Tiga

4.2K 615 117
                                    

Sejak insiden 'membungkam' bibir Jihoon, kedua lelaki itu selalu saja terlibat masalah.

Yah Jihoon selalu saja mencari gara-gara dengan Jinyoung, tapi pemuda Bae itu tak sama sekali membalas atau bahkan menghiraukannya, mulai dari yang masih bisa di maklumi, sampai yang membuat Jinyoung ingin mengikat Jihoon lalu memberinya sedikit hukuman agar anak itu berhenti mengganggunya.

Jihoon pernah membuat isi loker Jinyoung penuh dengan cat merah, semua buku, beberapa barang dan surat Cinta dari fans Jinyoung menjadi merah, menghilangkan buku tugas Jinyoung entah bagaimana caranya, menumpahkan sesuatu di bajunya dengan sengaja. Jihoon mengempeskan ban motor milik Jinyoung yang membuatnya harus duduk di kursi di belakang Daniel. Jihoon yang sengaja menabrak bahu Jinyoung keras setiap kali berpapasan dan masih banyak lagi hal-hal kecil yang membuat Jinyoung menghela napas mencoba bersabar, jika dia tidak ingat bahwa Ayahnya sudah mengancamnya dia sudah pasti akan menghajar lelaki manis itu.

Guanlin dan Daniel tertawa melihat nasip motor Jinyoung yang di penuhi cat dan juga pernak pernik meriah berwarna warni, yang paling membuat Jinyoung ingin menenggelamkan pelaku penganiayaan terhadap motornya itu adalah..

"Jinyoung motormu terlihat bagus dengan warna pink ppfftt Hahahahahahaha astaga aku tidak kuat." Daniel memegangi perutnya sesekali bertepuk tangan sambil tertawa lepas.

"Diam kau hyung." desis Jinyoung namun tak di hiraukan oleh Pemilik marga Kang itu.

Guanlin menepuk bahu Jinyoung berusaha menahan tawanya yang akan meledak kapan saja melihat wajah jengkel Jinyoung dan keadaan motornya, "Tapi Daniel Hyung benar, aku jadi ingin mewarnainya juga Hahahahahahaha sungguh."

"Kau ingin pulang kerumah kakekmu di Taiwan Guanlin?" Guanlin masih saja tertawa bersama Daniel. Sungguh dia benar-benar salut dengan Park Jihoon itu, dia benar-benar menguji kesabaran Tuan Muda Bae ini.

"Sebenarnya apa yang dia inginkan? aku sudah cukup bersabar menghadapi tingkahnya." ujar Jinyoung mencoba mengendalikan emosinya.

Daniel berusaha menghentikan tawanya, lalu menepuk bahu Jinyoung, "Hahh ku rasa dia juga harus kita beri pelajaran, agar dia berhenti menganggumu."

"Jangan-jangan dia menyukaimu hyung!" timpal Guanlin.

"Pfftt bisa jadi, Tuan Muda Bae kita ini kan tampan." balas Daniel lalu keduanya kembali tertawa.

"Sialan diam kalian berdua! Kalau memang itu terjadi aku tidak sudi di sukai olehnya." ujar Jinyoung kesal, dia begitu sial jika sampai memiliki kekasih pemuda badung macam Jihoon lagi pula dia straight. Kalaupun dia gay, dia akan mencari sosok manis lugu dan polos, bukan berandalan urakan dan manja seperti Jihoon, rupanya Tuan muda Bae ini lupa jika dia sebelas dua belas dengan Jihoon.

"Aku ada ide bagus." kali ini Daniel menatap Jinyoung serius.

"Ide apa hyung?" tanya Jinyoung sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan dalah satu ide Daniel yang biasanya gila.

"Agar dia tidak menganggumu lagi dan menyesal telah berurusan denganmu." dan sekarang Seringaian tampan terbentuk di bibir Daniel.

Jinyoung menggeleng cepat, "Jangan katakan, aku tau idemu selalu gila Hyung."

"Ayolah ini akan menyenangkan."

.
.
.
.
.
Suara deru mesin kendaraan bermotor terdengar memecah keheningan malam, di temani suara musik yang sengaja di putar dari sebuah mobil yang sudah di modifikasi sedemikian rupa, para anak muda yang memiliki kendaraan pribadi mahal yang mereka modifikasi saling memamerkan kelebihan mobil yang mereka punya.

Jihoon dan ke tiga kawannya tak luput dari acara ini, mereka sudah ada di sana, mobil mereka berjejer rapih menunggu balapan di mulai, banyak mata yang memandang mereka takjub, hei siapa yang bisa tahan oleh pesona para lelaki manis ini? Jawabannya tak ada.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang