Np:Play mulmed sambil baca biar yahud 😂😂
Tak peduli beberpa pelayan yang di tabraknya Jinyoung kembali ke garasi lalu menaiki motornya, memasang helmnya dan langsung menyalakan mesin motornya, dengan kecepatan tak main-main meninggalkan rumahnya.
.
.
.
.
.
.Pagi yang terasa dingin, rintik-rintik air hujan masih terlihat turun dengan perlahan, Jihoon mengeratkan jaket ungu tuanya sebelum keluar dari kamarnya. Sejak semalam hujan deras, beruntung dia sudah berada di rumah sebelum hujan turun.
Perasaanya sedikit tidak enak, pasalnya kekasihnya tidak juga menghubungi dirinya sejak semalam, membuatnya harus menunggu hingga tertidur, namun tetap saja tak ada pesan masuk ketika pagi.
Menepis perasaan aneh di hatinya Jihoon memilih duduk di kursi makan dan memulai sarapannya dengan roti panggang yang di olesi selai coklat kesukaannya, sekalian menunggu Jinyoung menjemputnya.
Mulutnya terus bergerak, melakukan proses alami dari sistem pencernaannya, setelah menghabiskan tiga lembar roti bakar dia segera menyeruput susu coklatnya hingga tandas, nampaknya ayahnya juga masih tertidur.
Melirik jam tangannya waktu sudah menunjukan pukul setengah delapan, namun tanda-tanda Jinyoung akan muncul pun juga tidak ada.
Dia dengan cepat merogoh sakunya lalu mencari nomer kontak yang akan dia ganti menjadi speed deal nanti.
Setelah mendapatkan nomer yang di inginkannya, Jihoon segera menghubungi nomer tersebut.
Menunggu dengan sabar hingga suara wanita yang membuat Jihoon mendesah malas, oprator wanita itu mengatakan ponsel milik Jinyoung tidak aktif.
Dan akhirnya dia memutuskan untuk berangkat lebih dulu, Jinyoung tak pernah menjemputnya lewat dari jam delapan, mungkin saja kekasihnya itu terlambat bangun hari ini.
Jihoon keluar dari Mansionnya langsung memasuki mobilnya yang sudah di panasi terlebih dahulu oleh salah satu pelayan yang bertugas merawat mobil-mobil mewah Jihoon, akhirnya dia mengendarai mobil sendiri.
Mobil mewah berwarna biru metalik itu keluar dari kawasan Mansion Park, menembus jalanan kota Seoul yang basah oleh rintik-rintik hujan, orang-orang terlihat berlalu lalang dengan terburu, melindungi kepala mereka dengan sesuatu agar tidak basah namun percuma. Terotoar jalan dan juga emperan toko di penuhi orang-orang yang berteduh dan mengomel akan hujan yang menghambat aktivitas mereka pagi itu.
Kaca jendela Jihoon sedikit berembun, macet pagi ini membuatnya harus menunggu sedikit lebih lama di dalam mobil, mata Bulat berwarna sedikit coklat itu menatap keluar jendela sembari menunggu mobil di depannya jalan.
Merasa bosan dan terlalu sunyi dia kembali meraih ponselnya memasang kabel USB dan menyambungkannya pada Mp3 mobilnya, menyetel lagu yang sekiranya bisa menemaninya beberapa menit kedepan.
Dentingan piano lembut mulai terdengar, begitu cocok dengan langit kelabu di atas sana membuat perasaan Jihoon sedikit terbawa suasana.
Entah kenapa sejak tadi dia memikirkan Jinyoung, ada perasaan aneh ketika memikirkan kekasihnya itu, bukan perasaan senang, melainkan kalut.
Tiiiin
Jihoon sedikit terlonjak kaget, dia melihat ke arah depan dan ternyata mobil di hadapannya sudah berjalan cukup jauh di hadapannya.
Menginjak pedal gasnya perlahan, mobil Jihoon kembali bergerak maju dan jalanan akhirnya lenggang, pemuda manis itu mengendarai mobilnya dengan santai hingga sampai ke tempat tujuannya.
Memarkir mobil mewahnya di tempat biasa, melepas sabuk pengaman dan tak lupa mencabut kunci mobilnya bersiap-siap turun dari mobil, mengambil ancang-ancang untuk berlari karena gerimis yang tak kunjung reda.

KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL
FanfictionTentang sebuah kisah sepasang remaja biasa yang terlibat sebuah kisah yang telah di buat secara apik oleh Tuhan. Bagaimna mereka menjalaninya? 17-06-18 #Rank 1 In Winkdeep 2019/06/01 #Rank 1 In DeepWink 2020/06/03 #Rank 1 in DeepWink 2020/06/27