Jihoon membenarkan posisi jaket yang dia kenakan, memasuki sebuah mini market lalu mulai mencari hal yang dia butuhkan.
Minggu ini dia tidak ada agenda sama sekali jadi setelah selesai jogging tadi pagi dia memutuskan singgah sebentar membeli minuman isotonik.
Setelah selesai Jihoon membayar minumannya lalu duduk di salah satu kursi yang di sediakan di depan minimarket.
Meminun minumannya hingga tandas dalam sekali teguk dan menghela napas lega, rasanya benar-benar menyejukkan.
Sudah lama sejak terakhir kali dia berolahraga pagi seperti ini karena Jinyoung jarang meningap di rumahnya lagi, sepertinya lelaki itu sedikit sibuk dan Jihoon tak mau ambil pusing dengan itu.
Setelah beberapa menit berlalu, dia memutuskan kembali berjalan untuk pulang, jarak dari taman dan rumahnya tidaklah jauh dan tidak pula dekat, pagi masih cukup sepi, apalagi ini hari libur, jadi wajar saja.
Jihoon memainkan ponselnya sambil berjalan, sesekali tertawa saat melihat postingan bodoh dari teman-teman sosial medianya.
Saking asiknya berjalan sambil memainkan ponsel, Jihoon tak sengaja menabrak seseorang dan hampir saja membuat tubuhnya limbung ke belakang jika saja sosok itu tidak cepat menahan tubuhnya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu.
Jihoon menatap sosok di depannya itu sejenak cukup tampan menurutnya, lalu dengan cepat memperbaiki posisi berdirinya dan membungkuk memintaaf.
"Maaf aku tidak sengaja."
Pria itu tersenyum menggeleng pelan, "tak apa, aku juga tak memerhatikan jalan tadi, lain kali hati-hatilah."
"Ah tentu, kalau begitu saya permisi." Pamit Jihoon lalu segera berlalu, dia merasa sedikit tidak nyaman dengan senyum pria itu.
Selepas kepergian Jihoon, pria itu langsung menyeringai memandang kepergiannya hingga hilang di balik tikungan.
"Park Jihoon."
.
.
.
.
.
.Jihoon masuk ke dalam rumahnya, dan indra penciumannya langsung di sambut aroma yang langsung membuatnya lapar.
Melepas jaketnya asal, menyisahkan baju kaos berwana kuning berlengan pendek di tubuhnya, Jihoon berjalan melewati ruang tamu dan langsung menuju dapur.
Dan di sana sosok Jinyoung tengah memasak menjadi pemandangannya.
Pria itu terlihat tampan dengan rambut berwarna biru gelapnya dengan poni yang di belah tengah, tak lupa celemek hitam memeluk tubuhnya.
Kemeja biru dongker yang dia gunakan di gulung hingga di perbatasan siku, dengan cekatan mengelolah bahan masakan.
Wow
Jihoon tak menyangka, pemandangan ini begitu menarik, sosok Jinyoung sedang memasak? Dan sialnya pria itu bukannya terlihat girly dia malah terlihat sangat tampan.
Jinyoung menyadari eksistensi Jihoon di sana, menoleh sekilas lalu tersenyum tipis.
"Mandi lalu sarapan." Ujarnya dan Jihoon hanya terdiam mendekatinya yang masih sibuk menata bacon di atas piring.
"Ku kira mau sibuk minggu ini." Jinyoung berdehem sebagai jawaban, sebuah tangan melingkari perutnya dari belakang, dia lalu membalik tubuhnya dan membawa dua piring sarapan di tangannya lalu dia letakkan ke atas meja tanpa melepaskan sosok Jihoon yang memeluknya dari belakang dan mengekorinya dengan manja.
Melepas celemek yang dia pakai, lalu berbalik menghadap Jihoon yang masih terus memeluknya membuatnya gemas, "aku akan mengajakmu keluar hari ini, sebagai ganti karena aku sibuk beberapa minggu terakhir ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL
FanfictionTentang sebuah kisah sepasang remaja biasa yang terlibat sebuah kisah yang telah di buat secara apik oleh Tuhan. Bagaimna mereka menjalaninya? 17-06-18 #Rank 1 In Winkdeep 2019/06/01 #Rank 1 In DeepWink 2020/06/03 #Rank 1 in DeepWink 2020/06/27