap gulita ini.
Satu-satunya yang tidak tahu apa yang sedang terjadi hanya Na Jaeyoon. Sia-sia dia meminta penjelasan dariku karena aku juga belum tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Jaeyoon menghampiri kembarannya yang terbaring, lalu mengguncang pundaknya, menepuk-nepuk pipinya ㅡapapun yang dia kira akan membuat Jaemin setidaknya membuka mata.
Nihil.
Tidak terjadi apa-apa.
"Ada yang nggak beres," Jaemin menghampiriku. "Pasti ada sesuatu yang salah. Tapi apa?"
Aku memaksa otakku untuk bekerja cepat, tapi buntu ㅡini diluar nalarku.
"Ah," aku ingat sesuatu. "Kamu bilang waktu aku masuk ICU kemarin arwahku juga sempet keluar kan?"
"Iya. Apa hubungannya?" tanya Jaemin.
"Gimana caranya aku masuk lagi ke raga aku?"
"Ng... Ya nggak gimana-gimana. Aku inget banget arwah kamu cuma bersentuhan sama tubuh kamu yang lagi pingsan. Terus ya udah, selesai."
Tanganku bergerak-gerak gelisah, Jaeyoon masih di dekat kembarannya ㅡmelihatku berbicara dengan Jaemin yang tak bisa ia lihat.
"Beneran nggak hal lain yang terjadi waktu itu?" aku memastikan lagi.
Kali ini Jaemin terdiam sejenak sebelum menjawabku.
"Ada sih.... sebenernya."
"Apa?" tanyaku tak sabar.
"Itu..." Jaemin menggigit bibirnya. "Tapi jangan marah ya?"
Mencurigakan.
Tapi memang apa hal yang mungkin membuatku marah tapi bisa membuat arwahku masuk ke tubuhnya lagi?
No idea.
"Iya deh," aku menyetujui walau curiga. "Apa sih emang?"
Jaemin menatapku lalu cengiran bodohnya yang lama tidak kulihat muncul.
"Aku cium kamu. Hehe."
"Apa?!"
"Pssst!" Jaeyoon dan Jaemin kompak menyuruhku diam.
Aku sendiri sudah membekap mulut karena sadar aku mungkin berbicara terlalu keras.
Tapi, sebentar ㅡapa tadi?
Jaemin menciumku?
Aku mengatur nafas sebelum bicara lagi padanya.
"Oke," ucapku pelan. "Menurut kamu itu ada pengaruhnya nggak?"
Jaemin mengangkat bahu.
"Nggak tau. Tapi yang jelas habis itu arwah kamu menghilang perlahan."
Aku sebenarnya tak ingin membahas hal ini lebih lanjut, tapi aku terlalu penasaran.
"Heh, Jaemin," aku mendekat padanya dan berbisik. "Kok kita bisa kissing segala sih? Ngapain?"
Jaemin salah tingkah mendengar pertanyaanku.
"Anu... Ya gitu deh. Cuma timing dan feeling yang lagi tepat aja kayaknya..."
Ada untungnya juga lampu padam, jadi wajahku yang memerah tidak terlalu tampak jelas.
"Aduhㅡ ya udah deh," aku menggeleng-gelengkan kepala untuk mengusir imajinasi tentang ciuman yang tak kuingat sama sekali.
"Sekarang gimana?"
"Sayangnya aku nggak tau," jawab Jaemin pasrah.
Dan aku juga sama tidak tahunya. Entah siapa yang mungkin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]
Fanfictionwas #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 111017 #6 041017 #7 300917 #8 280917 #11 250917 #21 230917 #25 180917 #37 110917 #38 100917 #40 09091...
![Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]](https://img.wattpad.com/cover/118883190-64-k772144.jpg)