Kedua manik itu masih saling menatap tanpa bosan, setelah ciuman yang cukup panjang mereka akhirnya hanya terdiam saling menatap dengan jarak yang teramat dekat.
Jinyoung terlalu terpesona dengan pahatan sempurna di hadapannya, seakan tak ada hari esok untuk menatap wajah itu. Jemari Jinyoung bergerak mengelus pipi lembut yang dulu dia pukul itu, kenyal dan lembut Jinyoung jadi ingin menggigitnya.
Sedangkan Jihoon sedang mencari-cari di mana kesadaran otaknya sekarang, bagiaman bisa dia begitu memuja tatapan tajam nan lembut yang Jinyoung berikan padanya? Bagiaman bisa dia seakan lupa akan masalahnya hanya karena Jinyoung.
Hembusan angin pagi menjelang siang itu membuat rambut Jihoon dan Jinyoung bergerak mengikuti arah angin dengan lembut, dan Jinyoung semakin jatuh dalam pesona seorang Park Jihoon semakin lama dia menatapnya.
"Aku masih memiliki dua permintaan." Jihoon meremang merasakan napas hangat Jinyoung menyapu lembut permukaan bibirnya ketika pemuda Bae itu berbicara dengan suara rendah dan terkesan sexy. Jihoon tak menjawab, dia yakin Jinyoung juga tak butuh jawaban tidak penting dari dirinya.
"Aku akan meminta permintaan keduaku."
Jihoon lagi-lagi mempertanyakan kewarasannya yang entah berada di mana. Bagaimana tidak? Dia hanya menurut saja saat Jinyoung menuntunnya agar duduk di pangkuannya menghadap pemuda Bae itu, dia bahkan menanyakan di mana otaknya berada saat dengan lancangnya tangannya bergerak sendiri agar mengalun di leher jenjang Bae Jinyoung.
Jarak wajah keduanya terlalu tipis, kening keduanya menempel dan hidung mereka saling bersentuhan.
"Apa keinginanmu?" sadar atau tidak Jihoon tidak tau mengapa dia bisa mengeluarkan pertanyaan itu, jantungnya berdebar menyenangkan apalagi melihat wajah Jinyoung yang sangat-sangat dekat membuatnya lupa bahwa dia membenci lelaki tampan di depannya itu.
"Permintaan keduaku, jangan pernah meninggalkanku apapun yang terjadi."
Dan Jihoon bisa merasakan pipinya memanas sekarang.
Rival
Bae Jinyoung
Park Jihoon
Rate akan naik mungkin
Kopas? Gue sumpahin mandul!
HappyReading
Jinyoung memasuki kamar ibunya dengan senyum mengembang di wajahnya, dia menatap ibunya yang sudah duduk bersandar di kepala ranjang dengan sebuah buku di depannya.
"Ibu." merasakan kehadirannya, BoA menoleh kearah Jinyoung lantas tersenyum dengan bibir pucatnya, lalu menutup buku yang di bacanya.
Tak menunggu waktu Jinyoung berjalan cepat nyaris berlari ke arah ibunya lalu memeluk wanita yang paling dia cintai di dunia itu dengan erat.
BoA membalas pelukan Jinyoung lalu tersenyum merasakan bahunya sedikit basah, Putra kesayangannya tengah menangis.
"Ibu bangun, akhirnya ibu bangun." Jinyoung mengeratkan pelukannya saat merasakan tangan ibunya mengelus punggungnya lembut.
"Iya ibu di sini sayang." Jinyoung melepas pelukannya lalu menatap wajah ibunya yang tak sepucat biasanya. Lalu Jinyoung menghapus air matanya sendiri.
"Jinyoungie sudah besar dan semakin tampan sekarang." BoA mengusap rambut Jinyoung lembut, sudah beberapa tahun dia tertidur dan Jinyoung benar-benar berubah menjadi lelaki yang tampan.
![](https://img.wattpad.com/cover/112771363-288-k120273.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL
FanfictionTentang sebuah kisah sepasang remaja biasa yang terlibat sebuah kisah yang telah di buat secara apik oleh Tuhan. Bagaimna mereka menjalaninya? 17-06-18 #Rank 1 In Winkdeep 2019/06/01 #Rank 1 In DeepWink 2020/06/03 #Rank 1 in DeepWink 2020/06/27