Suasana kantin saat ini sedang sangat ramai, yah memang kantin biasanya ramai tapi kali ini keramaian itu terjadi akibat dua orang namja berbeda tinggi badan saling menatap tajam satu sama lain.
Jihoon menunjukan smirk andalannya saat berhasil membuat namja yang dia ketahui namanya adalah Bae Jinyoung itu kesal bukan main.
Bagiaman tidak kesal? Jihoon dengan sengaja menyenggol lengan Jinyoung dengan keras sehingga makanan yang Jinyoung bawa tumpah berceceran, bukannya merasa bersalah Jihoon malah tertawa bersama teman-temannya.
"Sebenarnya apa masalahmu?" tanya Jinyoung berusaha tenang, Guanlin dan juga Daniel hanya menonton di kursi mereka, dalam pikiran mereka jarang-jarang melihat Jinyoung kesal.
Jihoon tersenyum remeh, "Masalahku tidak ada, aku hanya menujukkan sikap 'manis'ku padamu."
"Kau ini tak punya pekerjaan lain selain menganggu? Dasar anak manja anak kesepian seperti dirimu membuat ku kasihan." yah itulah Jinyoung, dia memang pendiam, tapi sekali saja berbicara mulutnya akan mengeluarkan perkataan pedas yang mengundang emosi, seperti saat ini.
Jihoon tanpa segan mengangkat bogem mentahnya ke pipi Jinyoung, membuat pemuda yang lebih tinggi nyaris tersungkur, Daniel dan Guanlin yang melihat itu terkejut lalu hendak menolong Jinyoung tapi pemuda Bae itu malah mengangkat tangannya tanda dia tidak apa-apa. Seonhoo, Hyungseob dan juga Seungwoo bersorak heboh melihat pukulan Jihoon begitu bebas, pemuda Park itu semakin melebarkan smirknya merasa menang akan pukulannya.
"Hanya itu yang bisa kau lakukan? Apa itu pukulan terbaikmu?" ujar pemuda Bae itu, dia berdiri dengan angkuh di hadapan Jihoon, para siswa yang menyaksikan kejadian itu semakin semangat, mereka akan menyaksikan hiburan yang menarik.
Tangan Jihoon mengepal erat, "Bajingan brengsek kau ingin ku pukul lagi ha!"
Jihoon lagi-lagi mengangkat tangannya, melayangkan pukulan yang lebih keras ke arah Jinyoung tapi pemuda yang lebih tinggi darinya itu dapat menghindar kali ini dia bahkan menahan tangan Jihoon lalu membalas pukulan Jihoon tak kala kuatnya.
Melihat temannya mendapat serangan balik, ketiga anggota geng Jihoon ikut membantu, Daniel dan Guanlin pun tak tinggal diam dan akhirnya terjadilah aksi saling baku hantam di kantin.
Suara riuh para siswa yang menyoraki mereka semakin membuat Jihoon semangat melayangkan pukulannya begitu Juga Jinyoung.
Jangan memandang remeh wajah-wajah polos dan lugu teman-teman Jihoon, karena bukan tanpa alasan mereka di takuti di sekolah itu, Jihoon pemegang sabuk hitam dalam bela diri Taekwondo, Hyungseob menguasai bela diri Hapkido, Seonhoo dengan wajah polosnya adalah seorang ketua dalam ekskul bela diri Karate di sekolah ini dan Seungwoo menguasai bela diri Muay thai.
Sedang asik saling memukul satu sama lain tiba-tiba saja suara teriakan menggelegar menghentikan kegiatan mereka.
"SEMUA BERHENTIIIIII!!!!!"
.
.
.
.
.
Dan di sinilah ke tujuh remaja itu dengan wajah tampan mereka yang di hiasi luka dan memar."Jangan ada yang menurunkan kaki sampai hukuman kalian selesai mengerti!!"
"Mengerti!"
Jung Songsaenim pun meninggalkan ketujuh murid Badung itu di tengah lapangan, dan mereka langsung saja menurunkan kaki mereka ke tanah dan mendesah lelah.
"Sial ini semua gara-gara kau!" tuding Jihoon pada Jinyoung yang berada di sebelahnya.
"Aku? Kau yang mencari gara-gara aku bahkan tak mengenalmu!" ujar Jinyoung tak ingin kalah, dia terkenal dengan wajahnya yang datar dan pendiam lalu apa yang terjadi sekarang? Kenapa dia selalu emosi berada di samping Jihoon.
"Pukulanmu lumayan juga kau jago bela diri?" ujar Guanlin, sudut bibirnya yang terlihat berdarah terangkat membentuk kurva tipis.
Seonhoo mengangguk, pipinya juga di hiasi warna merah keunguan, "Umm aku adalah ketua klub karate."
"Hebat sekali, namaku Guanlin." Guanlin mengulurkan tangannya dan di sambut antusias oleh Seonhoo
"Aku Yoo Seonhoo." ujar Seonhoo tak lupa dengan senyum manisnya yang membuat Guanlim gemas.
"Senyum mu manis sekali."
.
."Maaf memukul mu terlalu keras."
"Ha?" Daniel menatap Seungwoo yang juga menatapnya.
"Aku tau siku dan lututku tadi hampir saja mengenai daerah-daerah yang bisa membuatmu mati di tempat." ujar Seungwoo, Daniel hanya tersenyum tampan.
"Tak masalah, aku tak menyangka akan di hajar menggunakan Muay thai, aku jadi ingin mempelajarinya."
"Itu tidak akan mudah."
"Aku suka tantangan." ujar Daniel masih dengan senyum tampannya dan entah kenapa Seungwoo malah merasakan pipinya memanas melihat senyum itu.
"Namaku Ong Seungwoo."
"Margamu unik."
"Yah begitulah."
Jihoon yang melihat teman-temannya itu melongo di tempatnya.
"Apa-apaan kalian! Kenapa malah berkenalan dengan teman-teman orang ini." ujar Jihoon sambil menunjuk Jinyoung yang berada di sebelahnya menggunakan jari telunjuk kanannya."Memangnya kenapa Jihoon-ah? Kata ibuku tak kenal maka tak sayang." ujar Seonhoo polos.
Ingatkan Jihoon untuk mengikat anak itu pada tiang bendera nantinya.
"Pfftt astaga kau ini manis sekali." Guanlin dengan gemas mengacak surai hitam Seonhoo
"Dasar bodoh! Dan di Mana Hyungseob kenapa dia menghilang." Jihoon mencari ke sekelilingnya dan benar saja Hyungseob sudah hilang dari lapangan.
"Kau ini cerewet sekali, bisa diam sebentar? Aku pusing mendengar suaramu, di sini sedang panas dan mendengar ocehanmu membuatku semakin panas!" ujar Jinyoung jengah, dia menatap kesal pemuda manis yang berhasil memukul wajah tampannya itu.
"Mirror please! Siapa yang banyak biacara sekarang." Jihoon melipat tangannya di depan dada, memar di wajah dan juga di sudut bibirnya tak mengurangi kadar kemanisannya malah membuatnya terlihat sexy sekarang.
"Kalau kau tidak diam aku akan memaksamu untuk tutup mulut." ancam Jinyoung.
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan ha!" tantang Jihoon dagunya dia angkar setinggi mungkin.
"Kau memang benar-benar ingin ku bungkam rupanya."
"Kau terlalu banyak bicara! Buktikan jangan hanya mengo-mpph."
Jihoon membulatkan matanya sempurna saat merasakan benda lunak dan basah menyentuh bibirnya, Daniel dan Seungwoo yang melihat itu hanya menatap datar, Guanlin menutup mata Seonhoo dengan telapak tangannya lalu berbisik.
"Jangan di lihat."
Hyungseob yang baru saja datang dari kantin menjatuhkan kaleng-kaleng minuman yang baru saja dia beli.
Jinyoung melepaskan ciumannya lalu menyeringai.
"Ternyata kau benar-benar ingin ku cium."
Jihoon masih bergeming di tempatnya, dia bahkan tidak sadar jika Jinyoung telah melenggang pergi dari hadapannya. Jantungnya berdegup cepat dan kepalanya blank seketika.
Setelah kesadarannya kembali dia dengan cepat meraba bibirnya. First kissnya baru saja raib oleh seorang yang baru dia kenal tadi pagi!
"BAE JINYOUNG BEDEBAH MATI SAJA KAU SIALAN!!!"
Sedangkan sang pelaku penciuman itu pergi dengan seulas senyum tipis di bibirnya.
'Menarik'
.
.
.
.
.
.
.
.
TBCIni adalah Genre baru yang gue coba wkwkwkwk jarang" gue bikin ff santai biasanya isinya berat tapi ini gak terlalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL
FanfictionTentang sebuah kisah sepasang remaja biasa yang terlibat sebuah kisah yang telah di buat secara apik oleh Tuhan. Bagaimna mereka menjalaninya? 17-06-18 #Rank 1 In Winkdeep 2019/06/01 #Rank 1 In DeepWink 2020/06/03 #Rank 1 in DeepWink 2020/06/27