RIVAL

Enam

Hidup Jinyoung dulu begitu sempurna, Ayah yang menyayanginya dan ibu yang mencintainya. Kakaknya juga selalu memanjakannya.

Tapi itu semua tidak bertahan lama, kedua orang tuanya bertengkar karena kehadiran orang ke tiga, Jinyoung yang saat itu masih berusia 4 tahun belum mengerti apapun, dia hanya tidak sengaja melihat ayah dan ibunya saling berteriak satu sama lain lalu ayahnya akan pergi, dan dia ingat betul ayahnya tak kembali sejak malam itu 9 tahun lamanya, meninggalkan dia bersama ibu dan kakaknya di rumah besar itu.

Ibunya yang selalu tersenyum teduh berubah menjadi sosok diam layaknya mayat, Jinyoung yang beranjak remaja akhirnya mengerti apa yang terjadi dengan keluarganya setelah kakaknya menjelaskan segalanya, ibunya depresi dan itu semua karena ayahnya yang selingkuh dengan wanita lain. Dan itu semua membuat sosoknya ikut berubah, menjadi sosok yang lebih tertutup dan penyendiri, berbeda dengan Jinyoung sebelumnya. Beruntung Daniel dan Guanlin ada di sana sebagai teman baiknya, mendukung dan menghiburnya meski dengan cara yang salah, yah perkelahian. Jinyoung sangat suka berkelahi, dia akan bisa mengekspresikan perasaannya yang terpendam melalui kepalan tangannya karena dia tidak bisa merangkai kalimat dengan baik.

Namun berkat itu juga membuat dia membenci dirinya sendiri, karena kecerobohannya beberapa tahun silam saat dia masih di Junior high school seseorang meregang nyawa karenanya dan membuatnya semakin terpuruk saja apalagi ayahnya kembali bersama seorang wanita asing dan memperkenalkan diri sebagai ibunya. Beruntung saat itu tak ada saksi mata bawa kematian sosok itu di karenakan oleh Jinyoung, jadi dia bebas jeratan hukum meski dia masih di bawah garis umur legal dia juga takkan bisa di gugat.

Setelah Jinyoung berusia 13 tahun ayahnya kembali bersama wanita asing bernama Jung Sora itu keadaan ibunya semakin memburuk. Karena begitu tertekan ibu Jinyoung pergi dari rumah dan mengendarai mobil dengan kecepatan penuh hingga mengalami kecelakaan fatal yang membuatnya terbaring koma hingga saat ini. Kakak Jinyoung memutuskan pergi dari rumah dan entah berada di mana sekarang, sedangkan Jinyoung yang begitu menyayangi ibunya memohon pada ayahnya agar mengobati ibunya hingga sadar, Jinyoung berjanji akan melakukan apapun itu. Dan ayahnya menyetujui hal itu dengan syarat Jinyoung menurut padanya agar belajar dengan giat dan kelak menjadi penerus perusahaan menggantikan kakaknya, itu hal yang mudah. Tapi tidak dengan syarat berikutnya.

"Terima Sora sebagai ibumu."

Dunia Jinyoung seakan hancur, bagaiaman bisa dia menganggap wanita asing penghancur sosok yang begitu dia sanjung dan sayangi? Bahkan karena wanita itu juga sudah merubah ayahnya yang baik menjadi kasar dan kejam, membuat kakaknya pergi dan mengubah sosok dirinya yang baik menjadi anak nakal dan bermasalah seperti sekarang?

"Tidak! Terserah jika kau ingin dia tinggal di rumah ini, menyandang sebagai nyonya di rumah ini tapi takkan pernah menggeser posisi ibuku untukku." setelah mengatakan itu Jinyoung muda pergi begitu saja dengan air mata yang mengalir di pipinya, dia hanya remaja berusia 13 tahun yang masih labil dan memiliki jiwa pemberontak yang kuat.

Dan sejak saat itu Jinyoung menjadi semakin tak bercahaya, seakan-akan malam selalu menyelimutinya, dia sering terlibat perkelahian dan berakhir dengan dia yang akan menangis setelah tangannya di penuhi darah lawannya yang sudah terkapar dengan luka mengenaskan.

Tapi itu tak bertahan lama sebrengsek apapun Daniel dan Guanlin mereka adalah teman dengan solidaritas tinggi, begitu menyayangi Jinyoung seperti saudara dan sebagai yang tertua, dia menasehati Jinyoung agar berusah melupakan masa lalunya yang kelam mencoba menerima segalanya dan hanya memikirkan ibunya mulai dari sekarang dan Jinyoung menurut. Sedikit demi sedikit Jinyoung mulai terbuka meski tak banyak yang berubah setidaknya Jinyoung tak akan menghajar orang hingga berlumuran darah seperti sebelumnya, karena Jinyoung sedikit trauma dengan darah yang banyak.