Tujuhbelas

3.5K 555 507
                                    

Wanita paru baya itu membuka pintu kayu mahogani hitam milik putranya, suasana sepi kamar membuatnya mengernyit heran.

"Apa Jinyoung tidak ada?" gumam wanita yang tidak lain ada BoA.

Langkah kakinya terdengar saat kakinya yang di lapisi sandal rumah bergesekan langsung dengan lantai marmer berwarna cream itu.

Melihat kamar Jinyoung yang sedikit berantakan membuat BoA tersenyum teduh, dia lantas memulai acara bersih-bersihnya.

BoA memungut seragam sekolah Jinyoung yang berserakan di lantai, belum lagi tumpukan buku pelajaran di atas tempat tidur dan meja belajar, setelah itu BoA merapikan tempat tidur Jinyoung.

Setelah di rasa cukup rapi, BoA berniat meninggalkan kamar Jinyoung pagi itu untuk menemui kepala pelayan guna menanyakan keberadaan Jinyoung, karena tidak mungkin anaknya itu berangkat sekolah sepagi ini, bahkan matahari belum memunculkan cahayanya.

Namun baru berapa langkah dia meninggalkan kamar Jinyoung, kepalanya mendadak pening dan pandangnya mengabur.

BoA secara refleks langsung berpegangan pada dinding putih itu lalu memegang kepalanya yang terasa berdenyut-denyut.

"Astaga jangan sekarang." saat BoA kembali mencoba untuk berjalan, tubuhnya langsung ambruk tak sadarkan diri.

RIVAL

Bae Jinyoung

X

park Jihoon

And another

Rate TRP (Teman Rasa Pacar)

Sider? Jerawat Batu, jerawat di pantat, bisulan (jahad wkwkwkwk)

Happy Reading

Suara deru mesin penghangat ruangan terdengar pelan, mengisi kesunyian kamar dengan nuansa putih pucat itu.

Seorang pemuda tampan yang terlihat pucat terbaring dengan nyaman di atas satu-satunya ranjang di sana. Seseorang duduk di samping tempat tidurnya, ikut tertidur dengan posisi duduk yang akan membuat punggungnya terasa sakit.

Perlahan mata elang itu bergerak, jemarinya yang di genggam dengan hangat juga ikut melakukan pergerakan ringan yang sukses membuat orang yang menggenggam tangan itu terbangun.

Jihoon tersentak saat merasakan pergerakan tangan dalam genggamannya lantas terbangun, dengan cemas dia melihat ke arah Jinyoung yang perlanhan-lahan membuka kelopaknya.

Sangat perlahan hingga Jihoon harus menahan napasnya entah karena apa. Di tatapanya Jinyoung yang mulai mengerjap-ngerjapkan matanya pelan, tangannya dengan refleks menekan tombol merah yang melekat pada dinding di dekat tempat tidur Jinyoung.

"Nghh.." lenguhan itu adalaha suara yang Jinyoung keluarkan pertama kali, pandangan Jinyoung masih sedikit mengabur, perutnya terasa sangat sakit, dia merasakan genggaman pada tangannya lantas menoleh, membuat pandangannya bertemu pandang dengan milik Jihoon yang menatapnya penuh khawatir.

"Apa ada yang sakit? Apa yang kau rasakan? Kau butuh sesuatu?"

Mata Jinyoung mengerjab, pandangan sayunya menatap Jihoon kosong, bungkam.

Suara pintu yang di buka mengalihkan atensi Jihoon, dokter dan beberapa perawat langsung mendekati ranjang rawat Jinyoung, mengerti posisinya, Jihoon melepaskan genggamannya dengan tidak rela lalu menyingkir.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang